Jarak Madura ke Surabaya dekat
Kalau begitu, kenapa orang tua di Madura tidak memilih Jember dan Malang saja sebagai kota tujuan anak-anak mereka menuntut ilmu? Jadi gini, jarak antara Madura dan Surabaya lebih dekat daripada Madura ke Malang atau Jember. Jarak yang dekat ini membantu para orang tua memangkas pengeluaran ongkos bagi anak mereka yang ingin pulang ke Madura, atau sebaliknya orang tua yang ingin menengok anaknya di perantauan.
Maka tak heran juga kalau banyak orang Madura yang memilih Surabaya sebagai tempat mencari rezeki. Saya tidak tahu pasti berapa jumlah orang Madura yang bekerja di Kota Pahlawan, tapi yang jelas, mulai dari tukang parkir, pedagang, buruh, hingga karyawan kantoran di Surabaya pasti terselip orang Madura.
Tingginya minat orang Madura bekerja di ibu kota Jawa Timur ini sebenarnya adalah hal yang wajar. Dari segi pendapatan saja memang lebih besar gaji yang didapat di Surabaya ketimbang di Madura. Contohnya, UMR Surabaya lebih tinggi daripada UMR di Sumenep, kampung halaman saya. Kemudian, bagi para pedagang dan tukang parkir, tentu saja mereka lebih suka bekerja di Kota Pahlawan karena kota itu jumlah penduduknya lebih banyak daripada di Madura, sehingga akan mempengaruhi pemasukan mereka.
Orang Madura suka belanja ke Surabaya
Kesempatan bekerja di Kota Pahlawan juga lebih besar. Banyak lowongan pekerjaan di sana karena statusnya sebagai ibu kota Jawa Timur sehingga banyak kantor swasta, instansi pemerintahan, dan industri yang ada di sana. Beda dengan di Sumenep yang minim lowongan pekerjaan.
Di sisi lain, orang Madura juga menjadikan Surabaya sebagai destinasi wisata belanja. Maklum, di Madura tidak ada mal dan tempat grosir. Makanya jangan heran kalau orang Madura lebih memilih belanja pakaian atau barang-barang fesyen lainnya ke mal yang ada di Kota Pahlawan.
Bahkan, orang Madura yang punya hajatan akan bela-belain berbelanja barang perlengkapan untuk hajatan sampai ke Surabaya. Tempat grosir di Kota Pahlawan sangat banyak jumlahnya dan barangnya pun lengkap. Orang tua saya saja berbelanja sampai ke Pasar Atom saat kakak saya menikah.
Makanya, seburuk-buruknya Surabaya di mata warganya, setidaknya kota ini justru jadi surga dunia bagi orang Madura seperti saya. Ibaratnya, Surabaya dan orang Madura bak ikan dan air, tidak bisa dipisahkan.
Penulis: Akbar Mawlana
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Tiara Uci Mengungkap 5 Penderitaan yang Dirasakan Selama Tinggal di Surabaya.