Mi instan memang sering jadi pilihan anak kos di akhir bulan. Namun, sebagai anak kos kita tetap harus cerdas memilih mi yang paling pas sebagai andalan kita!
Anak kos adalah manusia paling kreatif yang pernah ada di dunia ini. Jadi anak kos bukanlah sesuatu yang perlu diratapi kemalangannya karena sering terindikasi tanggal tua dan serba pas-pasan. Malah sebaliknya, menjadi anak kos adalah anugerah terindah dari Tuhan untuk kita karena dengan status inilah kita bisa belajar banyak hal tentang rasa bersyukur dan tips untuk “mengakali hidup”.
Siapa, sih, yang nggak tahu kalau anak kosan sering berkreasi dengan life hack-nya yang unik dan serba out of the box? Mulai dari mengalihfungsikan rice cooker sebagai wajan elektrik, pantat kaleng minuman dan lilin untuk memasak telur, sampai cari nasi kotak gratisan setiap Jumat di masjid desa tetangga untuk mengakali perut kosong di tanggal tua. Sudah cukup menyedihkan? Khususon anak kos, sini saya beri tahu satu hal.
Diam-diam produk makanan instan andalan akhir bulan kalian, mulai berkhianat! Tau ia siapa? Saya yakin kalian pasti tidak asing dengan yang satu ini. Mi instan yang sering kalian banggakan saat akhir bulan itu ternyata tak sesetia itu sebagai penyelamat akhir bulan kalian. Berapa lama kalian menyadari jika harga mi satu ini sudah beberapa kali mengalami kenaikan? Belum lagi, porsinya (aduh, Tuhaaannn) sudah semakin berkurang.
Lantaran saya merasa kecewa dengan mi instan yang satu itu, akhirnya saya memutuskan untuk beralih produk ke mi instan lainnya. Awalnya, saya tidak berekspektasi tinggi pada produk mi instan yang satu ini. Pasalnya, sering kali saya mencoba mi instan yang lain dan berakhir dengan kekecewaan mendalam.
Sampai akhirnya, saya bertemu dengan mi Lemonilo di salah satu barisan rak mi instan di supermarket. Mi instan yang katanya terbuat dari bahan menyehatkan ini berhasil membuat saya yang pencinta mi, jatuh cinta luar dalam.
Dari kemasannya, mi ini tampak seksi dan menggiurkan karena dilapisi plastik tebal dan sedikit bagian transparan yang bisa membuat siapa pun leluasa mengintip “dalamannya”. Lantaran disebut sebagai mi vegetarian yang terbuat dari sayuran, mi instan ini berwarna hijau muda cerah dan berbeda dari warna mi kebanyakan. Belum lagi bentuk mi-nya yang lurus menyerupai mi ayam. Ia benar-benar menawan datang dengan sebuah pembaruan dalam dunia ke-mi-instan-an!
Setelah dibuat terpukau dengan penampilannya, saya kembali dibuat bersyukur dengan harganya. Pertama kali membeli mi instan ini, saya cukup membayar Rp6.500. Memang lebih mahal dari mi satu itu yang sudah jadi idola masyarakat Indonesia. Namun, kalau dilihat dari porsinya, saya nggak akan ragu untuk memilih mi Lemonilo. Pasalnya, serius, deh, saat mi sudah dimasak, ia akan mengembang dan porsinya jadi lebih banyak.
Sementara untuk bumbunya, rasa bumbu penyedap mi Lemonilo tidak terlalu pekat seperti bumbu penyedap mi instan lainnya. Bumbu mi Lemonilo hanya berupa minyak penyedap, bubuk penyedap, kecap, dan sedikit cabai bubuk sebagai taburan rasa pedas yang bisa bersahabat dengan lidah para phobia pedas. Aman laahhh pokoknya!
Tekstur mi Lemonilo ini terbilang lembut dan kenyal. Kalau kalian tahu bentukan spaghetti, kurang lebih begitulah rupa mi instan ini setelah matang. Ia sangat cocok jadi menu makan anak kos yang tetap ingin merasakan makanan elite di tanggal tua.
Kalau saya sih mi satu ini sangat cocok buat saya baik dari porsi, rasa, dan harganya. Kalau ada yang lebih enak dan terjangkau, kenapa ragu untuk dicoba? Btw, seriusan, deh, ini saya nggak di-endorse.
Sumber Gambar: Instagram Lemonilo
BACA JUGA Indomie Mieghetti Adalah Inovasi Mi Instan Paling Hopeless yang Pernah Saya Coba atau tulisan Ade Vika Nanda Yuniwan lainnya.