Sejengkel-jengkelnya sama Jae-eon, Na-bi, Bit-na, dan kawan-kawan di drama Nevertheless, perlu disadari bahwa terkadang perjalanan dan realita cinta memang membagongkan seperti itu.
Satu hal yang harus penonton syukuri adalah niat baik writer-nim untuk menceritakan perjalanan cinta yang harmless di Nevertheless, nggak ada scene nangis bareng bersama Do-hyeok atau lainnya. Perasaan-perasaan manusia dalam drama ini digambarkan bagai kedelai yang berubah bentuk menjadi (((tempe))) setelah ketemu ragi. Penonton dipaksa menyimak bagaimana mencintai meski rasa cinta tersebut ditolak sekalipun. Setidaknya ada 5 penolakan cinta yang perlu diceritakan ulang:
Penolakan cinta Na-bi oleh Jae-eon
Meski nggak ngomong blak-blakan, Na-bi berkali-kali mengisyaratkan keinginannya untuk pacaran dan Jae-eon berkali-kali pula menjawab bahwa ia nggak ingin terikat dalam komitmen. Na-bi nggak percaya cinta karena trauma di masa lalu terjebak hubungan yang toksik, tapi ia kepingin punya hubungan yang stabil setelah ketemu Jae-eon. Dalam proses bertanya-tanya kenapa menginginkan punya hubungan yang stabil ini Na-bi baru ngeh bahwa ia benar-benar mencintai Jae-eon dan mulai galau. Na-bi yang berusaha sok cool di dekat Jae-eon, malah terlihat kayak lagi sakit tipes, bikin penonton geregetan.
Jae-eon yang nggak berusaha mengubah perspektif hubungan mereka diterjemahkan Na-bi sebagai penolakan. Sekadar punya teman buat kelonan saja nggak cukup buat Na-bi, ia ingin lebih. Tapi, ironi seperti ini realistis. Rasa sakit Na-bi yang menyadari bahwa perasaannya nggak dianggap perlu/layak diperjuangkan oleh Jae-eon ini valid. Dalam rangka mengelola perasaannya, Na-bi memutuskan menjauh. Jadi, Na-bi melipir sampai pulang kampung segala bukan karena sudah berhenti mencintai Jae-eon.
Penolakan cinta Jae-eon oleh Na-bi
Jae-eon adalah pemuja cinta, tapi menolak terikat hubungan. Ia menikmati dipuja, diinginkan, dicintai, tapi menolak diikat atau bertanggung jawab atas perasaan yang muncul akibat perlakuannya pada perempuan-perempuan yang diajak kencan satu malam. Menjadi fakboi adalah cara Jae-eon membunuh waktu luang. Writer-nim berusaha menormalisasi perilaku fakboi ini dengan cara membuat plot sedih tentang Jae-eon untuk menjelaskan bahwa perilaku kupu-kupu yang hinggap di banyak muka tersebut ada alasannya. Tapi, malah wagu lantaran hanya secuil saja scene yang menjelaskan rasa kecewa Jae-eon pada ibunya. Lagi pula, kenapa jadi Na-bi dan perempuan-perempuan lain yang jadi pelampiasan emotional baggage Jae-eon?
Setelah bertemu ibunya itulah Jae-eon menyadari bahwa ia tak hanya jatuh cinta pada cinta, melainkan juga jatuh cinta pada seseorang, yaitu Na-bi. Karena itu Jae-eon ingin tetap bersama Na-bi, sementara Na-bi kadung memutuskan udahan karena merasa nggak kuat lagi. Untuk menghormati keputusan Na-bi, Jae-eon menjauh. Tapi alasan lainnya juga karena Jae-eon nggak sanggup tetap berada di dekat Na-bi. Fakboi kena karma: seseorang yang menolak dimiliki berubah menjadi seseorang yang kepingin memiliki dan dimiliki sekaligus. Mamam~
Tapi, ini mungkin alasannya Jae-eon memesona. Ia menghormati keputusan Na-bi meski membuatnya merana. Bahkan jika dirunut sejak episode 1, tak pernah sekali pun Jae-eon melakukan sesuatu tanpa seizin Na-bi. Ini namanya consent, by the way. Cinta boleh saja, bernafsu pengin bobok bareng pun manusiawi, tapi tetap kamu harus minta izin orang lain karena perasaan dan nafsumu tersebut bukan alasan bumi berputar.
