Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Apologia: Pemohonan Maaf di Kala Lebaran

H.R. Nawawi oleh H.R. Nawawi
4 Juni 2019
A A
maaf

maaf

Share on FacebookShare on Twitter

Adam dan Hawa menangis berhari-hari saat dipisah dari surga ke Bumi. Saat itu belum ada orang lain—jadi hanya ada isak tangis yang terus didengar oleh mereka sendiri. Itulah pertama kali kesalahan manusia—versi kami yang muslim—yang telah melanggar aturan main yang ditetapkan saat di surga. Kemudian kesalahan kembali terjadi setelah Habil dan Qabil mulai dewasa dan merebutkan perempuan. Perang asmara pertama kalinya dan lagi-lagi kesalahan perlu dimaafkan. Dari dua kesalahan tersebut, sifat Tuhan yang pemaaf segera bisa aktif bagi yang sungguh-sungguh.

Nah, hari-hari lebaran itu kelebihannya banyak sekali. Selain meraih kemenangan, kami melahirkan bid’ah untuk saling berkunjung meminta maaf. Namun entah mengapa  cerita kawan saya yang pernah melewati Lebaran di Hadramaut, Yaman sedikit berbeda dalam merayakan hari raya idul fitri,

“Semua orang menutup rumahnya,”

“Kemana mereka,” sedikit terkejut saya mendengar jikalau di Yaman punya tradisi yang begitu lain dengan kami muslim Indonesia. “harusnya kan saling kunjung begitu?”

“Selesai sholat mereka salaman dan kemudian pergi ke makam kakek-buyutnya, lalu pulang ke rumah dan merayakan kemenangan secara sederhana.” Kawan saya memungkasi ceritanya dengan gelisah, ia mengalami Gegar Budaya atau Shock Culture.

Jika begitu maka saya akan membenarkan perkataan dosen “studi islam” saya yang pernah berpendapat tentang bagaimana benih yang sama akan bertumbuh dengan jumlah tangkai dan rona daun yang berbeda. Begitupun dengan Islam atau agama apapun akan berbeda corak atau ekspresi beragama setiap daerah. Koridor penghubung antar kami adalah kemanusiaan.

Kawan saya tidak lama kemudian menyadari itu juga sebagai “rahmat” sang pencipta yang membuat kita manusia berbeda namun berujung di muara kematian yang sama. Lagi-lagi keilmuan dan pengetahuan tentang agama lebih baiknya tidak lepas dari ekspresi kebudayaan, nilai-nilai yang sudah ada, seperti zaman Islam awal menyebar dan tidak merubah semua ekspresi beragama yang sudah lebih dulu.

Sebagaimana apologia atau permohonan maaf dan pengakuan salah merupakan ekspresi beragama yang tumbuh dan subur dilakukan setelah salat Idul Fitri. Tak lupa proses tersebut juga menjadi komiditas perdagangan berupa paket-paket makanan dan minuman yang disediakan oleh supermarket dan toko-toko terdekat. Media sosial tak mau ketinggalan meyediakan segala gambar, emote, kata-kata maaf, untuk mengutarakan lewat digital.

Baca Juga:

Bukan karena Rasanya Enak, Biskuit Khong Guan Dibeli karena Bisa Memberi Status Sosial

Nostalgia Masa Kejayaan Bata, Sepatu Jadul yang Membuat Saya Sombong saat Lebaran

“Seperti tahun ini,” ujar Nahdi salah satu kawan saya yang beranggapan bahwa “dosa kita di media sosial atau dunia virtual bertebaran. Semua harus berani mengawali untuk meminta maaf.”

Namun cara pakde Putu Wijaya yang tegas menulis di akun Twitternya menggelitik saya yang sudah melewati beberapa kali lebaran selama hidup namun itu-itu juga kesalahan saya yang perlu dimaafkan,

“Jangan maafkan saya jikalau saya hanya merasa boleh mengulangi lagi kesalahan seperti yang sudah-sudah.”

Lagi-lagi yang tidak mudah adalah memberi pengarahan untuk ekspresi seseorang atas keyakinannya. Atau tentang segala pengetahuannya yang tersimpan di kepala akan mengekspresikan diri dengan modal yang juga diketahuinya.

Maka benar ajengan Musthofa Bisri yang karib dipanggil Gus Mus berkata bahwa lebih mudah bergaul dengan Gusti Allah, daripada dengan manusia—ujar beliau di sela-sela mengaji pasanan setiap bulan Ramadan, “Tuhan jelas Maha Pemaaf, apapun dimaafkan. Sedangkan manusia yang tidak sadar bahwa dirinya adalah makhluk yang diciptakan kadang kelewat sombong tidak memaafkan.”

Lagi-lagi manusia sering lupa dengan dirinya sendiri, dan bangga mencari celah dari kebusukan orang lain. Seribu gedung yang terbuat dari kaca sekalipun hanya akan terasa memantulkan sisi kebaikan kami masing-masing. Jika sudah begitu apa yang sebaiknya dan perlu kita lakukan? Halalbihalal seluruh umat manusia?

“Mari jangan berlebihan,” stiker yang tertuliskan kalimat tersebut dan tanda tangan Gus Mus mengingatkan kembali dengan cara ya semampu kita. Islam dalam bab ubudiyah (ibadah) tidak pernah memaksa kita berlebihan, artinya lakukan semampumu. Saat kau tidak mampu sholat berdiri lakukan dengan duduk, jika tidak mampu duduk berbaringlah. Ilustrasi keringanan yang umum kita tahu. Dan perlu diingat bahwa keringanan tidak berhubungan dekat dengan menyepelekan.

Lalu hanya tinggal kita, antar kita yang harus saling membuka pintu maaf dan legowo, dengan siapapun dan bahkan meminta maaf pada bumi, pada seluruh makhluk alam seperti saudara empat kita. Agar upaya kita kembali ke fitri dengan saling memaafkan tidak terasa antroposentris (meskipun selain manusia itu pemaaf) maka mari untuk menjaga relasi kita dengan alam, binatang, dst demi keberlanjutan hidup kita dan semoga untuk cucu sekalian manusia nantinya.

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2022 oleh

Tags: Halal BihalalIdul FitriLebaran
H.R. Nawawi

H.R. Nawawi

Jika di dunia hanya ada dua pilihan antara riang dan menangis. Saya memilih menangis. Kehampaan.

ArtikelTerkait

asisten rumah tangga

Asisten Rumah Tangga yang Tak Kunjung Kembali Setelah Idul Fitri

11 Juni 2019

Jangan Sedih jika Tidak Ada yang Mengirimkan Hampers Lebaran untuk Kamu

5 Mei 2021
mudik lebaran

Buat Kalian yang Tidak Mudik Lebaran, Kalian Kuat!

15 Mei 2019
outfit

Pertanyaan Berapa Harga Outfit Lu dan Alangkah Duniawinya Kita

7 Juni 2019
Ironi Fresh Graduate Saat Lebaran: Gaji Masih di Bawah UMR, tapi Sudah Tidak Kebagian THR Mojok.co

Ironi Fresh Graduate Saat Lebaran: Gaji Masih di Bawah UMR, tapi Sudah Tidak Kebagian THR

13 April 2024
5 Kebiasaan Unik Orang Madura Saking Antusiasnya Sambut Ramadan Terminal Mojok.co

5 Kebiasaan Unik Orang Madura Saking Antusiasnya Sambut Ramadan

6 April 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.