Bank Jago, Bank Digital yang Nggak Sesuai Ekspektasi Saya

Bank Jago, Bank Digital yang Nggak Sesuai Ekspektasi Saya Mojok.co

Bank Jago, Bank Digital yang Nggak Sesuai Ekspektasi Saya (unsplash.com)

Bank Jago sebenarnya sudah memenuhi bare minimum bank digital. Hanya saja saya berekspektasi lebih.  

Punya banyak rekening bank bukan hal yang baru sekarang ini. Kebanyakan orang memerlukan dua atau lebih rekening untuk keperluan tertentu. Misal, satu rekening untuk tabungan, sementara rekening lain untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka yang menganut cara seperti ini biasanya membedakan rekening satu dan rekening yang lain dengan menjadi lebih dari satu nasabah bank. 

Orang-orang yang menggunakan cara di atas dipermudah dengan kehadiran bank digital. Menjadi nasabah dan membuat rekening baru di bank digital begitu praktis. Seseorang tidak perlu datang secara fisik ke bank, cukup melalui pendaftaran dan verifikasi online seseorang bisa menjadi nasabah suatu bank digital. Beberapa bank digital yang kini sedang naik daun ada LINE Bank, SeaBank, dan pastinya Bank Jago.

Saya adalah salah satu orang yang memisahkan rekening bank berdasar tujuan dan penggunaannya. Salah satu rekening saya adalah di Bank Jago, saya gunakan bank itu untuk menyimpan dana-dana cadangan. Pada saat itu, kakak yang menyarankan saya memiliki rekening ini. Katanya, aplikasi Bank Jago punya fitur “kantong” yang memungkinkan penggunanya memisahkan dananya ke “kantong-kantong” sesuai kebutuhan dan tujuan. 

Tidak dimungkiri, fitur “kantong-kantong” itulah yang membulatkan tekad saya membuat rekening di Bank Jago. Namun, setelah beberapa saat saya menggunakannya, ada beberapa kelemahan yang saya temui. 

#1 Tampilan aplikasi Bank Jago memang menarik, sayangnya kurang responsif

Penampilan aplikasi Bank Jago sebenarnya sangat menarik. Warna dan keterangannya jelas. Saya sebagai pengguna sebenarnya nyaman-nyaman saja dari sisi tampilan. Hanya saja, di balik tampilan yang menarik itu, aplikasi Bank Jago saya tetap punya beberapa catatan. 

Pertama, soal penempatan fitur. Saya merasa aplikasi ini kurang efektif karena penempatan fitur-fiturnya nggak tepat. Misal, ketika membuka aplikasi ini pertama kali, halaman pertamanya langsung memunculkan promosi. Buang-buang waktu banget, tujuan utama membuka aplikasi untuk transaksi  harus terhambat oleh promosi-promosi ini. 

Nggak hanya itu, aplikasi ini juga kurang responsif. Seperti yang saya bilang sebelumnya, Bank Jago punya fitur pocket atau kantong yang bisa ditambah sesuai kebutuhan. Masalahnya, untuk menggeser-geser posisi kantong dalam aplikasi bank tersebut sulitnya minta ampun. Saya sampai mencobanya selama 3 hari lho.

Baca halaman selanjutnya: QRIS tidak bisa diandalkan…

#2 QRIS tidak bisa diandalkan

QRIS yang kurang bisa diandalkan ini sebelumnya pernah dibahas di Terminal dengan judul Bank Jago: Bank Digital Terbaik dengan 3 Kekurangan. Berkat artikel dari Mas Mohammad Faiz, saya jadi tahu bahwa Bank Jago ternyata dulunya belum dilengkapi fitur QRIS. Beruntung, sekarang bank digital ini sudah memilikinya walau belum punya fitur cetak kode seperti BCA dan Mandiri. 

Bagi saya, setidaknya Bank Jago sudah berhasil mencapai bare minimum sebagai bank yang baik lah ya. Meski begitu, saya masih sepakat sama Mas Faiz kalau Bank Jago ini punya kekurangan yang cukup merepotkan. Pasalnya, QRIS-nya ternyata langganan error. Saya mengalami 2 kejadian soal ini. Yang pertama, kira-kira satu minggu yang lalu kakak saya bolak-balik mengalami error ketika bayar makanan. Tulisannya sending money terus tapi pihak yang menerima belum memperoleh dananya. 

Ternyata bukan saya sendiri yang mengalaminya, kata kakak saya, Bank Jago memang beberapa kali seperti ini. Saya juga pernah hendak bayar tiket di XXI menggunakan QRIS Bank Jago. Resepsionisnya langsung menolak karena katanya sering error. 

#3 Fitur bayar tagihan kurang lengkap

Bank Jago ini statusnya adalah bank digital, tapi fitur-fitunya masih kurang lengkap. Padahal sebagai produk yang menyandang embel-embel “digital” fitur merupakan hal yang esensial. Salah satu yang membuat saya dongkol adalah fitur bayar tagihan yang pilihannya minim. Bahkan, kalau boleh saya membandingkan, fitur bayar tagihan di GoPay jauh lebih mending daripada bank digital satu ini.  

Memang di dunia ini tidak ada produk yang sempurna. Namun, untuk bank digital sekelas Bank Jago, saya rasa kekurangan-kekurangan di atas cukup mengganggu nasabah atau pengguna aplikasi. itu mengapa saya benar-benar berharap aplikasinya ditingkatkan. Sangat sayang kalau konsep “kantong-kantong” yang unik itu harus kalah dengan layanan aplikasi lain yang nggak maksimal. 

Penulis: Bella Yuninda Putri
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Baru Beberapa Bulan Menjadi Nasabah Bank BNI, Saya Sudah Merasakan 3 Penderitaan, dari PIN Eror sampai Teror Customer Service yang Mengaku dari BNI Cabang Jogja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version