Gaya hidup mewah, tapi bayar UKT ogah. Itu nggak mampu atau serakah?
Sering dijumpai di realitas, banyak mahasiswa KIP yang gaya hidupnya hedon layaknya orang mampu. Bahkan, beberapa kasus di universitas ternama pernah ditemui yang punya mobil, tiap hari ke mall, dan sering nonton konser. Gaya hidup yang sangat mencerminkan mahasiswa kurang mampu, ya, wkwk.
Kalau disenggol, bilangnya hasil tabungan. Lah kalau nabung bisa buat beli ini itu, masa buat bayar UKT nggak bisa?
Mirisnya, pada saat pengumuman penerimaan beasiswa KIP dulu, saya menemui banyak calon mahasiswa yang mengundurkan diri karena tak mampu bila dibebani biaya kuliah yang begitu besar. Tapi mereka yang diterima beasiswa sekarang ini justru bisa hidup tenang dengan makan uang negara.
“Lah itu kan uang dia, ya hak dia dong. Toh nggak mengurangi uangmu”
Bukan masalah ngabisin uangku atau nggak, tapi dengan memanipulasi data dan mengaku tidak mampu padahal sebenarnya mampu, sama saja dengan mengambil hak orang lain yang lebih perlu. Meski termasuk penerima beasiswa KIP, saya terkadang merasa kasihan dengan beberapa teman saya yang tiap semester bayar UKT tapi sambil kerja part time demi bisa berkuliah tanpa membebani orang tuanya.
Perlu ditegaskan, bahwa di sini saya nggak mengkritik seluruh mahasiswa KIP. Saya menyoroti para penerima KIP yang ngakunya nggak mampu, tapi sebenarnya mampu.
Di samping itu semua, masih ada kok mahasiswa KIP yang jujur dalam mendapatkan beasiswa ini. Mereka yang benar-benar membutuhkan bahkan sampai disambi kerja part time supaya bisa jajan dan memenuhi kebutuhan akademik yang tidak bisa diakomodasi penuh oleh bantuan biaya hidup KIP.
Buat kalian pemanipulasi data, minimal malu. Kalau ngaku miskin, sekalian totalitas!
Penulis: Aji Permadi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 6 Kesalahan Fresh Graduate yang Kerap Dilakukan karena Tidak Diajarkan Waktu Kuliah