Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Bandos: Makanan Jalanan yang Tak Lekang oleh Zaman

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
8 April 2020
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Bicara soal kuliner jajanan, bisa dibilang Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara yang punya kelestarian dan budaya jajanan yang kental. Selain unik dan enak, jananan yang dihasilkan memiliki nilai filosofis tersendiri. Biasanya, jajanan yang dihasilkan disesuaikan dengan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat. Saya jadi membayangkan, begitu mahirnya leluhur kita zaman dahulu dalam menghasilkan jajanan yang lezat.

Banyak sekali jajanan jadul warisan para leluhur yang masih eksis hingga saat ini. Meskipun kebanyakan dari mereka mengalami sedikit modifikasi dan modernisasi biar terlihat lebih elegan. Misalkan kue cubit, serabi, kue curabika, pukis yang semuanya diberi inovasi kadang berupa varian topping ataupun aneka rasa.

Ada satu jajanan yang menurut saya masih tetap otentik dan jarang sekali dimodifikasi hingga saat ini. Mulai dari bahan bakunya, tampilannya, hingga model penjualnya pun tetap lestari dengan cara yang serupa. Jajanan tersebut adalah bandos, atau di daerah lain kadang disebut gandos atau rangin.

Jajanan yang bentuknya mirip pukis namun berbeda bahan bakunya. Bandos sendiri berbahan dasar tepung beras, santan, parutan kelapa, serta hanya ditambahi garam sebagai perasa. Sungguh Kombinasi yang sangat sederhana.

Penjual yang menjajakannya pun menjualnya dengan cara yang sederhana pula. Kadang hanya bersepeda ontel dengan gerobak kecil di belakangnya. Atau dengan cara gerobak pikul yang diletakkan di pundaknya menggunakan sebilah bambu.

Secara eksistensi, jajanan ini masih bisa dijumpai di sudut-sudut Kota Semarang. Di kawasan kampus saya misalnya,  masih ada pedagang bandos yang ngetem di antara sudut-sudut gang. Mereka menjajakannya dengan sabar, sambil mengipas-ngipas adonannya agar bau wanginya membuat orang sekitar tertarik untuk membeli.

Jajanan ini bisa dibilang sangat minimalis dan tidak mewah seperti rekan-rekannya yang lain. Dengan rasa yang hanya menawarkan rasa gurih dan sedikit manis bila ditabur gula halus, membuat orang-orang zaman sekarang menganggap jajanan ini begitu monoton. Rasanya yang sebenarnya menawarkan kesederhanaan tertutupi dengan jajanan yang menawarkan kemewahan dan kecanduan di lidah.

Iya, bandos tidak menwarkan kencanduan pada lidah layaknya martabak manis yang meninggalkan kesan manis pada lidah, sehingga membuat orang merasa ketagihan mengunyahnya kembali. Bandos tidak hadir untuk membuat orang begitu tamak mengunyahnya terus menurus, hingga melupakan esensi dari mengisi perut. Itulah sebabnya, popularitasnya tidak seterkenal dengan yang lainnya.

Baca Juga:

Wafer Tango Sekarang Kalah Telak dari Nabati, padahal Dulu Jadi Rajanya Wafer

4 Dosa Pedagang Telur Gulung yang Bisa Bikin Pembeli Celaka, Bener Murah, tapi…

Apalagi dengan adanya kompetisi masak seperti Master Chef. Yang mana setiap episodenya kadang menghadirkan jajanan (dessert) yang cantik dan wah dengan bahan dasar yang mewah. Membuat standar orang terhadap sebuah jajanan semakin tinggi, tidak hanya melulu persoalan mengisi perut saja.

