Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Bagi Saya, Warna Hanyalah Me-Ji-Ku-Hi-Bi-Ni-U

Siti Halwah oleh Siti Halwah
15 Agustus 2019
A A
bagi saya

bagi saya

Share on FacebookShare on Twitter

Tidak peduli sebanyak apa pun warna yang ada di dunia, bagi saya jumlahnya hanya ada 7 yang tergabung dalam akronim Mejikuhibiniu (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu). Saya bukannya buta warna, hanya saja bagi saya, semua warna yang akhir-akhir ini nge-hype hanyalah anak cabang dari 7 warna tadi.

Suatu hari, ketika sesi foto bersama, salah satu teman kelas memberikan usul untuk memakai kerudung berwarna maroon. Saya jujur saja belum tahu apa itu warna maroon. Maklum, wong ndeso baru masuk kuliah dan ketemu banyak orang kota. Ketika bertanya pada yang lain, mereka menjawab sejenis warna merah.

Saat hari-H sesi foto, saya datang dengan memakai kerudung merah. Ealah, ternyata keliru. Warna maroon ternyata sejenis warna merah tetapi jauh lebih gelap, semacam merah hati menurut saya. Alhasil, saat sesi foto berlangsung, saya diminta berdiri di pojokan. Alasannya tentu saja karena warna kerudung saya tidak sama dengan lain, katanya takut merusak estetika gambar. Asem!

Perkara ketidaktahuan saya atas macam-macam warna tidak hanya berhenti di situ. Saya juga pernah menjadi panitia acara seminar kemuslimahan. Saat itu, koordinator panitia acara memberitahukan bahwa saat hari-H nanti, semua panitia diharapkan memakai kerudung baby pink.

Sungguh, saat itulah pertama kali saya mendengar istilah warna baby pink. Memangnya apa sih, bedanya dengan warna pink? Sejak kapan warna pink memiliki baby? Memangnya, siapa yang menghamili warna pink sehingga ia punya baby? Tolong jelaskan pada saya yang tertinggal zaman ini!

Setelah saya lihat, ternyata tidak ada perbedaan signifikan antara warna pink dan baby pink kecuali tingkat kepudarannya. Tapi bagi saya, keduanya tetap sama, berwarna merah jambu. Titik!

Kali lain, saya pernah ingin sekali membeli kerudung untuk dipakai saat acara keluarga. Saya mencari kerudung untuk dicocokkan dengan baju yang sudah saya miliki. Kebetulan, salah satu teman saya ada yang jualan olshop. Saya kemudian meminta sarannya untuk mencari kerudung yang senada atau minimal cocok jika dipadu padankan dengan baju saya.

Saat itu, teman saya menyarankan beberapa warna, yaitu peach, silver, milo, taro dan mustard. Sumpah, saya baru pertama kali mendengar nama-nama itu. Apakah selama ini saya tidak mengikuti perkembangan zaman atau memang dunia pe-warnaan berkembang terlalu cepat?

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Menerka Alasan Kasur Palembang Hanya Punya 4 Warna

Sejak kapan ada jenis warna milo? Bukankah Milo adalah sejenis minuman yang iklannya selalu muncul di TV dengan tagline ‘Energi Untuk Menang Tiap Hari’. Apakah perusahaan pembuat minuman Milo juga memproduksi warna berjenis milo?

Lalu, mulai kapan ada warna taro? Setahu saya, Taro itu sejenis makanan ringan yang iklan TV-nya seputar petualangan di hutan itu. Atau saya saja yang terlewat ketika perusahaan pembuat Taro juga memproduksi warna taro? Saya semakin pusing.

Seolah menyadari kebingungan saya, si teman olshop tersebut kemudian mengirimkan gambar kerudung lengkap dengan nama-nama pilihan warnanya. Ketika dilihat, saya benar-benar ingin berkata kasar.

Warna-warna yang teman saya maksud sebenarnya bisa disederhanakan untuk dimengerti khalayak ramai—khususnya orang-orang ndeso seperti saya. Bagi saya, warna peach=jingga, silver=abu-abu, milo=cokelat susu, taro=ungu, dan mustard=kuning keemasan. Sudah, seperti itu sederhananya. Entah kenapa teman olshop saya—juga mbak-mbak olshop lainnya—suka sekali merumitkan nama warna. Apakah agar terkesan mewah dan eksklusif? Halah, mboh!

Saya penasaran, siapa yang pertama kali mencetuskan ide nama-nama warna serumit itu? Sungguh, betapa dia telah berhasil membuat hidup saya yang rumit tambah rumit hanya untuk persoalan memilih warna yang sesuai dengan baju. Apalagi nama-nama warnanya sebagian besar menggunakan Bahasa Inggris. Sungguh, sangat tidak mencerminkan nasionalisme sekali.

Akhir kisah, saya memutuskan untuk memilih warna kuning keemasan—atau dalam bahasa teman olshop saya mustard. Ketika proses negosiasi selesai, teman saya malah kembali mengeluarkan pendapat. Dia bilang, “kayaknya lebih bagus lagi kalau warnanya lightsunkist. Lebih cocok sama warna kulit kamu.”

“Lightsunkist itu warna macam apa lagi?” tanya saya frustasi.

Teman saya kemudian menunjukkan gambar warna lightsunkist yang menurut saya tidak ada bedanya dengan warna kuning keemasan. Saya mendengus. Nggak jadi beli. Saya baru tahu kalau urusan warna saja ternyata bisa membuat saya jengkel setengah mati.

Saya harap, ke depannya pemerintah dapat membuat kebijakan seputar pemberian nama warna yang tidak rumit, namun juga disesuaikan dengan kearifan lokal bahasa Indonesia. Kalau perlu, ini bisa digunakan sebagai bahan utama dalam rapat paripurna Presiden Jokowi beserta jajaran menteri terpilihnya nanti. Pokoknya, pemerintah harus turun tangan. Titik! (*)

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 4 Februari 2022 oleh

Tags: Curhatmejikuhibiniuolshopwarna
Siti Halwah

Siti Halwah

menulis untuk eksis

ArtikelTerkait

emang ilangnya di mana

Pertanyaan yang Nggak Penting-penting Amat Buat Dijawab Saat Barang Hilang: Emang Ilangnya Di Mana?

19 Agustus 2019
suara

Diganggu Suara Gaib Saat Bernyanyi di Kamar Mandi

11 Oktober 2019
kompetisi

“Yaelah Gitu Doang!”: Teman Kesusahan, Kok Malah Dijadiin Kompetisi?

18 Oktober 2019
ambon

Cerita “Digoyang” 1000 Kali Gempa Ambon

10 Oktober 2019
one piece

Belajar dari One Piece: Tak Semua Orangtua Mengerti Passion Anaknya

15 Agustus 2019
Kemampuan Terpendam Bakul Angkringan Adalah Jadi Pendengar yang Baik bagi Pelanggan terminal mojok.co

Kemampuan Terpendam Bakul Angkringan Adalah Jadi Pendengar yang Baik bagi Pelanggan

30 November 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.