Banyuwangi dan Jember Terlalu Sering Disepelekan Jawa Timur

Banyuwangi dan Jember Terlalu Sering Disepelekan Jawa Timur (Pexels)

Banyuwangi dan Jember Terlalu Sering Disepelekan Jawa Timur (Pexels)

Kalau bicara tentang kota di Jawa Timur, kebanyakan orang langsung teringat Surabaya atau Malang. Tapi, pernahkah kita benar-benar memperhatikan Banyuwangi dan Jember? Dua kota yang bertetangga ini sering disepelekan, padahal keduanya punya daya tarik tersendiri.

Banyuwangi kini semakin bersinar

Banyuwangi adalah “Sunrise of Java”. Secara geografis, Banyuwangi memang punya keuntungan besar. Letaknya berada di jalur strategis antara Jawa dan Bali, menjadikannya daerah yang berkembang pesat.

Dulu Banyuwangi sering dianggap sekadar kota persinggahan. Orang-orang yang bepergian ke Bali lewat jalur darat sering melewati Banyuwangi tanpa benar-benar menyadari bahwa daerah ini menyimpan begitu banyak keindahan. 

Salah satu daya tarik Banyuwangi adalah Kawah Ijen, tempat fenomena api biru (blue fire) yang langka terjadi. Selain itu, ada Pantai Pulau Merah, yang terkenal dengan pasirnya yang cokelat kemerahan. Lalu ada Taman Nasional Baluran yang sering disebut sebagai “Afrika-nya Jawa”. Ada juga Pantai Plengkung (G-Land), surganya peselancar dunia.

Banyuwangi juga punya kekayaan budaya yang kuat. Tradisi Seblang dan Gandrung adalah warisan budaya yang masih lestari. Ada juga festival tahunan bertajuk Banyuwangi Festival.

Jember, kota tembakau dan fashion

Jember dikenal sebagai kota tembakau. Sejak dulu, kota ini menjadi salah satu daerah penghasil tembakau terbesar di Indonesia. Mereka juga mengekspor cerutu kelas dunia. Ini menjadikan Jember memiliki sejarah panjang dalam industri perkebunan.

Nama Jember melambung di nasional dan internasional berkat Jember Fashion Carnival (JFC). JFC sudah diakui sebagai salah satu event fashion terbesar di dunia. Tidak heran jika JFC sering dibandingkan dengan karnaval besar Rio de Janeiro di Brazil.

Selain tembakau dan fashion, Jember juga punya banyak destinasi wisata. Pantai Papuma, dengan pasir putihnya adalah salah satu tempat favorit. Lalu ada Air Terjun Tancak, yang tersembunyi di tengah hutan dan menawarkan pemandangan yang masih alami.

Kuliner? Ada suwar-suwir, camilan dari tape singkong yang dikeringkan, adalah oleh-oleh khas. Ada juga prol tape, kue yang berbahan dasar tape dan memiliki rasa manis.

Mana yang lebih unggul?

Kalau membandingkan keduanya, Banyuwangi dan Jember memang punya keunggulan masing-masing. Dari segi wisata, Banyuwangi lebih unggul karena memiliki destinasi yang sudah terkenal hingga mancanegara. Kawah Ijen, Taman Nasional Baluran, dan G-Land adalah ikon wisata yang tak tertandingi.

Tapi dari segi industri dan budaya, Jember tidak bisa diremehkan. Jember Fashion Carnaval telah membawa nama Jember ke tingkat dunia, dan industri tembakaunya tetap menjadi tulang punggung ekonomi daerah ini.

Lalu, mana yang lebih unggul? Jawabannya tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Jika kamu suka alam dan petualangan, Banyuwangi adalah pilihan yang tepat. Tapi jika kamu tertarik dengan budaya, industri kreatif, dan fashion, Jember bisa menjadi kota yang lebih menarik.

Sudah seharusnya mendapat perhatian lebih

Banyuwangi dan Jember adalah contoh 2 kota yang berdekatan bisa memiliki karakter berbeda. Keduanya sering disepelekan dan hanya dianggap sebagai daerah perlintasan, padahal memiliki potensi besar.

Jadi, jika suatu hari nanti kamu ingin menjelajahi Jawa Timur, jangan hanya terpaku pada Surabaya atau Malang. Cobalah mampir ke Banyuwangi dan Jember, dan temukan sendiri pesona yang selama ini mungkin terlewatkan.

Penulis: Ayu Lestari Sipayung

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Jember, Kabupaten Paling Istimewa di Jawa Timur

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version