Mengalami kejadian sial di Alun-Alun Pemalang bikin kapok berkunjung ke sana.
Saya cukup sering lewat Pemalang, Jawa Tengah. Setidaknya saya melintasi Kota Grombyang hingga 6 kali dalam satu tahun. Saya dan keluarga sering melewati kota ini ketika menuju Pekalongan untuk menjenguk adik. Kebetulan, adik saya sedang menempuh pendidikan di Pekalongan. Asal tahu saja, Pemalang memang salah satu jalur yang jamak dilewati oleh mereka yang hendak menuju Kota Batik itu.
Walau sering melewati Pemalang, baru beberapa waktu yang lalu saya dan keluarga benar-benar menyempatkan mengeksplorasi kota ini. Setelah berkunjung ke Pantai Widuri yang berada di pesisir utara pulau Jawa, saya dan keluarga mampir ke pusat kota. Ibu saya ingin salat di Masjid Agung Nurul Kalam yang terletak di barat Alun-Alun Pemalang.
Perjalanan kami sesungguhnya baik-baik saja sampai kami singgah di Alun-Alun Pemalang. Pengalaman ini membawa kesan baru terhadap daerah dengan julukan Kota Ikhlas ini. Kenapa? Begini, saya jelaskan.
Daftar Isi
Alun-Alun Pemalang sepi dan minim pengunjung
Kami memarkirkan mobil tepat di depan masjid. Karena masih ada waktu sebelum salat asyar, kami berkeliling Alun-alun Pemalang. Kesan pertama yang terasa adalah alun-alun tersebut sangat sepi. Padahal penataan alun-alun sudah baik. Pohon-pohon tumbuh rindang di sekitar sana. Selain itu banyak bangku beton di tepi alun-alun. Sepertinya sangat nyaman untuk duduk-duduk menikmati angin sepoi-sepoi.
Di sisi timur Alun-Alun Pemalang terdapat pedagang kaki lima (PKL) dengan dagangan yang beragam. Namun, hal ini sepertinya nggak cukup untuk menarik pengunjung berdatangan. Mungkin karena dagangan yang dijajakan mayoritas makanan berat ya, jadi orang-orang kurang tertarik. Selain itu jumlah PKL kurang banyak, hanya sekitar 10 pedagang yang ada di sana.
Oknum jahil yang membuat Alun-Alun Pemalang tidak aman
Selepas menghabiskan sore di Alun-Alun Pemalang yang sepi dan tidak bergairah, ibu saya mengajak pulang. Tak dinyana, hal sial menimpa kami. Saat hendak menyalakan kendaraan, starter mobil kami ngadat. Saya tidak panik. Mobil kami memang agak rewel saat dinyalakan pertama kali. Namun, setelah percobaan ketiga, saya mulai curiga.
Akhirnya, bapak memberikan instruksi kepada saya untuk mendorong mobil. Saya pun meminta bantuan kepada beberapa orang di sekitar masjid dan alun-alun untuk membantu. Biasanya, mesin mobil akan menyala saat didorong, bahkan meskipun yang mendorong hanya seorang saja. Saya pun sering mendorong mobil sendirian saat mobil susah distarter tatkala di rumah. Namun, setelah didorong sekitar tiga orang, mobil masih enggan menyala. Sial benar!
Tak berapa lama, ada beberapa orang yang menawarkan agar mobil di bawa ke bengkel terdekat. Pembawaannya sangat ramah dan solutif. Saya terbujuk dengan tawaran tersebut, tapi tidak dengan bapak saya. Jam terbang yang tinggi membuat bapak saya bisa menghadapi berbagai kondisi, termasuk kondisi terburuk sekali pun. Bapak saya mengambil ponsel pintar dan menelpon kawannya yang menjadi montir.
Setelah dijelaskan, bapak saya langsung membuka kerangka mesin di bagian tengah. Benar! Ada salah satu kabel yang terputus. Ini yang menjadi penyebab mobil tak bisa dinyalakan. Dengan cekatan, bapak memutus kabel audio mobil yang tidak berfungsi untuk disambungkan ke kabel yang putus tersebut.
Setelah mobil menyala, bapak menjelaskan jika kemungkinan besar kabel yang putus itu karena dicabut secara paksa oleh seseorang saat kami sekeluarga sedang salat. Bukannya kami berprasangka buruk, saya sendiri melihat dengan jelas bahwa bekas kabel yang putus tadi berhamburan. Kalau kabel terlepas secara wajar, pasti kabel tersebut tidak mungkin berserakan. Kemungkinan, orang yang menawarkan pertolongan tadi sudah kongkalikong dengan orang yang memutus kabel. Wallahualam.
Selalu berhati-hati
Entah keluarga saya saja yang sedang apes hari itu atau memang di Alun-Alun Pemalang memang sering terjadi kejadian seperti ini. Yang jelas, setelah kejadian tersebut, saya jadi jauh lebih waspada dan hati-hati ketika melintasi atau mampir Pemalang dan daerah-daerah lain. Zaman sekarang banyak sekali modus penipuan yang bisa dipakai.
Buat yang pertama kali singgah di Alun-alun Pemalang, saya harap kalian juga bisa lebih waspada. Apalagi jika kendaraan yang kalian bawa bukan berplat nomor G. Bisa jadi kendaraan kalian jadi sasaran empuk selanjutnya. Waspadalah!
Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.