Alun-Alun Kota Kediri Berakhir Mengenaskan karena Revitalisasi yang Terbengkalai

Alun-Alun Kota Kediri Berakhir Mengenaskan karena Revitalisasi yang Terbengkalai Mojok.co

Alun-Alun Kota Kediri Berakhir Mengenaskan karena Revitalisasi yang Terbengkalai (unsplash.com)

Sudah sejak lama Alun-Alun Kota Kediri mendapat kritikan dari berbagai pihak karena desain alun-alun yang nggak jelas. Alun-alun yang biasanya berupa ruang terbuka hijau dan tanah lapang luas untuk berkumpulnya masyarakat, malah ditanami pepohonan yang tidak beraturan. Jika dilihat dari jalan raya, Alun-alun Kota Kediri mirip seperti kebun daripada alun-alun. Bahkan, patung Mayor Bismo yang menjadi ikon alun-alun sama sekali tidak terlihat dari jalan raya.

Kondisi seperti ini sudah berlangsung puluhan tahun. Kritikan terlontar dari berbagai pihak, termasuk saya. Saya membandingkan dengan alun-alun kabupaten yang paling dekat yakni Alun-Alun Jombang, kondisinya jauh berbeda. Alun-Alun Jombang memiliki lapangan yang begitu luas, tempat bermain anak, taman bunga, lokasi khusus pedagang dan berbagai fasilitas lain. Kondisinya benar-benar hidup dan berbanding terbalik dengan alun-alun di Kota Tahu ini. 

Revitalisasi malah bikin alun-alun Kota Kediri makin bobrok

Menanggapi berbagai kritikan tersebut, akhirnya Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) melakukan revitalisasi Alun-Alun Kota Kediri yang dimulai pada akhir Mei 2023. Proyek revitalisasi yang menelan anggaran senilai Rp17,9 miliar itu direncanakan selesai pada bulan Desember 2023.

Akan tetapi, rencana tinggal rencana. Proyek revitalisasi ini pada akhirnya mangkrak. Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas PUPR melakukan pemutusan kontrak dengan PT. Surya Graha Utama KSO Sidoarjo, selaku kontraktor proyek pada 30 November 2023. Dinas PUPR beralasan, pemutusan kontrak ini karena pihak kontraktor terlambat dalam menyelesaikan pengerjaan konstruksi. Menurut Kepala Dinas PUPR Kota Kediri Endang Kartika Sari, proyek ini baru bisa dilanjutkan 2025 mendatang.

Lantas siapa yang dirugikan atas mangkraknya proyek revitalisasi Alun-Alun Kota Kediri? Lagi-lagi rakyat kecil terutama PKL (Pedagang Kaki Lima) yang berjualan di kawasan alun-alun. Mereka terpaksa berjualan tepat di pinggir jalan raya yang sangat panas saat siang hari. Apalagi ditambah seng penutup proyek yang membuat suasana semakin menyala. Pembeli semakin sepi. Bahkan sebelum ada proyek, jumlah pembeli sudah sangat menurun karena rupa Alun-alun yang sangat tidak menarik.

Proyek mangkrak menjadi bibit-bibit masalah

Berbulan-bulan mangkrak, bangunan yang belum rampung itu mulai ditumbuhi tanaman liar. Semak belukar, rumput dan lumut mulai memenuhi setiap sudut bangunan. Hal tersebut tentunya dapat merusak konstruksi bangunan jika terus menerus dibiarkan.

Mirisnya lagi, patung Mayor Bismo yang awalnya berdiri dengan gagah di tengah Alun-alun, kini dipindah ke sebelah pojok barat daya seperti barang yang tidak berguna. Relief cerita perjuangan pahlawan yang dulu terletak di bagian bawah patung, saat ini sudah tidak lagi ditemukan.

Buruknya kondisi alun-alun juga dapat menimbulkan ancaman kesehatan. Sampah yang terus menumpuk tentunya dapat menyebarkan penyakit di sekitar kawasan. Apalagi jika sudah memasuki musim hujan pasti akan menimbulkan genangan di dalam proyek yang mangkrak tersebut sehingga memunculkan benih-benih nyamuk.

Peringatan dari warga

Pada 19 Juli 2023, unjuk rasa warga sempat malukan unjuk rasa di depan Balai Kota Kediri setelah itu, membongkar secara paksa sebagian pagar seng pembatas proyek. Pembongkaran ini sebagai bentuk protes agar para PKL dapat kembali berjualan di kawasan alun-alun secepatnya. Selain itu terdapat laporan warga bahwa proyek mangkrak tersebut kerap dijadikan tempat berbuat asusila.

Terlihat dalam video yang sempat viral di TikTok tentang pembongkaran pagar pembatas proyek Alun-Alun Kota Kediri, beberapa orang nampak memasuki area proyek dengan menerobos seng pembatas. Kondisi alun-alun terlihat sangat memprihatinkan. Tanaman liar tumbuh di setiap tempat. Tak hanya tanaman, tumpukan sampah juga mulai bermunculan di beberapa titik. Kondisinya benar-benar memprihatinkan. 

Paguyuban PKL Alun-Alun Kota Kediri meminta agar Pemerintah Kota Kediri tidak mengajukan banding. Sebelumnya, Pemerintah Kota Kediri kalah dalam persidangan arbitrase melawan pihak kontraktor. Permohonan PKL ini disampaikan agar Alun-Alun Kota Kediri bisa segera diperbaiki dan mereka dapat berdagang dengan normal kembali.

Saya sebagai warga kediri juga berharap agar permasalahan mangkraknya proyek revitalisasi Alun-Alun Kota Kediri tidak berlarut-larut. Ke depan saya juga berharap, Pemerintah Kota kediri sebaiknya juga jangan gegabah mengambil sebuah keputusan karena akan berdampak pada rakyat kecil.

Penulis: Nurhadi Mubarok
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Simpang Lima Gumul, Tempat Jahanam yang Kini Jadi Ikon Kebangaan Warga Kediri

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version