Daftar Isi
Untuk kemudi dan kaki-kaki sudah nyaman, meskipun bukan yang paling nyaman
Salah satu yang bikin nyaman adalah sektor kemudi, terutama bagian setir. Posisi kemudi dengan driver tinggi badan 172 sentimeter, terbiasa memakai mobil tanpa power steering seperti Kijang Kapsul atau Gran max, saya dimanjakan oleh fitur electric power steering.
Ketika jalan di atas 80 km/jam, kestabilan Toyota Avanza Veloz tetap terjaga. Tapi, yang jadi catatan adalah dengan jalan berlubang di Indonesia, apalagi di kecepatan tinggi, fitur electric power steering bisa jadi masalah. Oleh karena itu, pegangan stir tetap harus mantap supaya ban nggak nyelonong.
Selain itu, jok pengemudi cukup nyaman, meskipun tidak senyaman Mobilio atau Wuling Cortez. Suspensi masih tergolong nyaman, tidak terlalu bumpy tapi juga tidak terlalu keras, terasa pas di semua kondisi jalan.
Mobil terasa lebih enteng ketika ban diisi dengan nitrogen. Rem yang sudah dibekali dengan ABS sangat berguna terutama saat hard braking di kecepatan tinggi. Jadi sudah cukup aman asalkan pastikan kondisi ABS dan rem dalam kondisi optimal, dan jangan lupa gunakan engine brake. Privilege mobil manual nih, bos, kalau nggak pakai engine brake kurang afdal rasanya, ya buat safety juga.
Sektor mesin dan transmisi, halus tapi…
Mesin dan transmisi gimana impresinya? Ketika mulai starter pertama, suara mesin 4 silinder DOHC terdengar samar dari kabin Toyota Avanza Veloz. Tekan kopling, masuk gigi 1, lepas kopling perlahan, mobil berjalan halus. Tekan kopling, masuk gigi 2, ada sedikit delay ternyata, tapi masih aman dan halus.
Masuk gigi 3, mulai injak gas lebih dalam. Eh ternyata nyangkut di netral, meraung lah mobil. Di sini ternyata suara di rpm tinggi terdengar jelas di kabin. Berarti tingkat kedap suaranya perlu dibenahi lagi.
Oke, lanjutkan perjalanan, sudah sampai di kecepatan cruising di jalan perkotaan Jogja yang ramai lancar. Toyota Avanza Veloz terasa nimble dan mudah dikendalikan. Beberapa kali di jalanan Ringroad Jogja menyalip mobil SUV macam Pajero dan Fortuner di kecepatan lebih dari 80 km/jam, tapi tidak ada masalah. Akselerasi dari mesin cukup mengesankan.
Bunyi gladak-gluduk dan getaran khas Toyota Avanza Veloz keluaran lawas masih terasa walaupun tidak signifikan. Ya masih oke untuk noise-nya. Untuk konsumsi bensin Toyota Avanza Veloz, dengan kondisi Jogja yang ramai lancar dengan kecepatan yang beragam dan muatan full indikator digital masih menunjukkan rata rata 16-18 km/liter. Di sini mesin VVT-i terbukti cukup irit walaupun tidak ada fitur eco driving seperti mobil keluaran baru. Kalau muatan minim bisa jadi lebih irit, terlebih mobil ini sudah cukup berumur.
Desain dan eksterior Toyota Avanza Veloz
Desain Toyota Avanza generasi kedua ini cukup berbeda dari generasi pertama. Ada bodi baru yang terlihat lebih sporty dan mewah. Tipe Veloz memang mengganti Avanza Tipe S. Jadi, body kit-nya berbeda.
Perubahan ada di grill, side skirt, bumper depan dan belakang. Desain Veloz ini lebih tampak kekar dan tidak terkesan membulat seperti generasi sebelumnya, cakep dan long lasting, sih.
Ukuran velg juga sedikit berbeda dengan ring 15 dan bahan aluminium alloy menambah kesan sporty. Lampu depan dan lampu belakang menggunakan multi reflektor bohlam halogen. Lampu sein terintegrasi juga ada menempel di spion. Namun belum LED. Ada rear roof spoiler juga yang membuat lebih terlihat style “anak muda banget”. Toyota juga menambah kesan krom ada di handle bar pintu dan di beberapa bagian mobil.
Interior dalam B aja sebenarnya
Untuk bagian dalam, sebenarnya tidak ada yang terlalu istimewa. Joknya cukup empuk. headrest di seat kedua dan ketiga cukup kecil. Seat ketiga juga lumayan sempit, lebih baik dipakai untuk tambahan bagasi. Maksimal okupansinya hanya 7 orang.
Head unit Toyota Avanza Veloz ini juga standar, ada power outlet, colokan USB untuk media player, dan juga slot aux. Di kemudi ada switch volume dan track untuk media player. Begitu aja, tidak terlalu banyak yang bisa dijabarkan disini.
Overall, Toyota Avanza Veloz masih worth banget, terutama untuk kaum muda mageran yang pingin punya mobil dan nggak ribet. Kamu bisa bawa keluarga, kerja, atau untuk berniaga juga masih oke. Untuk desain sih selera, tapi masih cukup cakep tampilannya.
Penulis: Andika Reksa Hapsoro Wicaksono
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Sejarah Avanza di Indonesia, Sebenar-benarnya Raja Mobil Indonesia
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.