Penolakan cinta Do-hyeok oleh Na-bi
Masmie kentang alias mas-mas punya warung mi yang kentang dan bawa-bawa kentang di bus ini mungkin karakter paling ngenes di episode-episode terakhir Nevertheless. Do-hyeok adalah cinta pertama Na-bi. Keduanya saling mencintai, tapi terjadi kesalahpahaman. Do-hyeok yang considerate dan baik hati adalah teman terbaik yang membuat Na-bi merasa happy dan secure. Sayangnya, perasaan happy dan secure ini saja nggak cukup untuk dilanjutkan menjadi hubungan percintaan lantaran Na-bi juga menginginkan seseorang yang mengenal keburukan dan luka-lukanya. Do-hyeok yang mabuk kepayang membuat sosok Na-bi bagaikan dewi khayangan yang tanpa cacat, dan hal ini membuat Na-bi merasa nggak nyaman.
Masih ingat scene sedih Do-hyeok melihat Jae-eon masuk ke rumah Na-bi? Ini menjadi turning point Do-hyeok untuk berpikir dan bersikap realistis. Bahkan meski tahu Jae-eon fakboi, Do-hyeok menahan diri untuk nggak ikut campur dalam hubungan Na-bi dan Jae-eon dan memutuskan menunggu dengan tenang. Do-hyeok juga nggak marah-marah setelah ditolak karena merasa dirinya adalah laki-laki yang lebih baik dari Jae-eon.
Perasaan cinta memang bukan perlombaan untuk menentukan siapa yang terbaik. Jadi, kalau gagal memenangkan hati seseorang pun nggak perlu merasa menjadi loser di segala urusan.
Penolakan cinta Bit-na oleh Kyu-hyun dan/atau Kyu-hyun oleh Bit-na
Berbeda dengan banyak orang yang jengkel dengan Jae-eon, karakter paling menjengkelkan buat saya di Nevertheless adalah Bit-na. Sikapnya yang seenaknya, nggak peduli perasaan orang lain, suka bergosip, suka ikut campur urusan orang, manja dan kekanakan, dst.,dst. adalah mimpi buruk yang dimimpikan dalam semalam sekaligus. Itulah kenapa saat Kyu-hyun yang baik dan setia diremehkan perasaannya, Bit-na tetap bermain-main dengan laki-laki lain bahkan menolak mengumumkan hubungan mereka, rasanya jengkel banget. Ketimbang Do-hyeok, Kyu-hyun adalah badut yang sebenarnya di Nevertheless.
Menyadari bahwa ia telah menjadi badut membuat Kyu-hyun berusaha melepaskan diri dari Bit-na meski tak mudah. Di satu sisi pengin terus ada di dekat Bit-na, di sisi lain Kyu-hyun ingin melindungi harga diri dan perasaannya. Meski dalam drama dijelaskan Kyu-hyun yang menolak Bit-na, sebenarnya Bit-na lah yang mengabaikan perasaan Kyu-hyun. Di saat Bit-na berjuang mengatasi rasa sakit karena ditolak—yang kemudian disadari sebagai ego oleh Bit-na—Kyu-hyun berjuang mengatasi rasa sakit karena diabaikan perasaan cinta dan kesetiaannya.
Penolakan cinta Se-hun oleh Yoon Sol
Penolakan cinta yang bahkan belum sempat diutarakan secara layak ini terjadi dengan cepat dan tanpa drama, apalagi kebencian. Jatuh cinta pada teman sendiri, satu peergroup pula, biasanya sangat rumit dan melibatkan banyak orang. Tapi, di Nevertheless, keterlibatan banyak orang dalam perjuangan Se-hun merebut hati Yoon Sol ini menjadi lebih sederhana lantaran nggak ada teman mereka yang kepo berlebihan atau ingin ikut campur. Sebagai teman yang membantu perjuangan cinta, bantuannya dibatasi pada berusaha mengetahui apakah Se-hun diterima atau ditolak saja. Nggak ada yang berusaha lobi-lobi Yoon Sol untuk menerima cinta Se-hun karena memahami bahwa perasaan Yoon Sol adalah urusan pribadi dan perlu dihormati.
