Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Biar Nggak Parno Soal Resesi Ekonomi, Kamu Perlu Baca Tulisan Ini

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
13 Agustus 2020
A A
Biar Nggak Parno Soal Resesi Ekonomi, Kamu Perlu Baca Tulisan Ini MOJOK.CO

Biar Nggak Parno Soal Resesi Ekonomi, Kamu Perlu Baca Tulisan Ini MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Resesi ekonomi. Kalau kata dosen saya dulu, ini menandakan bahwa sebuah negara sedang sakit, tapi sakitnya bukan sakit parah, sakitnya hanya meriang, alias demam. Lah berarti gak parah-parah banget dong? Wong cuma meriang.

Ya nggak gitu juga. Namanya penyakit tetap harus disembuhkan. Jika resesi ekonomi dibiarkan berkepanjangan, penyakit yang lebih parah akan muncul, yaitu depresi ekonomi. Nah ini berarti negara kita bukan lagi demam biasa, tapi komplikasi.

Isu resesi ekonomi sendiri, pada kondisi saat ini, menjadi sebuah istilah yang punya makna ganda bila ditinjau dari segi kepentingan. Bagi pengusaha, para investor, dan eksekutif pemerintah. Isu resesi ini dianggap sebagai sebuah tanda bila negara sedang mengalami flu berat, hingga berakibat pada aktivitas ekonomi yang melambat.

Sebaliknya, bagi para oposisi, ini kesempatan untuk memberikan rapor merah untuk kinerja Jokowi. Contoh sederhananya seperti pernyataan Ibas beberapa hari lalu yang membandingkan kondisi ekonomi zaman kepemimpinan ayahnya dengan sekarang. Dan itu sah-sah aja. Kan kita nggak punya hak melarang orang untuk berpendapat, meskipun pendapatnya itu seperti pendapat Fans MU yang suka membanggakan masa-masa kejayaan saat dilatih Sir Alex Ferguson.

Sebenarnya sudah banyak yang menulis soal isu resesi ekonomi. Tulisan tersebut kebanyakan bernada peringatan bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja.

Saya pribadi setuju. Lah gimana, wong manusia kalau lagi demam aja rasa-rasanya dunia di sekelilingnya selalu berputar. Bikin pusing. Tapi begini mylov. Saya sepenuhnya setuju bahwa kita perlu waspada dengan isu resesi ekonomi. Namun penting saya utarakan bahwa, semua pernyataan perihal negara kita ini akan mengalami resesi ekonomi masih sebatas isu dan prediksi.

Loh, kok bisa dianggap isu? Kan sudah banyak tanda-tandanya, bahkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal 2 saja sudah minus, loh. Ini semua pertanda bahwa negara memang nggak becus!

Jadi, perlu kita samakan presepsi dulu dengan mengetahui defisini resesi ekonomi yang umum digunakan di banyak negara. Resesi ekonomi itu artinya sebuah negara di mana pertumbuhan ekonominya minus selama 2 kuartal secara beruntun. Ingat 2 KUARTAL. Resesi ekonomi kalau dipahami secara laporan itu seperti nilai IPK di akhir smester. Jadi meskipun ada 1 mata kuliah yang dapat nilai C, tidak bisa disimpulkan bahwa nanti di akhir smester kita tidak bisa memperoleh predikat cumlaude.

Baca Juga:

10 Istilah Ekonomi yang Sering Muncul dalam Pembahasan Utang Negara

Resesi This, Resesi That, Emangnya Kalian Ngerti?

Sama halnya dengan resesi ekonomi. tentu kita tidak bisa langsung berkesimpulan bahwa negara kita resesi hanya karena pada kuartal kedua negara kita mengalami minus pertumbuhan. Karena perhitungannya harus 2 kuartal berturut-turut.

Nah, status resesi atau tidak suatu negara baru bisa dipastikan pada kuartal ketiga. Maka dari itu, pemerintah saat ini banyak merilis kebijakan yang berorientasi pada stimulus fiskal. Misal seperti aneka bantuan sosial PKH, BLT dana desa, subsidi listrik, bantuan sembako, dana Hibah UMKM, dan lain sebagainya.

Semua kebijakan tersebut dirilis supaya daya beli masyarakat kembali menguat. Sehingga, persentase pertumbuhan ekonomi bergerak ke arah kurva positif. Ingat, kontribusi pertumbuhan ekonomi negara kita 60%-nya disumbang tingkat konsumsi masyarakat.

Tapi, semisal, kalau di akhir September nanti ketika dicek ternyata pertumbuhan Indonesia tetap di kurva minus, yang artinya resmi resesi, sebenarnya kita nggak perlu parno. Apalagi sampai membayangkan akan terjadi kekacauan seperti yang terjadi di India, atau ketika krisis ekonomi 1998, dan berakhir di kondisi depresi ekonomi.

