Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Dibanding Relawan Covid-19 yang Wajib Pakai APD, Kalian Mestinya Bersyukur Cuma Disuruh Maskeran

Maria Monasias Nataliani oleh Maria Monasias Nataliani
19 Agustus 2020
A A
Pengalaman Ikut Swab Test Antigen Drive Thru, Nggak Ribet walau Agak Deg-degan terminal mojok.co

Pengalaman Ikut Swab Test Antigen Drive Thru, Nggak Ribet walau Agak Deg-degan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu muncul berita di media sosial tentang paramedis di China yang kebanjiran keringat usai memakai alat perlindungan diri (APD) penanganan Covid-19. Saya merasa relate banget dan mengamininya dalam hati. Sebulan lamanya saya jadi relawan penanganan pandemi di salah satu rumah sakit rujukan di Pulau Jawa, sebulan itu pulalah saya merasakan begitu “sumpek”-nya memakai APD lengkap. Tapi ya gimana lagi, prosedur ini memang demi melindungi diri dan orang lain.

APD pada masa Covid-19 disesuaikan dengan zona dan tempat si pemakai. Untuk orang awam yang tidak terlibat dalam penanganan pasien, memang cukup memakai masker kain. Sedangkan di tempat saya bertugas, karena sehari-hari berurusan dengan pasien, memakai APD lengkap merupakan kewajiban.

Mulai dari masker N95, goggle (kacamata pelindung), face shield, head cap, hazmat suit, dan shoe cover (pelindung kaki) harus selalu melekat di tubuh saat bertugas. Jam tugas pun tidak main-main. Saya sendiri pernah memakainya sampai sepuluh jam.

Maka, ketika APD dilepas, meski tidak sefenomenal kabar dari China itu, baju saya kusut dan basah. Keringat juga menetes dari ujung rambut sesaat setelah saya melepas head cap. Tetapi tak ada alasan untuk mengeluh, toh tantangan memakai APD tidaklah seberapa dibandingkan perjuangan pasien-pasien Covid-19 untuk sembuh.

Biasanya, setelah melepas APD dan kembali ke tempat istirahat, ada lima hal yang langsung saya lakukan.

#1 Mandi

Mandi adalah kewajiban pertama dan terutama setelah melepas APD. Mandi juga akan membasuh keringat yang menempel di tubuh. Mandi setelah terbebas dari APD lengkap itu rasanya surga banget. Segernya sepuluh kali lipat dibanding rutinitas mandi sehari-hari.

#2 Keramas

Mandi saja tidak cukup, wajib hukumnya keramas atau cuci rambut juga. Kenapa repot-repot? Antisipasi saja supaya nggak ada virus yang tertinggal di badan kita. Jadi bisa dibayangin kan, tadinya saya tipikal yang nggak rajin-rajin banget keramas, sekarang tiap saya selesai jaga/bertugas, saat itu pula saya keramas. Persediaan sabun dan sampo pun berkurang selinear kecepatan cahaya.

#3 Cuci baju

Di beberapa pusat penanganan Covid-19, disediakan fasilitas laundri untuk para dokter paramedis yang bertugas. Di beberapa tempat lainnya yang tidak tersedia fasilitas itu, tentu pakaian yang melekat sebadan ketika bertugas harus langsung dicuci. Dicucinya pun bukan sembarang cuci seperti cuci biasa. Pertama-tama direndam dulu dengan air hangat atau panas, kemudian dicuci menggunakan deterjen ditambah cairan desinfektan, baru kemudian dijemur. Prosesnya memang butuh usaha lebih.

Baca Juga:

Sisi Positif dari Rencana Menteri Kesehatan Mendatangkan Dokter Asing yang Menjadi Kontroversi dan Menuai Penolakan

Nasib Perekam Medis: Dianaktirikan dan Tak Dianggap padahal Jantungnya Rumah Sakit

#4 Minum lalu makan

Selagi memakai APD lengkap, tentu kita tidak bisa minum apalagi makan. Maka setelahnya, perut yang meronta-ronta dan kerongkongan yang dahaga membuat saya pernah menghabiskan hampir ¾ air mineral ukuran 1,5 liter dalam sekali tenggak. Bukan main, konsumsi air menjadi suatu kebutuhan yang sangat esensial. Air putih yang tadinya tampak biasa saja kini terasa sangat berharga.

#5 Cek ponsel

Tetap terhubung dengan ponsel menjadi sesuatu yang mewah saat sedang bertugas atau berjaga. Apalagi ketika sedang terbalut APD lengkap. Ponsel pun sebenarnya bisa saja dibawa dengan pelindung ponsel seperti kantong plastik khusus HP yang banyak dijual di luar sana. Usai bertugaslah kita baru bisa dengan leluasa memeriksa email, membalas pesan, maupun memantau media sosial. Tentu setelah empat kegiatan di atas dilakukan terlebih dahulu.

Memakai APD dengan segala konsekuensi “kesumpekan”-nya memang menjadi salah satu perubahan dalam profesi saya. Adaptasi terhadap perubahan itu tidaklah butuh waktu lama. Maka, ketika kita masih bisa beraktivitas di rumah saja, atau bekerja dengan protokol kesehatan tanpa APD lengkap (misalkan cukup pakai masker saja), kenikmatan mengonsumsi udara, air, makanan, dan akses komunikasi patutlah disyukuri.

Segala kesederhanaan itu, somehow, menjadi sebuah kemewahan bagi profesi lainnya. Mari tetap bersyukur serta menjaga diri dan sesama.

BACA JUGA Teknologi Pembuatan Alat Pelindung Diri 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 Agustus 2020 oleh

Tags: apdcoronatenaga kesehatan
Maria Monasias Nataliani

Maria Monasias Nataliani

Harukist

ArtikelTerkait

kenapa UMP Jogja rendah titik kemacetan di jogja lockdown rekomendasi cilok di Jogja Sebenarnya Tidak Romantis Jika Kamu Cuma Punya Gaji UMR dawuh dalem sabda pandita ratu tugu jogja monarki mojok

Pada Akhirnya, Jogja Lockdown Total Jauh Lebih Masuk Akal ketimbang Sayur Lodeh

19 Juni 2021
Sultan Minta Atraksi Malioboro Dihentikan Demi Cegah Kerumunan di Tengah Lonjakan Covid-19

Sultan Minta Atraksi Malioboro Dihentikan Demi Cegah Kerumunan di Tengah Lonjakan Covid-19

24 Februari 2022
BPJS Adalah Masa Depan, Abaikan Nakes TikTok yang Menghina BPJS

BPJS Adalah Masa Depan, Abaikan Nakes TikTok yang Menghina BPJS

24 Maret 2023
laki-laki perawat hal yang enak dan nggak enak mojok.co

Hal-hal yang Akan Terjadi Jika Seluruh Perawat Beneran Mogok Kerja

26 Juni 2023
Unggah Foto Makanan di Medsos Saat Pandemi, Apa Betul Tidak Pantas?

Unggah Foto Makanan di Medsos Saat Pandemi, Apa Betul Tidak Pantas?

3 April 2020
Kontroversi Kedatangan Dokter Asing ke Indonesia (Unsplash)

Sisi Positif dari Rencana Menteri Kesehatan Mendatangkan Dokter Asing yang Menjadi Kontroversi dan Menuai Penolakan

5 Juli 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.