Antara Kematian Sulli dan Ulah Beringas Fans Kpop Garis Keras

fans kpop

fans kpop

Kasus kematian salah satu artis KPop, Sulli, mantan personel girl band/girl group f(x) memenuhi linimasa beberapa hari terakhir. Jagat industri dan idol-idolan K-Pop jelas dikejutkan dengan kabar ini. Dugaan terkuat yang hampir pasti benar, kematian Sulli ini akibat bunuh diri. Depresi, tekanan, dan hujatan yang diterima Sulli dari fans KPop (secara umum) menjadi pemicunya. Sulli menjadi artis KPop kesekian yang mengakhiri hidupnya sendiri. Kematiannya yang cukup mengejutkan seakan menegaskan bahwa ada lubang hitam menganga dalam jagat industri KPop.

Saya sendiri nggak terlalu paham bagaimana lingkaran industri K-Pop ini bekerja. Jangankan masalah industri K-Pop, untuk masuk ke dalam pembicaraan mengenai dunia KPop saja saya tidak tertarik. Hingga akirnya kabar ini mencuat, dan penulis musik idola saya, Raka Ibrahim, membahasnya dalam salah satu tulisannya di Asumsi.co. Treatment industri dan kelakuan fans menjadi salah satu “penyakit” yang bisa sekali waktu menyerang artis K-Pop, dan bisa berakibat fatal. Seperti yang dialami Sulli ini.

Tapi saya nggak akan masuk ke ranah bagaimana industri KPop merawat atau mengatur artis-artisnya. Toh saya juga susah untuk paham bagaimana industri ini bekerja. Saya juga nggak bersentuhan dengan dunia itu. Yang saya tahu tentang Korea Selatan ya cuma Park Ji Sung thok. Saya akan coba masuk ke masalah kelakuan atau ulah fans KPop yang kadang beringasnya bukan main. Saya kebetulan cukup dekat dengan mereka, meskipun nggak pernah (malas) bersinggungan langsung. Ribet!

Terkait kasus kematian Sulli, jika ditarik mundur, setidaknya ini berawal dari keluarnya Sulli dari girl band/girl group f(x). Ketika Sulli keluar, banyak fans-fansnya menganggap Sulli ini “kacang lupa kulitnya” karena lebih memilih bersolo karir. Ditambah lagi ketika Sulli menjadi seorang aktris, hujatannya semakin menjadi-jadi. Padahal, ya nggak masalah dong kalau Sulli memilih jalan itu. Masa idolanya mau berkembang malah dihujat fansnya sendiri? Gimana coba logikanya itu.

Maksudnya, ya sudahlah. Kalian as a fans masih bisa mendukung Sulli meskipun dia nggak di grupnya lagi. Toh juga masih satu ranah di dunia hiburan. Fans-fansnya ini juga nggak ngerti ada apa di balik keputusan Sulli ini. Udah nggak ngerti, menghujat keras sekali.

Belum lagi ketika Sulli memilih untuk berpacaran dengan rapper Choiza, hujatan fans KPop ini semakin menjadi-jadi. Ditambah lagi Sulli mempunyai prinsip feminisme, di mana dia dan beberapa figur publik yang mendukung pemerintah Korea Selatan untuk mencabut larangan aborsi. Nggak hanya hujatan yang semakin banyak, musuhnya Sulli juga semakin banyak. Mulai dari fans-fansnya yang kecewa, sampai masyarakat konservatif Korea Selatan ikut memusuhi dan menghujat Sulli.

Soal Sulli yang berpacaran, banyak fans-fans KPop ini yang menghujat, tidak terima kalau Sulli berpacaran. Mereka yang dengan pongahnya seakan menuntut artis-artis KPop ini suci, tidak pacaran, marah akan hal itu. Padahal ya sah-sah saja kalau Sulli memilih untuk berpacaran. Toh yang menjalani juga bukan fans-fansnya. Itu kan hidupnya Sulli. Sudah lah, jangan merasa paling berhak dan paling memiliki idola, sehingga bisa mengatur idola seenak jidatnya. Lha wong kebanyakan fans-fans ini cuma modal beli album sama photopack saja kok mau sok mengatur hidup idolanya. Raimu neng endi?

Lalu ketika Sulli ternyata adalah seorang feminis, apa salahnya? Kalau nggak suka ya ditinggalkan saja. Nggak usah menghujat dengan beringas seperti itu. Menjadi feminisme atau apa pun itu adalah hak dari setiap manusia, termasuk Sulli. Dan itu wajar! Saya sih nggak yakin apakah ada kontra-wacana dari penghujat-penghujat ini kepada prinsip feminisme yang dianut Sulli. Saya yakin sebagian besar dari penghujat ini ya cuma ingin menghujat Sulli saja karena dia feminis. Kecewa boleh, tapi ya nggak dengan menghujat gitu caranya.

Kelakuan beringas, sok tahu, dan sok mengatur fans terhadap idola memang nggak hanya ada di jagat KPop saja. Ini mewabah rata di seluruh dunia. Tapi apa yang terjadi di KPop, terjadi pada Sulli, dan kolega-kolega Sulli yang bernasib sama menunjukkan betapa parahnya keberingasan fans-fans KPop ini dalam menghujat (merundung). Sampai-sampai ada sindiran kalau fans KPop ini nggak bisa disenggol. Kalau disenggol, bisa-bisa marah membabi buta.

Tapi yang terpenting dari semuanya adalah mengenai masalah mental dan kejiwaan, bahwa perundungan semacam ini menjadi salah satu penyebab permasalahan mental. Sulli jelas mengalaminya hingga berakhir seperti yang kita semua tahu. Semoga apa yang dialami Sulli menjadi yang terakhir, dan nggak akan terjadi lagi hal serupa. Dan semoga fans-fans KPop yang masih beringas segera disadarkan dan dicerdaskan.

Rest in Peace, Sulli! Damai di sana. (*)

BACA JUGA Berkaca dari Kasus Sulli: Netizen Memang yang Terbaik Untuk Urusan Merusak Kesehatan Jiwa Orang Lain atau tulisan Iqbal AR lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version