Alasannya karena dari 4 indikator mengukur peningkatan pertumbuhan ekonomi, yaitu konsumsi masyarakat, belanja negara, investasi sektor rill, dan ekspor. Hanya ekspor saja yang rasanya sulit untuk diutak-atik. Wajar, sih, karena semua negara sedang mengurangi persentase impor barang mentah, dan lebih fokus pada impor barang-barang baku kesehatan. Lagian, persentase kontribusi ekspor dalam pertumbuhan ekonomi negara kita tidak mendominasi seperti halnya Singapura dan Korea Selatan.

Sementara itu, untuk 3 indikator lainnya seperti tingkat konsumsi masyarakat, bisa dilihat dari berbagai upaya pemerintah merilis kebijakan stimulus fiskal untuk mendorong daya beli masyarakat utamanya kelas menengah bawah.

Tinggal kelas menengah atas hingga orang kaya saja yang perlu didorong untuk kembali mengeluarkan uang-uangnya yang disimpan. Pengeluaran mereka akan sangat membantu. Itulah alasannya pemberlakukan PSBB di beberapa daerah dicabut. Yo intinya supaya kalian para kelas menengah atas dan horang-horang kaya itu dang belonjo maneh.

Kemudian bila dilihat dari indikator investasi sektor rill, kita bisa merujuk pada persentase rasio keuangan di perbankan nasional yang relatif masih aman. Misalnya persentase LDR (Load Deposit Ratio) yang masih di atas 80%. Artinya, rasio pinjaman atau kredit yang disalurkan oleh bank kepada sektor rill masih aman. Angka kecukupan modal yang dilihat melalui persentase CAR pun masih di atas 20%.

Artinya, bank masih mampu memberikan kredit pada masyarakat yang ingin memperpanjang umur usahanya. Tinggal pemerintah memberikan sedikit garansi kepada bank atas dana yang dikredikan pada masyarakat. Dan optimisme dunia usaha negara kita masih positif, di mana angka kredit macet yang ditunjukan melalui NPL, masih terjaga di angka 3%.

Angka tersebut masih jauh dari batas maksimal NPL yang ditentukan oleh Bank Indonesia yaitu 5%. Ini menandakan bahwa para pengusaha kita masih mampu membayar angsurannya kepada bank, sehingga tidak terjadi kredit macet.

Indikator belanja pemerintah pun bisa kita lihat hingga hari ini, di mana pengeluaran pemerintah sekarang berorietasi pada stimulus daya beli dan juga pada kebutuhan kesehatan dalam negeri. Tinggal pengawasan atas berbagai bansos yang disalurkan serta keakuratan data yang perlu dibenahi sehingga semua bantuan yang diberikan oleh pemerintah bisa tepat sasaran.

Jika kondisi resesi ekonomi memang benar terjadi, dengan semua rilisan kebijakan yang sudah diberlakukan, setidaknya bisa mengurangi minus dari persentase pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga. Sehingga, lebih mendekati kurva positif dan yang lebih penting resesi ekonomi membuat pemerintah mengevaluasi rilisan kebijakan yang sudah dikeluarkan selama 3 bulan terkahir.

Huft, berat betul bahasanya kalau lagi mikir resesi ekonomi dan negara. Yah, semoga negara juga (selalu) mikiran kita rakyat kecil, lemah, dan lesu ini. Amin.

BACA JUGA Betapa Apesnya Nasib Orang Miskin di Negeri Ini dan tulisan Muhamad Iqbal Haqiqi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2020 oleh

Tags: krisis ekonomiresesiresesi ekonomiresesi indonesia
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

Memahami Arti Resesi Pakai Bahasa Tukang Gorengan

Resesi This, Resesi That, Emangnya Kalian Ngerti?

4 November 2022
indonesia di jurang resesi kuartal 3 2020 mojok.co

Maaf, Ada Kabar Buruk: Indonesia Diprediksi Alami Resesi pada Kuartal 3 Ini

26 Juli 2020
Memahami Arti Resesi Pakai Bahasa Tukang Gorengan

Memahami Arti Resesi Pakai Bahasa Tukang Gorengan

11 Oktober 2022
Jadi Latar Twenty Five Twenty One, Seperti Apa Korea Saat Krisis 1997 Terminal Mojok

Jadi Latar Twenty Five Twenty One, Seperti Apa Korea Saat Krisis 1997?

20 Februari 2022

Indonesia Lepas dari Resesi, Emang Bener Gitu, ya?

7 Agustus 2021
3 Hal Sederhana yang Bisa Dilakukan Mahasiswa Kalau Resesi Ekonomi Terjadi terminal mojok.co

3 Hal Sederhana yang Bisa Dilakukan Mahasiswa Kalau Resesi Ekonomi Terjadi

11 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.