Belajar Kesetaraan lewat Karya Hayao Miyazaki

hayao miyazaki ghibli mojok

hayao miyazaki ghibli mojok

Saking gabutnya saya, beberapa hari kemarin saya menonton ulang film Ghibli karya Hayao Miyazaki. Sebenarnya alasan mengapa bisa kembali menonton film-film epik tersebut (yang sedang saya tonton kemarin Spirited Away) karena banyak muncul potongan film-film ini di TikTok saya. Memang benar adanya saya sangat menyukai film animasi ini karena menampilkan animasi yang bisa-bisanya vibesnya bisa itu benar-benar terasa. Pada intinya sangat nyaman di mata dan menyenangkan atas jalur ceritanya.

Setelah beres menonton film Spirited Away tersebut saya kemudian lanjut menonton Howl’s Moving Castle karena memang benar-benar gabut menarik untuk ditonton ulang. Menuju akhir perjalanan film Howl’s Moving Castle saya menjadi tersadar bahwa dua film yang sudah saya tonton tadi pemeran utamanya adalah wanita.

Setelah merenung sesaat dan memikirkan film Ghibli karya Hayao Miyazaki lainnya, saya jadi tersadar bahwa pemeran utamanya perempuan tangguh yang menghadapi berbagai macam hal agar dapat mencapai asanya. Mulai dari Princess of Mononoke hingga My Neighbour Totoro. Hal ini menjadi sebuah pertanyaan, apa sebenarnya maksud dari Hayao Miyazaki ini sebenarnya disengaja atau tidak disengaja. Lalu apa sebenarnya motif di belakang layar dia menciptakan banyak film animasinya ini diperankan oleh tokoh utama perempuan. 

Pemikiran pesimis pada mulanya muncul karena adanya permintaan pasar. Boleh kita ketahui memang pada dasarnya industri film ini banyak sekali memanfaatkan tokoh perempuan cantik untuk bisa meningkatkan penjualan film mereka. Namun, ini masih sebuah asumsi, sebuah prasangka oleh nalar yang pendek. Setelah berselancar di internet beberapa detik, dengan menuliskan sebuah keyword Hayao Miyazaki dan feminisme, kemudian muncul seabrek informasi tentang hal ini. 

Oleh karena kurangnya ilmu dalam feminisme, saya tidak akan membahas hal ini lebih dalam. Selain takut salah kaprah, takutnya kesalahan saya malah dimanfaatkan buzzer untuk menyerang saya. Bukannya diperbaiki, malah diserang kan chuakkks.

Dan setelah berselancar beberapa lama, saya menemukan Hayao Miyazaki berkata seperti ini:.

“Many of my movies have strong female leads, brave, self-sufficient girls that don’t think twice about fighting for what they believe in with all their heart. They’ll need a friend, or a supporter, but never a savior. Any woman is just as capable of being a hero as any man”

Ternyata benar, pemikiran pesimis saya salah total. Mas Miyazaki bukanlah orang-orang yang tidak bertanggung jawab atas apa yang dibuatnya dan hal ini dibuktikan dengan banyaknya penghargaan bagi animasi yang dibuatnya. Pada film-filmnya ia menciptakan karakter utama yang memiliki karakteristik yang kuat, di mana karakter-karakter utama ini adalah sama sebagai manusia, setara secara gender. Ia bisa melakukan apa saja meskipun itu perempuan, ia tidak akan ragu untuk bertarung untuk apa yang ia inginkan.

Hal ini seperti menciptakan ruang yang baru, di mana banyak film-film lainnya yang memaksa karakter utama perempuan untuk bergantung pada karakter laki-laki. Karakter utama dalam film Mas Miyazaki ini dibuat sedemikian rupa agar karakter perempuan ini bisa berkembang untuk menopang dirinya sendiri. Karakterisasi ini tidak dipaksakan dan sangat lembut, membuat orang-orang yang menontonnya merasakan kenyamanan. Tidak dipaksakan dengan penampilan yang sangat menarik, atau kekuatan yang sangat berlebihan, banyak dari karakter ini yang sama rupanya dengan karakter lainnya dengan hanya perbedaan keteguhan atas keinginannya, atas hatinya.

Pada akhirnya, saya bisa menyimpulkan bahwa film-film animasi yang dibuat Mas Miyazaki ini memang benar-benar bertanggung jawab. Ia benar-benar ingin menyampaikan pesan bahwa perempuan pun bisa melakukan apapun atas keinginannya, tanpa ada penyelamatnya, tapi diri mereka sendiri lah yang akan menyelamatkan mereka. Ini seperti mengajarkan pada kita bahwa, diri kitalah yang pertama kali akan menyelamatkan kita sendiri, namun lepas dari itu semua kita akan tetap selalu membutuhkan teman untuk bisa mendukung apa yang kita inginkan. 

Selain itu Mas Miyazaki ini ada di tahapan level yang berbeda, ia bisa merepresentasikan bagaimana kesetaraan gender itu bisa berlangsung, ia menanamkannya dengan sangat baik di film-filmnya. Melalui penciptaan karakter yang alaminya ini membuatnya apa adanya baik secara penampilan dan kekuatan. Mas Miyazaki telah membuat gambaran yang sangat nyaman tentang perempuan dalam wujud animasi. Ia menegaskan bahwa siapapun bisa melakukan apa pun terlepas ia itu laki-laki atau perempuan. Selama ia punya keinginan, ia bisa menjadi pahlawan bagi dirinya sendiri, tidak perlu repot untuk menunggu orang lain. Seperti Chihiro yang selalu berusaha keras menyelamatkan orang tuanya, ia berusaha sebaik mungkin tanpa menggantungkan dirinya pada orang lain.

Sumber gambar: YouTube WhatsUpComedy

BACA JUGA Rebu: Adat Suku Karo untuk Menjaga Hubungan Keluarga dan tulisan Rivaldi Nur Rahman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version