Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Bahasa Wonosobo yang Perlu Dipelajari untuk Memperkaya Khazanah Bahasamu

Dhimas Raditya Lustiono oleh Dhimas Raditya Lustiono
19 Januari 2021
A A
Bahasa Wonosobo yang Perlu Dipelajari untuk Memperkaya Khazanah Bahasamu terminal mojok.co

Bahasa Wonosobo yang Perlu Dipelajari untuk Memperkaya Khazanah Bahasamu terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Bahasa tutur masyarakat Wonosobo memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan daerah lain seperti Solo, Jogja dan Banyumas. Terkadang bahasa Wonosobo justru tidak menganut pakem bandek atau ngapak.

Kabupaten yang terletak tepat di tengah pulau Jawa ini merupakan transisi antara Jawa bandek dan Jawa ngapak, sehingga terkadang terjadi fusion dialog antara kedua logat tersebut. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dipelajari untuk dapat menguasai bahasa Wonosobo.

#1 Gunakan aksen vokal “e” pada awal suku kata

Tentu saja hal ini sama halnya mempelajari bahasa Inggris dengan logat scottish, penerapan vokal “e” pada suku kata pertama adalah salah satu keunikan masyarakat Wonosobo dalam bertutur. Misalnya kata “njajan” maka masyarakat Wonosobo akan mengucapkannya dengan kata “njejan”, “banyu” menjadi “benyu”, “hadiah” menjadi “hediah”.

Contoh kalimat, “Nyong hapan njejan tapi ora gawa doet.” Artinya, “Aku pengin jajan tapi tidak bawa uang.”

Namun, penerapan aturan tak tertulis ini tidak bisa diterapkan dalam beberapa kata, seperti “hape” tidak bisa menjadi “hepe” atau “sapi” tidak bisa menjadi “sepi”. Ada juga kata “madhang” juga tidak bisa diganti menjadi kata “medhang” karena 2 kata tersebut sudah memiliki arti yang berbeda. “Madhang” artinya makan, sedangkan “medhang” artinya minum air hangat seperti teh, susu, atau minuman purwaceng.

Secara teori mungkin hal ini memang sulit dipelajari oleh para pendatang. Salah satu cara mempelajari bahasa Wonosobo adalah cobalah untuk memasuki pasar dan duduklah di warung bakso atau mi ayam yang ada di pasar tersebut, maka penerapan teori tersebut akan jamak diucapkan oleh pengunjung pasar dan orang yang berlalu lalang.

Contoh kata yang sering digunakan mbeyar, blenja, njembal, meghrib, brembang.

#2 Pelajari kata-kata yang Wonosobo banget

Ada beberapa kata yang memang Wonosobo banget, meski demikian saya tidak menampik ada kabupaten lain yang juga menggunakan kata-kata yang hampir sama dengan yang diucapkan oleh masyarakat Wonosobo.

Baca Juga:

4 Pertanyaan yang Bikin Warga Wadaslintang Wonosobo Kesal

Misalnya, kata “de’e” yang memiliki arti “kamu”. Kata tersebut merupakan salah satu kata yang menjadi ciri orang Wonosobo untuk menuturkan orang kedua. Sangat jarang sekali orang Wonosobo menggunakan kata “kowe” saat bertutur kecuali bagi anak muda yang baru pulang merantau dari Jogja atau Solo.

Kata “de’e” sendiri juga masih akrab di wilayah Temanggung dan Banjarnegara yang tepat berbatasan dengan Wonosobo.

Contoh penerapan kalimat, “Siti, nyong hapan mbojo karo de’e.” Artinya, “Siti, aku ingin menikah denganmu.”

Ada juga kata “andak” yang biasa dikonjungsikan dengan kata “ho’oh”. Jika keduanya digabung menjadi “andak hooh”, kalimat tersebut memiliki arti, “Apa iya? Iyakah? Masa iya?” Kata tersebut digunakan ketika kita merasa ragu dengan sesuatu hal.

Contoh kalimat, “Andak hooh ya, Kang, Pak Lurah bisa sogeh merga nginyu toyol?” Artinya, “Masa iya sih, Kang, Pak Lurah bisa kaya karena memelihara tuyul?”

Selain itu, untuk mengungkapkan ketidakmauan, bahasa Wonosobo memiliki kata “slegeh” yang berarti “ogah”.

Contoh penerapan kalimat, “Nyong slegeh ketemu wong kae.” Kalimat tersebut memiliki arti, “Saya ogah bertemu dengan orang itu.”

#3 Penerapan akhiran “li” dan “si” sebagai penegasan

Penerapan akhiran “li” biasanya digunakan untuk memohon sesuatu. Misalnya, “Dodolane nyong dituku, li,” yang artinya, “Jualanku dibeli, dong.”

Sedangkan akhiran “si” biasa digunakan untuk mengonfirmasi sesuatu. Akhiran ini bisa berdiri sendiri maupun berkonjungsi dengan kata sebelumnya. Misalnya saja dalam kalimat, “De’e sing due koceng lanang, si?” Artinya, “Kamu yang punya kucing jantan, kan?” Selain itu, akhiran “si” juga kerap berkonjungsi dengan kata “hooh”. Misalnya, “Hooh, si?” yang memiliki makna, “Iya, kan?”

#4 Pelajari umpatan ala Wonosobo

Mempelajari kata umpatan atau makian sepertinya memang mudah, meski demikian umpatan ini harus diterapkan secara bijak, jangan sampai kata-kata umpatan ini menjadi presipitasi rusaknya hubungan pertemanan.

Kata umpatan paling sering diucapkan di Wonosobo adalah “sikak”. Di KBBI kata “sikak” ternyata merujuk pada bulu di sekitar lubang anus. Namun, kata makian ini juga memiliki level kekasaran yang hampir sama dengan kata “jancuk”.

Meski demikian, umpatan ini juga bisa diberikan kepada seseorang yang telah mengerjai alias ngeprank. Contoh, “Sikak de’e, sepatune nyong diumpetna,” yang artinya, “Sialan kamu, sepatuku diumpetin.”

Selain itu, ada juga kata “celes” yang merupakan makian yang diserap dari kata “celeng” alias babi hutan. Umpatan ini mungkin setara dengan kata “anjir” yang merupakan serapan dari kata “anjing”. Umpatan “celes” terdengar cukup halus sehingga jarang mengakibatkan perkelahian.

Namun, jika seseorang sudah terlanjur emosi seperti Sasuke yang hendak mengeluarkan chidori, kata “celes” akan meningkat level kasarnya menjadi “cueleng”.

Tentu saja masih banyak kata-kata yang Wonosobo banget, sehingga tidak ada cara belajar paling efektif selain mengobrol langsung dengan orang Wonosobo.

BACA JUGA Dialek Orang Wonosobo Itu Beda, Bukan Ngapak dan Bukan Bandek atau tulisan Dhimas Raditya Lustiono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2021 oleh

Tags: bahasa Wonosobo
Dhimas Raditya Lustiono

Dhimas Raditya Lustiono

Perawat di Ruang Gawat Darurat

ArtikelTerkait

4 Pertanyaan yang Bikin Warga Wadaslintang Wonosobo Kesal Mojok.co

4 Pertanyaan yang Bikin Warga Wadaslintang Wonosobo Kesal

28 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.