Baru-baru ini, dunia maya sempat diramaikan oleh salah satu pengguna Instagram yang menggugah postingan di instastory, yang mengungkapkan kekesalan, keluhan, juga rasa kecewa terhadap oknum yang seringkali tidak mawas diri ketika ingin menyentuh bayi (terlebih lagi anaknya, yang kita sebut dengan Baby R), sehingga menyebabkan sang anak terjangkit alergi, bahkan dermatitis atopic, sejenis ruam pada pipi, sehingga pipi menjadi merah dan terasa gatal.
Kemudian, orang tua tersebut membagikan cerita juga kronologinya di instastory. Sebagaimana kita semua tahu, saat ini informasi cepat dan mudah didapat, saya yang lebih aktif di twitter pun segera mengetahui informasi ini. Seperti biasa, langsung banyak menuai tanggapan dari sobat yang mengakunya missqueen, baik yang setuju atau tidak.
Singkat cerita, Baby R sedang diajak ke suatu acara, saat itu memang Baby R terlihat lucu dan menggemaskan, sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi pengunjung lain. Seperti pada umumnya, jika seseorang melihat sosok yang menggemaskan, tentu ingin sekali mencubit pipi, mengelus, bahkan mencium. Tanpa mereka sadari, apakah mereka yang gemas ini dalam keadaan bersih? Sudahkah mereka mencuci tangan? Tidak habis merokok atau terpapar kotoran dari luar. Ini yang kemudian menjadi masalah atau concern dari orang tua Baby R. Sampai akhirnya, Baby R sakit, terlihat ruam pada pipi, dan terlihat seperti gatal. Pastinya meninggalkan bekas.
Sebagai orang tua yang bisa dikatan baru (karena anak saya saat ini baru berusia sekitar dua tahun), saya memahami kegelisahan tersebut. Hakikatnya, semua orang tua di mana pun ingin melindungi anaknya. Apalagi jika anaknya sedang tidak berdaya karena sakit. Hewan pun memiliki insting yang serupa, induk ayam, misalnya. Sudah kah kalian mencoba mengganggu anak ayam atau mencoba menyakitinya? Jika kita berniat seperti itu, bukan hanya rezeki, induk ayam tidak akan segan mematok anggota badan kita.
Saya pikir, itu adalah bagian dari insting hewan yang bersifat alami dan spontan dalam melindungi keturunan mereka. Apalagi kita sebagai manusia yang diberi karunia akal juga rasa. Itu kenapa, respon dari orang tua Baby R, menurut saya, bisa dimaklumi. Semua orang tua, tentu ingin anaknya sehat dan tumbuh kembang sebagaimana mestinya.
Saya tidak habis pikir dengan netizen yang justru membandingkan anaknya dengan Baby R. Ada orang lain yang berpendapat, dulu anaknya dapat perlakuan yang sama, tetapi kondisinya sehat dan baik-baik saja. Perlu saya tegaskan bahwa, anak itu pemberian dan titipan dari Tuhan, bukan untuk dibanding-bandingkan, dengan segala kelebihan dan keistimewaan yang dianugerahkan.
Sebelum mencuatnya berita perihal Baby R, saya selalu berusaha untuk menjaga kebersihan diri. Minimal dengan mencuci tangan jika ingin bermain atau menyentuh anak. Sepulang kerja, karena sudah terkena asap, polusi, yang juga berpadu dengan keringat, setibanya di rumah saya akan segera mandi, agar anak tidak terjangkit kuman, bakteri, bahkan virus yang pastinya tanpa saya ketahui terbawa dari luar dan menempel pada atribut yang saya kenakan.
Jujur, saya dan istri memiliki kebiasaan yang sama dengan orang tua Baby R, jika ada orang lain yang menyentuh anak saya, pasti bagian yang disentuh akan segera dibersihkan dengan tisu basah. Bukan karena clean freak seperti yang digembar-gemborkan orang, lebih kepada berusaha menjaga agar anak tetap sehat. Memang, tiap anak memiliki imun sendiri yang akan mencegah segala penyakit, tapi, namanya dalam masa pembentukan, tentu masih rentan. Belum sempurna.
Belajar dari cerita yang sudah mencuat, baik dan bijaknya, jika kita, siapa pun, gemas terhadap bayi yang sedang ada dihadapan mata, baiknya minimal bersihkan diri terlebih dahulu, mencuci tangan tidaklah rumit. Sebab, jika anak orang lain sudah sakit, akan kah kita memberikan pertolongan secara langsung? Apakah bisa merasakan bagaimana perasaan orang tua yang sedih melihat anaknya sakit? Belum lagi, biaya yang dikeluarkan tentu tidak akan sedikit.
Kasus itu menjadi pembelajaran bagi siapa pun, termasuk pengingat bagi diri saya sendiri, sebagai orang tua “pemula” agar selalu menjaga kebersihan jasmani. Sebab, sejatinya anak adalah buah hati, bagian dari orang tua dan tidak dapat dipisahkan, yang terkoneksi antara pikiran juga perasaannya.