Sering saya lihat, ketika pedangan jajanan lain telah berkemas karena jajanannya telah terkuras habis. Para penjajah bandos masih sabar menunggu pelanggan yang mau mencicipi bandosnya. Sudi untuk merasakan keramahan cita rasa dari bandos jualannya. Namun memang sulit, banyak orang sekarang yang memang lebih tertarik dengan jenis jajanan mewah yang berbahan dasar kompleks. Padahal hal ini tanpa sadar mengantarkan mereka pada obesitas di kala senja. Mereka tak sudi membeli bandos yang dengan kesederhanannya membuat mereka paham esensi dari perut kenyang.

Tentu saja saya bukan bagian dari mereka. Meski tidak setiap hari, pagi, sore, atau bahkan malam saat pulang dari kampus, saya sempatkan membeli jajanan sederhana ini. Membawanya pulang ke kos-kosan dan memakannya sambil ditemani segelas teh panas sambil menonton film di laptop kesayangan.

Bila membahas soal bandos, saya jadi teringat dengan nasihat filosofis yang dikatakan oleh sahabat saya yang terinspirasi oleh jajanan bandos. Meski terkesan cocoklogi, tapi bagi saya nasihat ini menarik. Sambil menelan bandos, dia berkata dalam bahasa Jawa yang sudah saya terjemahkan ke bahasa Indonesia.

Bunyinya begini, “Jadi manusia ya harusnya kayak bandos ini. Nggak perlu komposisi ribet, material bahan dasarnya sederhana. Kemudian dimasak juga dengan cara sederhana. Setelah matang langsung aja telan. Toh dia tidak bikin eneg dan tidak bikin rakus. Komposisinya yang sederhana memang tidak membuatnya populer, tapi setidaknya ada orang-orang yang loyal terhadap cita rasa yang ditawarkannya.

Sama kayak manusia, nggak perlu memperindah diri dengan keinginan yang kompleks, cukup jalani yang bisa dan mampu, serta penuh kesederhanaan. Asal bermanfaat bagi sesama, toh hidup akan membahagiakan meski tidak menjadi populer seperti orang lain.”

Nasihat filosofis yang kental cocoklogi itu sedikit membuat saya berpikir. Bener juga, zaman sekarang banyak sekali jajanan yang ditawarkan tapi membawa kita pada ketamakan. Jajanan tersebut kehilangan esensinya sebagai pengisi perut agar aktivitas tubuh tetep berlangsung. Sama halnya dengan manusia, banyak manusia terlalu ingin memperkaya diri sampai-sampai lupa menjadi manfaat bagi orang lain.

BACA JUGA Surat Protes untuk Para Penjual Gorengan Pinggir Jalan dan tulisan Muhamad Iqbal Haqiqi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 April 2020 oleh

Tags: BandosJaduljajanan
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

7 Kasta Motor Jadul yang Masih Digemari dan Diburu Kolektor Motor Mojok.co

7 Kasta Motor Jadul yang Masih Digemari dan Diburu Kolektor Motor

30 Januari 2025
4 Kesalahan Makan Cilok yang Kerap Dilakukan terminal mojok.co

4 Kesalahan Makan Cilok yang Kerap Dilakukan

7 Februari 2022
Sumber gambar YouTube World of Longplays

Nostalgia Gim Virtua Cop 2, Salah Satu Gim Paling Canggih pada Masanya

10 September 2021
Nostalgia dengan 5 Mi Instan Jadul yang Saya Harap Bisa Dipasarkan Lagi Terminal Mojok.co

Nostalgia dengan 5 Mi Instan Jadul yang Saya Harap Bisa Dipasarkan Lagi

22 April 2022
Awas Hipertensi! 5 Jajanan Indomaret Ini Memiliki Kandungan Garam Tinggi, Jangan Terlalu Sering Dikonsumsi

Awas Hipertensi! 5 Jajanan Indomaret Ini Memiliki Kandungan Garam Tinggi, Jangan Terlalu Sering Dikonsumsi

3 Desember 2023
4 Restoran di Bandung yang Terkenal Sejak Zaman Kolonial Terminal Mojok

4 Restoran di Bandung yang Terkenal Sejak Zaman Kolonial

21 Januari 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Mensiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.