Bagi Saya, Akulaku Adalah Platform E-Commerce yang Sangat Buruk Keamanannya

Bagi Saya, Akulaku Adalah Platform E-Commerce yang Sangat Buruk Keamanannya terminal mojok.co

Bagi Saya, Akulaku Adalah Platform E-Commerce yang Sangat Buruk Keamanannya terminal mojok.co

Lima bulan lalu, karena alasan kemanusiaan, saya datang ke tempat ngopi di Pandanaran, Semarang. Padahal kalau dihitung jaraknya lumayan jauh dari kos saya. Waktu itu karena salah satu teman saya, sebut saja Dilal, sedang patah hati karena diputusin pacarnya. Untuk menghormati momen patah hatinya, maka kami merayakannya dengan ngopi di tempat yang paling dia suka. Tempatnya di ketinggian dan bisa menikmati pemandangan lampu rumah kelap-kelip di bawah sana. Kata dia, itu membuatnya menjadi lebih baik.

Sambil menunggu pesanan, kami ngobrol. Berjam-jam kami ngobrol, entah dari mana datangnya tiba-tiba dua orang perempuan dan laki-laki seumuran kami memotong, memperkenalkan diri sebagai sales Akulaku. Saya tidak ingat nama keduanya. Saya kira mereka mau mempromosikan Akulaku biar kami berminat untuk daftar. Ternyata di luar perkiraan, mereka malah minta tolong kami untuk daftar. Aduh, ini sales harga dirinya di mana coba?

Lagi-lagi karena alasan kemanusiaan, saya mendaftar. Padahal sebetulnya saya benci dengan orang-orang yang kerjanya meminta belas kasihan. Selesai mendaftar, saya copot lagi pemasangan aplikasinya. Setelah itu saya udah nggak mau lagi berurusan dengan Akulaku. Saya tidak berminat sama sekali dengan belanja kredit atau meminjam uang online. Penghasilan dari menulis yang nggak tentu membikin saya bernyali ciut untuk berurusan sama utang.

Namun, lima bulan kemudian alias kemarin banget, saya harus berurusan lagi dengan Akulaku. Bagaimana tidak? Seseorang menipu saya dengan mengatasnamakan CS Akulaku. Saya percaya saja awalnya karena penipu begitu fasih menyebutkan data pribadi saya di Akulaku. Karena kalau memang nggak kebocoran data, harusnya orang lain nggak mungkin tahu data pribadi saya. Lah ini? Bisa-bisanya orang lain menelepon saya dan tahu nama lengkap saya. Padahal menurut ketentuan di “akulaku.com/privasi” nomor telepon pengguna dijamin kerahasiaannya.

Saya menikmati setiap obrolan dengan Mas Penipu. Saya tergiur dengan hadiah-hadiah yang ditawarkan. Dengan gaya komunikasi yang terstruktur, kebahasaan yang bagus, ditambah dengan data pribadi saya yang dia tahu, membikin saya percaya saja kalau dia betul-betul CS Akulaku. Saya diberi link untuk login dan memilih hadiah. Yang ternyata link itu adalah phishing untuk mengambil alih akun saya.

Selama puluhan menit kami ngobrol, arahnya semakin nggak jelas. Data pribadi yang berpotensi bakal merugikan saya jika diketahui orang lain ditanyakan dengan detail. Itu yang membikin saya sadar kalau Masnya adalah penipu. Saya segera mengakhiri obrolan dan lalu login ke akun Akulaku untuk mengecek. Ada satu transaksi pembelian pulsa sebesar 200.000 yang dikirim ke nomor penipu dan tiga transaksi pembelian pulsa sebesar 200.000, 150.000, dan 5.000 yang dikirim ke nomor saya. Pulsa yang dikirimkan ke saya adalah salah satu trik dia untuk membikin saya percaya bahwa ini bukan penipuan.

Tentu saja pembayaran yang digunakan adalah via kredit dengan limit cicilan yang disediakan Akulaku. Untung tiga transaksi besar itu diblokir oleh sistem dan yang berhasil hanya pulsa 5000 yang masuk ke nomor saya. Saya nggak begitu tahu apa sebabnya. Namun, untuk tagihan pembayaran tetap dibebankan kepada saya sebagai pemilik akun.

Saya menghubungi CS resmi Akulaku. Saya khawatir jika ternyata ada transaksi lain yang saya tidak tahu atau sesuatu lain yang bakal merugikan saya. Lantaran saya betul-betul belum begitu paham bagaimana marketplace ini beroperasi.

Di akhir obrolan dengan CS, saya menanyakan bagaimana mekanisme pembayaran tagihannya, apakah bisa dibayarkan saat itu juga? Namun jawaban Mbak CS—yang saya lupa namanya—malah meminta saya membayar ketika sudah jatuh tempo. Artinya saya sengaja digiring supaya nanti terkena denda. Karena malas jika harus membayar denda, saya coba mencari tahu, dan akhirnya bisa dibayar saat itu juga. Heh, saya bahkan hampir kena tipu lagi!

Setelah semua urusan selesai, saya cari tahu di internet apakah ada kasus penipuan yang serupa dengan saya. Saya terkejut, ternyata ada banyak sekali kasus yang serupa dengan saya dan kerugiannya sampai berjuta-juta. Data itu bisa dibaca di situs mediakonsumen.com. Sama seperti saya, permasalahan awalnya adalah data pribadi yang tidak terjamin keamanannya. Entah itu kebocoran data atau sebab lainnya, yang pasti bagi saya, Akulaku adalah platform e-commerce yang sangat buruk keamanannya.

BACA JUGA Terjerat Pinjaman Online dan Bagaimana Lepas dari Debt Collectornya dan tulisan Muhammad Rohman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version