Entah kenapa kisah perjuangan Se-hun merebut hati Yoon Sol ini lebih kocak ketimbang mengiris hati. Yoon Sol dan Ji-wan bahkan dengan santainya PDA (public display affection) di depan Se-hun, meski Se-hun pernah minta tolong ke Ji-wan untuk membantunya mendekati Yoon Sol. Bahkan, sampai di episode terakhir pun Se-hun tetap mengeluh kesepian seperti biasanya padahal sedang duduk bertiga, tapi tetap bertahan, hahaha.
*****
Ketika Na-bi jatuh cinta pada Jae-eon, Jae-eon masih di area jatuh cinta pada cinta, plus keduanya membawa emotional baggage yang membuat cinta mereka menjadi beban dan tuntutan. Pada akhirnya happy ending. Na-bi mengambil resiko kembali membangun hubungan dengan Jae-eon, sementara Jae-eon mengambil risiko membuka dirinya pada orang lain, yang artinya ia mulai bersiap menerima risiko disakiti (lagi) oleh orang terdekat. Emotional baggage yang mereka miliki dilepas, Na-bi tak lagi insecure ketika Jae-eon didekati perempuan lain, sementara Jae-eon bergandengan tangan dengan santai—tak lagi menahan diri dan perasaan.
Ketika Na-bi mulai menerima kenyataan bahwa ia jatuh cinta, sahabatnya Bit-na juga sampai pada kesadaran yang sama. Bit-na mulai berusaha memikirkan perasaan Kyu-hyun, bahkan berhenti dari hobinya sebagai bandar gosip di kampus. Sementara itu, Kyu-hyun yang selalu jujur dengan perasaannya sambil tetap berusaha menghargai dirinya sendiri membuktikan bahwa mengambil jeda dan jarak sebentar dari rumitnya masalah cinta adalah keputusan terbaik. Hidup harus terus bergerak karena nggak ada gunanya terjebak negativitas akibat merana setelah diabaikan. Time will tell, kira-kira begitu kata Kyu-hyun.
Berbeda dengan pasangan Jae-eon dan Nabi, atau pasangan Kyu-hyun dan Bit-na, penolakan cinta yang dialami oleh Se-hun sepertinya paling “clean and clear”, ya?
Tapi, apa Se-hun terlihat menyedihkan dan kemrungsung? Nggak tuh, Se-hun tetap terlihat santai dan menikmati kebersamaan dengan teman-temannya yang semuanya berpasangan. Cinta sering kali dianggap sebagai perlombaan memenangkan hati gebetan dan para saingan dianggap musuh. Padahal cinta juga tentang mengenal diri sendiri. Seperti Se-hun yang akhirnya menyadari bahwa alasannya berusaha mendekati Yoon Sol karena takut kesepian (saat teman-temannya yang lain punya pacar) dan kebetulan Yoon Sol adalah tipe idamannya. Menemukan alasan-alasan yang logis dari tindakannya ini membuat Se-hun mampu dengan mudah mengelola perasaan.
Dari drama Nevertheless bisa dipelajari bahwa dunia ini tetap berputar meski cinta sudah ditolak. Bahkan penolakan tersebut bisa menjadi jalan untuk berubah seperti yang terjadi pada Jae-eon dan Bit-na. Jalan untuk bertemu dengan orang yang lebih baik seperti yang terjadi pada Na-bi dan Kyu-hyun (bertemu Jae-eon dan Bit-na versi disempurnakan). Atau, menjadi peta untuk pilihan hidup lain yang lebih layak diperjuangkan seperti yang terjadi pada Do-hyeok dan Se-hun.
Bisa jadi kamu membenci sesuatu padahal baik bagimu, atau kamu terlalu menyukai sesuatu padahal buruk bagimu?
BACA JUGA Drakor Nevertheless: Toxic Relationship dan Anggapan Perempuan Cuma Suka Bad Boy dan tulisan Aminah Sri Prabasari lainnya.