Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Musik

Betapa Naifnya Kita yang Semasa Muda Pernah Benci Band SKJ ’94

Christianto Dedy Setyawan oleh Christianto Dedy Setyawan
28 November 2021
A A
Betapa Naifnya Kita yang Semasa Muda Pernah Benci Band SKJ 94 terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Perjalanan hidup manusia dilalui bersama timbunan ingatan yang menyertainya. Ingatan masa kecil dan remaja biasanya masih lumayan awet membekas. Jika topik seputar SKJ ’94 dilempar ke forum publik, setidaknya memori kita akan mengarah ke dua hal. Yang pertama adalah Senam Kesegaran Jasmani 94 yang begitu populer di era Orde Baru. Yang kedua adalah band dari Jogja yang pernah booming di zamannya, SKJ ’94.

Kamu yang pernah melalui masa sekolah atau kuliah di Jogja tahun 2007-2010 tentu pernah mengalami melejitnya lagu “Skutermatik”. Kalau lupa, yang begini nih reff-nya:

Kamu… terlihat paling cantik

Dengan skutermatik yang menawan, dengan gaya klasik zaman sekarang

Saat itu band beranggotakan Rangga, Tama, dan Bagus ini sering manggung di acara konser atau pensi, lagunya sering diputar di radio, dan file MP3-nya banyak dicari anak muda di warnet. Unsur wave dan electro pop yang diusung SKJ ’94 plus deretan tembang yang sporty and easy listening membuat musik mereka begitu digandrungi. Apalagi kalau nonton mereka manggung, penampilan energik para personelnya memicu diri untuk ikut bergoyang.

Pertemuan pertama saya dengan band ini terjadi saat makrab kampus di Bumi Perkemahan Sinolewah, Sleman. Ngetren-nya lagu “Skutermatik” membuat pantia makrab memutar lagu itu setiap pagi khususnya saat sesi senam. Di semester yang sama, saya pernah punya gebetan hasil makrab yang ngefans SKJ ’94. Dari sini alurnya yang membuat saya kenal mereka lebih jauh, dari beli merchandise di basecamp mereka hingga nonton konsernya di Kridosono.

Sayangnya, nggak berselang lama kemudian muncul seruan anti-SKJ yang entah datang dari mana. Istilah akronim SKJ berupa Sampah Kota Jogja begitu viral. Stiker dan kaos F*ck SKJ bermunculan. Helm dan motor menjadi area favorit ditempelnya stiker provokatif itu.

Sebenarnya nggak jelas juga alasan munculnya gerakan anti-SKJ. Infonya simpang siur. Ada yang bilang ini terjadi karena dendam lama, personelnya sombong, hingga opini soal musik mereka yang dinilai nggak bagus. Sempat terdengar suara yang bilang kalau mereka adalah band yang hanya nyetel musik dan skill bermusiknya kurang joss. Ada pula yang bilang kalau suara penyanyinya biasa saja. Aksi benci ini terdengar hingga ke telinga personel SKJ ’94 dan sempat membuat mereka resah.

Baca Juga:

Konten tidak tersedia

Setelah lebih dari sedekade booming-nya anti-SKJ, saya justru tergugah untuk merefleksi sikap anak muda kala itu. Naif, berpikiran sempit, dan kurang dapat mengapresiasi karya orang lain menjadi poinnya. Di tahun 2007-2010 memang belum marak band yang sealiran dengan SKJ ’94. Aliran mereka yang terkesan antimainstream dipandang sebagian orang sebagai hal yang aneh. Anomali yang perlu disingkirkan. Selera dicibir, musikalitas disindir.

Musik memang berkaitan dengan kuping masing-masing orang yang mendengarnya. Jika nggak suka suatu band bukan berarti lantas kita boleh menularkan kebencian itu, mengorganisirnya, dan mencetaknya dalam bentuk stiker. Nggak semua orang yang nggak suka dengan SKJ ’94 itu wajar, tapi kalau sampai mengarah ke mengajak orang membenci dan anarkisme ya jelas itu sudah masuk ke level berbahaya. Praktik menilai band ini bagus dan band itu buruk dari subjektif individu secara berlebihan yang kemudian dikoordinir massa inilah yang rentan menimbulkan konflik dan perpecahan di kalangan penikmat musik.

Sebagai sesama anak muda yang hidup di Jogja, malu rasanya menjadi pihak yang justru membully karya mereka. Dengan cara mereka sendiri, SKJ ’94 berperan dalam mengharumkan nama Yogyakarta. Buktinya kisah perjuangan mereka sampai dibuatkan film berjudul Seleb Kota Jogja. Film yang juga dibintangi Andy /rif, Cinta Laura, Lala Karmela, dan Nindy ini cukup tenar di tahun 2010. Jarang-jarang kan ada band dari Jogja yang kisahnya difilmkan dan tayang di bioskop?

Musik SKJ ’94 memang punya area genrenya sendiri. Jangan samakan semua band harus beraliran A atau B. Jika diperhatikan, lagu SKJ ’94 adalah tipe lagu yang cocok untuk iringan olahraga. Kroscek saja ke tembang “Skutermatik”, “Disko Patah Hati”, “123 Berdansa”, “Lagu Lita”, dan “Main Belakang”. Apresiasi karya seni menjadi sikap yang perlu dibudayakan. Sudah susah payah berkreasi menciptakan lagu sendiri justru dibully seolah karya mereka buruk banget dan nggak ada gunanya. Lha, apa kabarnya dengan band masa kini yang doyannya hanya nge-cover lagu orang lain?

Pepatah lawas berbunyi kalau batas antara cinta dan benci itu tipis. Patut diduga jangan-jangan mereka yang mengaku sebagai anti-SKJ justru diam-diam menikmati “Skutermatik” dan memutar lagunya di earphone saat joging pagi sembari kepalanya manggut-manggut mengikuti alunan musik. Prasangka yang layak dialamatkan pula pada kita yang di zaman tersebut mengklaim anti-Kangen Band namun diam-diam kesengsem lagu “Juminten”.

Gung ning nong ning nong ning gung… Gung ning nong ning nong ning gung…

Sumber Gambar: Unsplash

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 November 2021 oleh

Tags: SKJ '94Skutermatik
Christianto Dedy Setyawan

Christianto Dedy Setyawan

Pencinta literatur yang hobi blusukan sejarah

ArtikelTerkait

Konten tidak tersedia
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.