Kalian sadar nggak, dengan kalian rajin berolahraga, kalian sudah melakukan bela negara?
Sebenarnya kampanye ini sudah sangat sering sekali digaungkan oleh Mas Ade Rai terkait rajin olahraga berarti kalian sudah berguna untuk negara. Mas Ade Rai sudah sering kali menggaungkan kampanye tersebut melalui channel YouTubenya. Bela negara tidak hanya sebatas mengangkat senjata, menjadi PNS atau yang lainnya. Cukup kalian rajin olahraga minimal tiga kali dalam seminggu secara rutin dan membuat tubuh kalian sehat itu sudah sangat berarti untuk negara.
Mau bukti? Dilansir dari detik.com, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dikeluarkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan 2018 mempertegas bahwa penyakit tidak menular (PTM) makin meningkat sejak 5 tahun terakhir. Besarnya biaya yang dikeluarkan pemerintah melalui BPJS Kesehatan untuk membiayai perawatan dan pengobatan pasien dengan PTM menjadi beban bagi perekonomian negara.
Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan, perkiraan defisit BPJS Kesehatan pada 2018 mencapai Rp 10.98 triliun. Angka ini diperoleh setelah dilakukan audit oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangun (BPKP). Menteri Kesehatan Nila Moeloek juga mengatakan, besarnya biaya yang terus dikeluarkan BPJS 35 persen pengeluarannya digunakan untuk mengatasi penyakit tidak menular. Seperti penyakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes, gagal ginjal, kencing manis, dan sebagainya.
Sebenarnya penyakit yang tadi disebutkan bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup yang sehat. Sehingga dana tersebut seharusnya bisa digunakan kepada orang-orang yang memang membutuhkan seperti mengalami penyakit kronis.
Faktanya, rakyat Indonesia memang malas olahraga, padahal itu bela negara paling sederhana
Mirisnya melihat realitas berdasarkan hasil Laporan Nasional Sport Development Index (SDI) 2021 yang dilakukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Survei dilakukan pada Juli-Oktober 2021 dengan responden masyarakat di 34 provinsi di Indoensia. Mengungkapkan jika tingkat kebugaran masyarakat Indonesia tergolong sangat yang rendah. Dari total jumlah penduduk, masyarakat yang masuk kategori tidak bugar mencapai 76 persen. Dari angka tersebut, mereka yang masuk kategori sangat tidak bugar mencapai 53,63 persen. Hanya 5,86 persen masyarakat yang dikategorikan memiliki kondisi yang sangat bugar atau prima.
Merujuk hasil survei tadi, masyarakat Tanah Air yang dinilai aktif berolahraga hanya 32,83 persen. Artinya, dari 100 orang hanya 33 orang yang berpartisipasi aktif dalam berolahraga. Budaya masyarakat Indonesia yang malas berolahraga ini sebenarnya menjadi peringatan bagi kita semua. Mungkin dampaknya tidak akan terasa dalam waktu dekat. Tapi lihat saja di kemudian hari, baru terasa dampaknya bagi kesehatan kita.
Rendahnya partisipasi olahraga berkorelasi dengan tingginya penderita penyakit nonmenular. Indonesia saat ini masuk enam besar negara dengan penyakit tidak menular. Bahkan, menurut WHO menyebut 71 persen kematian di Indonesia adalah akibat dari penyakit nonmenular. Seperti penyakit jantung, stroke, ginjal, hipertensi, pernapasan akut, dan diabetes.
Jangankan olahraga, jalan kaki aja mlz
Jangankan disuruh rajin berolahraga tiga kali seminggu. Hanya untuk berjalan kaki saja masyarakat Indonesia ternyata termasuk negara paling malas di dunia. Dilansir dari kumparan.com, studi yang dilakukan para peneliti di Stanford University yang mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara paling malas berjalan kaki di seluruh dunia. Studi tersebut menyebut bahwa rata-rata orang Indonesia berjalan kaki hanya 3.513 langkah per hari. Ternyata hipotesis saya telah didukung oleh data yang kredibel.
Selanjutnya ada penelitian lain yaitu Studi yang diterbitkan di jurnal Nature. Jurnal tersebut mengatakan semakin besar kesenjangan masyarakatnya untuk bergerak di negara tersebut, semakin besar pula taraf obesitas penduduk. Ternyata dari hal yang sepele, hanya dari berjalan, dampaknya bisa begitu besar bagi kesehatan tubuh kita.
Jadi hanya dengan menjaga kesehatan, kita bisa membela negara dengan mengurangi beban biaya yang perlu dibayar negara. Sehingga negara bisa fokus mengurus hal lain yang lebih penting.
Penulis: Diaz Robigo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Bela Negara, Guyonan Basi Bersemi Kembali