Benelli Panarea 125: Desainny Mewah sih, tapi…

Benelli Panarea 125: Desainnya Mewah sih, tapi...

Benelli Panarea 125: Desainnya Mewah sih, tapi... (Akun Instagram @benelliindonesia)

Benelli Panarea 125 oke sih, tapi…

Belakangan, Benelli jadi buah bibir bagi para pencinta motor di Indonesia. Benelli Panarea 125 adalah motor dengan perawakan bodi sempurna bak primadona dan terkesan mahal. Padahal harga satu unit Panarea 125 jauh lebih murah dari brand bernama Vespa. Saya rasa, Panarea bisa jadi opsi buat yang pengin beli motor baru beraura Itali kayak Vespa, tapi punya budget di bawah Rp30 jutaan.

Saya baru ngeh ternyata motor ini sudah diperkenalkan 2021 lalu. Motor seciamik ini membuat pandangan saya langsung fokus memperhatikan garis besar desain bodinya. “Keren banget,” kata saya lirih ketika tak sengaja melihat gambarnya di media sosial. Mata saya tertuju dan terus mencari di mana bisa menemukan skutik dengan kapasitas mesin 125cc ini.

Setelah mencari beberapa seruputan kopi, saya menemukan dealer yang sedia motor ini, yang tak disangka sudah ada di kota kecil tempat saya tinggal. Tanpa fafifu, berkunjunglah saya ke rumah seorang teman.

Lah kok nggak jadi lihat di dealer? Karena ternyata teman saya punya, wqwqwq.

Dia bilang bahwa baru beli motor ini setelah berkomentar di story saya yang menampilkan Panarea 125. Tanpa pikir panjang dan tentu saja nggak sabar buat melihat langsung dan merasakan kesan premium oldskul dari desain motor yang lekat dengan nama Italia ini, Benelli. Saya ijin main ke rumahnya untuk pinjem bentar.

“Tak pinjem bentar ya Wi?,” ijin saya pada Dewi yang baik hati itu. Untuk cerita basa-basi pas saya baru nyampe rumahnya disuguhi jamuan d skip saja lah ya. Langsung bahas soal nih motor yang tampang kece banget ini.

“Iya mangga, Mas. Jangan sampai lecet lho ya. Nanti kalau lecet kamu tanggung jawab nikahin aku,” ucap dia sambil mengumbar senyumnya yang manis itu.

Tentu saja saya melting mendengar omongan dan ketika melihatnya tersenyum begitu, manis banget. Kesetian saya terkoyak tak beraturan lagi. Tapi saya mencoba bertahan dan sadar iri. Oke, lanjut fokus ke skutik, fokus…

Setelah melihat langsung motor yang satu ini, kesannya memang Eropa banget. Desainnya fresh, antimainstream. Dilihat dari depan sampai belakang mempunyai proporsi yang cakep banget nggak ada yang tumpang tindih kayak headlamp kebesaran, atau model lampu seinnya aneh. Joknya terasa nyaman saat diduduki, keset pula. Bikin hati tenang saat dibonceng cowok yang suka modus. Bentuk begel unik, tak lazim tapi terasa pas di genggaman dan minim resiko terjengkang saat dibonceng.

Ukuran headlamp masuk sama bodi, nggak kebesaran kayak si Fazzio. Terus, bentuknya mirip dengan headlamp-nya Lambretta si motor skutik yang sama mahal itu, jadi bikin kesannya Panarea 125 motor mahal dan premium. Model lampu sein baik depan maupun belakang juga nggak lebay, bentuknya sipit, tapi tetap fungsional mengikuti lengkungan bodi. Dan bagusnya, semua lampu yang tertanam di motor ini sudah LED.

Oh iya, sangat disayangkan, kunci kontak yang dipake masih konvensional belum keyless seperti skutik-skutik lain di harga yang sama. Dan build quality-nya agak kurang halus sih memang. Bodi plastiknya kelihatan biasa saja.

Yang bikin kaget ketika mau diajak jalan. Pas pertama dihidupkan, masih terdengar suara dinamo starter khas motor matik dulu. Cukup mengganggu telinga, padahal semua motor matik sekarang ini sudah menggunakan starter tanpa suara. Pun, ketika merasakan tarikan awal Panarea 125 nggak memberikan kesan mengagetkan, kayak smooth gitu. Terlalu smooth kali ya.

Tapi pas sudah jalan, posisi duduk masih terasa enak banget meskipun ngelewati kontur jalan yang jelek. Mungkin karena paduan velg lebar dan ban gambot ukuran 110/90 yang berdiameter 12 inci, jadi tiap getaran yang timbul bisa direduksi dengan baik. Model velg yang dipakai kelihatan retro abis pas sama konsep skutik retro jaman dulu. Rem depan yang sudah disc brake cukup smooth saat digunakan, sementara rem belakangnya masih tromol. Masih mumpuni kok, tenang saja.

Kapasitas mesinnya cuman 125 cc SOHC dan masih berpendingin udara, jadi nggak terlalu bikin shock kalau soal top speed, biasa saja. Tapi tetap nyaman untuk jarak dekat kayak ngapelin pacar yang beda kecamatan, ke pasar, atau sekadar pergi ngadem ke minimarket. Soal urusan irit nggaknya, sepertinya semua motor di jaman sekarang sudah irit-irit sih ya, nggak perlu dijadiin pertimbangan berarti kalau pengin suka sama sebuah merek motor.

So, Benelli Panarea 125 memang keren dan kelihatan motor mahal kalau dilihat visualnya, tapi untuk fitur serta build quality rasanya kok biasa saja, malah bisa dibilang kurang bila mau dibandingkan sama pabrikan Jepang. Setelah muter-muter, motor si Dewi saya parkir kembali di halaman rumahnya seperti sediakala. Tentu saja dengan rasa penasaran yang sudah terbayar dan rasanya malah makin jatuh cinta sama Dewi. Eh, maksudnya Panarea 125.

Sumber gambar: Akun Instagram @benelliindonesia

Penulis: Budi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Alasan Vespa Matic Tetap Laris Manis meski Mahalnya Minta Ampun

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version