Ini kelakar tentang Batam yang pernah saya dengar: Batam terbuat dari smartphone black market. Tentu saja guyonan tersebut tak bikin saya marah. Mau gimana lagi, yang menancap di kepala orang tentang daerah free trade zone memang itu.
Banyak orang berpikir bahwa hape di Batam itu murah-murah, seperti iklan (penipuan) yang bertebaran di media sosial. Tapi benarkah begitu kenyataannya? Atau ada hal yang belum kita tahu?
Daripada terjebak asumsi, saya jelaskan sedikit agar kita paham fakta yang sebenarnya.
Daftar Isi
Batam merupakan wilayah free trade zone
Di Indonesia, ada beberapa wilayah spesial yang memiliki privilege di mana wilayah tersebut tidak memberlakukan pajak langsung atau pun pajak tidak langsung. Daerah ini dinamakan free trade zone (FTZ). Dengan demikian, para pedagang dibebaskan dari bea cukai, PPn, PPnBM, dan cukai sehingga harga jual barang tersebut dapat dikatakan relatif lebih murah. Batam menjadi salah satu wilayah yang mendapatkan privilege tersebut.
Salah satu aspek utama dari status FTZ adalah pembebasan dari bea masuk dan pajak impor. Barang-barang, termasuk smartphone yang masuk ke Batam tidak akan dikenakan bea masuk atau pajak impor, dengan ini maka akan mengurangi biaya yang biasanya harus ditanggung oleh pedagang. Hal ini tentunya menghasilkan pengurangan harga yang cukup signifikan pada ponsel yang dijual di Batam. Pembebasan pajak dan bea masuk ini tidak hanya memudahkan bisnis impor, tetapi juga menguntungkan konsumen karena mereka dapat membeli ponsel dengan harga yang lebih terjangkau.
Namun perlu digaris bawahi bahwasannya barang yang tidak terkena pajak tentunya menjadikan barang ini illegal untuk dijual di dalam negeri. Makanya banyak orang jualan hape dari Batam dengan embel-embel black market. Begituuu.
Pabrik perakitan HP
Keberadaan pabrik perakit (assembly plants) ponsel yang banyak di Batam merupakan salah satu faktor yang membuat harga ponsel di daerah ini menjadi lebih terjangkau. Pabrik-pabrik perakit ini memainkan peran penting dalam rantai pasok global ponsel karena mereka merakit komponen-komponen ponsel menjadi produk jadi. Keberadaan pabrik-pabrik perakit di Batam memberikan beberapa keuntungan yang akhirnya mempengaruhi harga ponsel yang cukup signifikan.
Salah satunya adalah PT. Sat Nusapersada Tbk (PTSN) yang merupakan pemasok printed circuit board dan perakitan komponen mekanik, dan produsen komponen elektronik. Bayangkan, beberapa jenis smartphone yang sering kita dengar dan kita gunakan seperti Nokia, Xiaomi, ASUS, dan Huawei ternyata dirakit di Batam. Jadi ya wajar lebih murah.
Cuman ya, nggak semua berlaku kek gitu. Misal kek tulisan Mas Muhammad Sirojul Akbar ini. rumahnya deket pabrik Gudang Garam, tapi harga Surya tetep sama.
Banyak juga yang jual hape refurbished
Penjelasan di atas sebenarnya cukup banget sih untuk memahami kenapa hape di Batam lebih murah. Tapi, kalian pasti masih belum puas. Soalnya, banyak hape yang dijual kebangetan murahnya di sana, dan hal itu nggak mungkin terjadi hanya karena bebas pajak dan pabrik perakit.
Nah, perkenalkan, hape refurbished.
Hape refurbished adalah ponsel yang sudah digunakan oleh pengguna sebelumnya, namun dimodifikasi kembali sehingga terlihat seperti baru. Hal ini pula yang perlu diwaspadai oleh para konsumen. Betul, di Batam banyak hape murah meriah. Tapi, bisa jadi gacha. Ya karena bisa jadi barang yang ente beli itu barang refurbished.
Sejauh ini, kalau mau beli hape, paling aman ya beli di toko resminya langsung. Masih ada kemungkinan gacha, tapi jelas nggak dapet refurbished. Pun dapet garansi. Ya bisa sih kalian beli hape di Batam, tapi, sepadan nggak sama risikonya?
Kalau aku sih, yang pasti-pasti aja.
Penulis: Agung Anugraha Pambudhi
Editor: Rizky Prasetya