Bihun instan Bihunku punya potensi besar mengalahkan dominasi mie instan seperti Indomie, Mie Sedaap, dll.
Kalian mungkin sudah nggak asing dengan mie instan seperti Indomie, Mie Sedaap, Mie Sukses’s, dan lain-lain. Tetapi ada satu jenis mie instan yang berbeda dari merek-merek tersebut, yakni Bihunku. Alih-alih mie, mereka menggunakan bihun sebagai produk unggulan.
Tidak sulit untuk mencarinya. Kalian tinggal pergi ke Indomaret atau Alfamart saja. Harganya cukup terjangkau, yaitu di kisaran Rp3.500-Rp4.000, tergantung varian rasanya.
Awal mula berkenalan dengan Bihunku
Saya sudah mencoba berbagai varian mie instan yang beredar di pasaran. Mulai dari Indomie sampai Mie Gaga sudah saya cicipi. Sejujurnya, lidah saya bosan dengan mie yang itu-itu saja.
Hingga suatu ketika saya berbelanja di Indomaret, mata saya melihat Bihunku Soto di rak mie instan. Bungkusnya yang berwarna hijau dan kemasannya yang ringan di tangan membuat saya tertarik. Saya bertanya-tanya dalam hati, mie instan macam apa ini? Tidak pakai lama saya mengambil dan membawanya ke kasir untuk melakukan pembayaran
Dalam pikiran saya, Bihunku cukup berani melawan berbagai merek mie instan yang sudah ada lebih dulu. Namun mereka melawan dengan strategi yang cukup matang dan tak biasa. Jika biasanya mie instan membedakan diri dengan lainnya menggunakan embel-embel mie pedas, mie isi dua, atau mie gelas, Bihunku memilih berbeda secara total.
Bihun instan menjadi produk yang belum disentuh oleh merek mie instan ternama. Di pasaran setahu saya cuma ada bihun biasa tanpa bumbu. Inilah yang menjadi keunikan Bihunku.
Bihunku mampu menggugah selera
Sampai di rumah, saya memasaknya tanpa menggunakan kuah. Soalnya saya lebih suka mie goreng daripada mie kuah. Cara membuatnya cukup mudah. Tinggal masukkan bihun ke dalam air yang sudah mendidih selama dua menit. Selanjutnya campurkan bihun yang sudah matang dengan bumbu yang telah disediakan.
Setelah saya mencicipi Bihunku rasa soto yang saya beli, saya langsung menyukainya. Rasanya enak, bumbunya juga meresap ke dalam bihun secara merata. Karena ini bihun, teksturnya juga lebih lembut ketimbang mie yang biasa digunakan pada mie instan.
Saya kemudian membeli lagi, tapi mencoba memasaknya dengan kuah. Menurut saya sih lebih enak disajikan tanpa kuah. Tapi tentu saja ini tergantung preferensi masing-masing.
Ada berbagai varian rasa menarik dari Bihunku. Kalau saya perhatikan, varian rasa yang beredar di pasaran antara lain rasa soto, goreng, ayam bawang, asam pedas, kari laksa, dan bakso sapi. Untuk rasa goreng dan asam pedas disajikan tanpa menggunakan kuah, selain dua rasa itu semuanya disajikan menggunakan kuah.
Sulit disaingi
Bisa dibilang Bihunku bermain di “blue ocean”. Maksudnya, bermain di pasar yang belum banyak pesaingnya. Saya pribadi belum melihat bihun instan yang menawarkan varian rasa beragam selain Bihunku. Tentu saat ini mereka seperti berada di atas langit.
Saya rasa ini adalah kesempatan bagus bagi Bihunku untuk melakukan marketing secara agresif. Misalnya mulai memakai brand ambassador idol Korea Selatan dan memasang banyak iklan di YouTube. Dengan catatan kalau ada dananya, ya. Tidak harus muluk-muluk seperti itu, yang penting agresif saja.
Soalnya menurut saya edukasi kepada customer mengenai lezatnya bihun instan ini masih perlu digodok lagi. Ini bisa menjadi peluang bila nantinya orang-orang sudah bosan dengan Indomie, Mie Sedaap, dan kawan-kawannya itu, lalu berpaling ke Bihunku. Tinggal Bihunku bisa melihat peluang ini atau tidak.
Mencoba Bihunku bisa menjadi solusi jika ingin mencoba varian mie instan yang berbeda. Jika kalian penasaran dengan produk ini, kalian bisa menemukannya dengan mudah di minimarket seperti Indomaret dan Alfamart. Selamat mencoba!
Penulis: Nafiuddin Fadly
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Alasan Mie Sukses’s Nggak Sukses Merebut Hati dan Lidah Masyarakat Indonesia.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
