Membahas wisata alam di Jawa Tengah kurang afdal kalau nggak menyebut Kabupaten Banjarnegara. Kabupaten ini memiliki berbagai spot wisata alam yang indah, salah satu yang terkenal adalah Dieng. Bahkan, destinasi wisata Dieng sudah termasyhur hingga luar negeri.
Nggak heran, sektor pariwisata menjadi salah satu tulang punggung kabupaten kyang berbatasan dengan Wonosobo ini. Sayangnya, sektor pariwisata tampak digarap kurang maksimal oleh pemerintah setempat. Sangat disayangkan sebenarnya.
Daftar Isi
Banjarnegara perlu moda transportasi yang terintegrasi
Transportasi jelas menjadi salah satu fasilitas yang penting, apalagi di daerah wisata. Transportasi bisa menjadi faktor yang begitu berpengaruh terhadap minat wisatawan. Begitu juga dengan Banjarnegara. Andai saja Banjarnegara memiliki transportasi yang terintegrasi seperti Trans Jateng, pasti jumlah pengunjung bisa lebih maksimal.
Saat ini, wisatawan yang ingin berkunjung ke Banjarnegara lebih banyak menggunakan motor dan mobil pribadi. Itu mengapa, saat libur panjang tiba, kawasan ini selalu macet oleh kendaraan pribadi yang hendak berwisata. Benar-benar macet yang menguji kesabaran.
Sebenarnya bukan salah wisatawan juga membawa kendaraan pribadi ke sana. Mengingat, moda transportasi ke Banjarnegara belum terintegrasi. Itu mengapa, sebelum semuanya terlambat, ada baiknya pengadaan transportasi publik yang terintegrasi menjadi program kerja prioritas.
Baca halaman selanjutnya: Stasiun kereta …
Stasiun kereta akan memudahkan wisatawan
Selain tidak mempunyai Trans Jateng, kabupaten yang terkenal sebagai penghasil salak ini juga tidak memiliki stasiun kota. Bagi para pelancong yang hendak berkunjung ke Banjarnegara dan tidak membawa kendaraan pribadi, bisa naik kereta lalu disambung menggunakan bus umum. Mereka bisa berhenti di Stasiun Purwokerto atau Stasiun Gombong.
Setelah turun di dua stasiun tersebut, pelancong harus melanjutkan perjalanan menggunakan transportasi umum. Asal tahu saja, jarak dari masing-masing stasiun ke kawasan wisata Dieng butuh waktu kurang lebih 2 jam setengah. Itu pun jika tidak macet. Kalau tanggal merah dan cuti bersama, mungkin waktu tempuh bisa mencapai 3-4 jam. Sebelum sampai kawasan wisata, kalian sudah capek dahulu di perjalanan. Niatnya mau liburan, eh malah stres di jalan.
Perguruan tinggi akan berpengaruh ke sektor pariwisata
Mungkin beberapa dari kalian berpikir perguruan tinggi nggak ada hubungannya dengan pariwisata Banjarnegara. Itu salah besar, keberadaan perguruan tinggi nyatanya sangat berpengaruh. Pendidikan bisa menjadi efek domino pada pertumbuhan wisata. Kenapa?
Begini, Lur. Jika sebuah wilayah memiliki lembaga pendidikan tinggi, otomatis jumlah pendatang akan berhamburan. Jumlah kaum pendatang yang didominasi para pelajar tersebut bisa menjadi target wisatawan. Sudah banyak daerah di Indonesia yang mengalami lonjakan pengunjung karena memiliki perguruan tinggi. Sebut saja Purwokerto, kehadiran berbagai kampus negeri meningkatkan jumlah pelancong di kawasan wisata Baturaden.
Di samping jumlah kunjungan, perguruan tinggi memungkinkan Banjarnegara punya sumber daya manusia yang berkualitas. Apalagi kalau perguruan tinggi membuka jurusan-jurusan terkait pariwisata, bukan tidak mungkin Banjarnegara punya SDM berkualitas di bidang pariwisata. Efeknya, sektor pariwisata semakin berkembang dengan kehadiran manusia-manusia ini.
Sebenarnya, tidak adanya perguruan tinggi bisa disiasati dengan melakukan kerja sama dengan pihak kampus negeri untuk membuka cabang di Banjarnegara. Jadi, pihak pemkab Banjarnegara nggak perlu repot-repot untuk membangun PTN dari nol. Hal ini sudah diterapkan di Purbalingga. Di mana kota itu kerja sama dengan pihak Unsoed dan UIN Saizu untuk membuka cabang di Purbalingga. Jika pemkab Banjarnegara melihat ini menjadi sebuah peluang, bisa saja mereka menghibahkan tanah untuk pembangunan Unsoed atau UIN Saizu kampus 3. Ini kalo mereka jeli, loh ya!
Berbagai peningkatan fasilitas transportasi dan pendidikan di Banjarnegara memang diperlukan. Apalagi untuk menyokong sektor pariwisata kabupaten berjuluk gilar-gilar ini. Syukur-syukur upaya ini bisa meningkatkan kesejahteraan warga setempat.
Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Pekalongan yang Semakin Berkembang Bikin Iri Warga Pemalang
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.