Beberapa hari lalu, Kepala Suku Mojok, Puthut Eko Aryanto—Puthut EA maksudnya—membagikan bocoran sistem kerja Mojok. Antara lain beliau memperlihatkan grafik tulisan mana saja yang menjadi trending di Mojok dalam satu pekan terakhir.
Yang menarik, dari 10 tulisan terpopuler yang tercantum dalam grafik, tulisan berjudul “Sidang MK Hari Ini Akhirnya Membuat Jokowi Menangis” oleh Agus Mulyadi memimpin puncak klasemen dengan perbedaan pageviews yang sangat jomplang. Bayangkan, tulisan itu memiliki pageviews dua jutaan lebih, sedangkan sembilan tulisan lainnya berkisar pada angka ratusan ribu dan puluhan ribu.
Ini tentu membuat saya bertanya-tanya: kok bisa? Meluncurlah saya ke tulisan tersebut dengan segera. Tulisan yang ringan dan pendek saja, hanya 435 kata, bisa kau baca dalam waktu kurang dari lima menit sambil ngemil. Tapi, justru di situlah letak keunggulannya.
Setelah membaca tulisan itu, saya pun kepikiran untuk melakukan analisa kecil-kecilan. Kenapa sih tulisan begitu aja bisa menggaet banyak banget pembaca? Kira-kira demikian pertanyaan besarnya.
Jikalau ini skripsi atau jurnal ilmiah, tentulah saya bakal mengutip pendapat-pendapat ahli dan teori macam-macam. Namun, berhubung bukan, maka saya tak mengutip pendapat siapa-siapa selain pendapat saya sendiri dan tak mengambil teori siapa-siapa selain teori saya sendiri. Pokoknya begitulah. Langsung aja nih.
Kiat-Kiat Meraih Jutaan Pembaca dengan Menganalisa Tulisan Agus Mulyadi:
Pertama, bikinlah tulisan tentang Jokowi. Jelas sudah. Pada artikel tersebut Agus Mulyadi—yang sebentar lagi menikah dan moga kelak langgeng jiwa-raga dengan Mbak Kalis—sudah mencantumkan nama Jokowi sejak dari judul. Begitu pula isinya yang kurang lebih tentang pengandaian kalau-kalau ketika ulang tahun Jokowi kena prank dari para ajudannya bahwasanya beliau kalah di sidang MK dan terpaksa kursi presiden menjadi milik Prabowo.
Kiat pertama ini boleh dibilang sangat mujarab. Buktinya, tulisan terpopuler sepanjang masa Mojok yang berjudul “Surat Terbuka kepada Pemilih Jokowi Sedunia” berisi tentang Jokowi. Tulisan paling populer di Mojok ketika lebaran kemarin yang berjudul “Perkara Mudik Lebaran, Jalan Tol, dan Kesombongan Cebong yang Kurang Berkelas” juga ada hubungannya dengan Jokowi.
Kedua, bikinlah judul yang provokatif. Lihat saja judul tulisan Agus “Sidang MK Hari Ini Akhirnya Membuat Jokowi Menangis”. Kurang provokatif apa coba. Ketika sidang MK sudah jelas-jelas menunjukkan pihak Jokowi yang bakal menang, Agus malah membikin judul bombastis yang seolah-olah ingin menggoyahkan keyakinan banyak orang.
Soal penggunaan judul nan provokatif ini memang bukan kiat baru, sih. Banyak sudah situs yang menggunakan kiat ini. Termasuk situs yang itu tuh, yang ada news–news-nya, padahal kebanyakan cuma comot dari tulisan orang tanpa izin.
Ketiga, bikinlah tulisan yang aktual. Tulisan Agus di atas aktual banget. Membahas tentang sidang MK dan ulang tahun Jokowi pada hari ketika keduanya terjadi bersamaan. Dan kiat yang satu ini juga sudah terlampau umum kita ketahui. Jadi, nggak spesial-spesial amatlah. Tapi, saya tetap perlu menyebutnya, karena siapa tahu ada di antara kita yang lupa. Namanya manusia ya, kan. Gampang dilupain lupa.
Ini pulalah alasan kenapa Mojok bisa menembus 100 besar (bahkan peringkat 80-an) Alexa. Ya, karena rata-rata tulisan Mojok aktual. Walaupun bukan situs berita dengan kru berupa wartawan-wartawan yang mesti turun langsung ke lapangan, tulisan-tulisan di Mojok kerap lebih “aktual” ketimbang berita.
Keempat sekaligus terakhir, jadilah Agus Mulyadi.
Kiat nomor satu sampai tiga mungkin bisa kita praktikkan dengan mudah. Atau paling tidak, masih berada di taraf realitislah. Bisa ditiru. Tapi, poin keempat ini yang sulitnya bukan main, kalau bukan mustahil.
Kamu bisa menulis tentang Jokowi, bikin judul yang provokatif, dan menulis tentang sesuatu yang sedang aktual-aktualnya. Semua itu bisa kamu lakukan. Tidak susah-susah amat. Tapi, untuk menjadi seorang Agus Mulyadi, rasanya itu adalah sebuah kemustahilan.
Jadi, kalau kepengen tulisanmu menembus jutaan pageviews, mungkin mulai sekarang kamu bisa berpikir ulang untuk ganti nama dan mencari perempuan bernama Kalis di lingkungan terdekat. Siapa tahu aja ya kan~