Coba sebutkan lima alat yang ada di dapur rumahmu. Hayooo, bisa nggak? Yang ke dapur sekadar buka tudung saji buat lihat ada lauk apa hari ini pasti nggak bisa jawab. Padahal perkakas dapur itu ada banyak jenisnya, lho. Panci saja ada ada banyak macamnya, ada frying pan, saute pan, wok pan, grill pan, dll. Oh, tapi tentu saja nggak semua “pan” itu wajib ada di dapur. Kaum tipis-tipis kayak kita mah punya satu saja cukup. Mau rebus air, mi instan, atau masak sayur ya pakai panci itu lagi, itu lagi. Nggak masalah.
Soal alat dapur ini, memang nggak wajib kita miliki semuanya. Dan kalau kita miliki sekalipun, nggak harus yang mahal atau bermerek. Talenan atau piring bonusan dari tukang sayur atau hadiah beli sabun colek nggak masalah, kok, kalau dipakai. Lumayan, kan, hemat pundi-pundi rupiah. Tapi, khusus 3 alat dapur berikut ini, belilah dengan melihat kualitas, jangan harganya.
#1 Pisau
Ibarat orang yang mau maju perang, pisau adalah senjata utamamu di dapur. Jadi, daripada mengeluarkan banyak duit untuk beli wadah bumbu yang dilabeli “minimalis” oleh produsennya, lebih baik duitnya dipakai untuk nambahin beli pisau. Percayalah, wadah bumbu masih bisa digantikan perannya dengan stoples bekas wadah selai. Lha, kalau pisau? Masa mau diganti pakai penggaris? Oh, sungguh itu nggak mungkin terjadi. Itu sebabnya, berinvestasi lebihlah ke pisau.
Selain bisa membuat pekerjaan di dapur jadi lebih cepat selesai, keberadaan pisau yang tajam dan ergonomis juga bisa menghindarkan kita dari misuh gara-gara potong sayur kayak potong daging. Alot banget, ya, Rabb… Maklum, efek pisau murahan bin tumpul yang masih saja dipelihara.
#2 Kompor
Jika biasanya mata kita selalu tertuju pada pilihan harga yang termurah saat membeli sesuatu, please, beri pengecualian jika barang yang mau dibeli adalah kompor. Pokoknya, beli kompor jangan sampai asal comot. Cari dan lihat dulu spesifikasinya di internet. Pilih yang memang sudah terpercaya kualitasnya. Mahal sedikit nggak apa-apa, daripada beli kompor yang murahan tapi ternyata nggak aman. Bahaya juga, kan? Lagi pula, kualitas api yang dihasilkan kompor murahan sering kali nggak bagus. Apinya cenderung berwarna merah yang artinya lebih boros gas elpiji. Situ pasti nggak mau, kan, bolak-balik beli tabung gas elpiji?
#3 Food processor
Oke. Mungkin nggak banyak orang yang menggunakan food processor sebagai salah satu koleksi alat tempurnya di dapur. Pasti ada yang lebih suka cara-cara klasik seperti menggunakan cobek untuk menghaluskan bumbu atau parutan untuk memarut kelapa dan diambil santannya secara manual dengan diperas tangan. Tapi, jika pilihan hidupmu adalah food processor—atau setidaknya blender—pilihlah yang kualitasnya oke.
Memangnya food processor atau blender bagaimana yang oke?
Nggak usah yang kayak punya Chef Arnold. Jangan. Eman-eman. Duitnya bisa buat bayar SPP anak. Tapi setidaknya, pilihlah food processor atau blender yang bisa menghaluskan bumbu dengan baik. Percuma menghaluskan bumbu pakai blender kalau ternyata masih ada butiran bawang atau kemiri yang masih nggak tersentuh. Nanti ujung-ujungnya harus diulek secara manual. Haish, itu namanya mingdo gaweni pegawean alias dua kali pekerjaan. Nggak efektif, kan? Kapan mau drakoran kalau gitu caranya, Bund?
Selain 3 barang di atas, alat dapur lain boleh dipilih yang harganya murah. Nggak usah memaksakan diri mengubah dapur jadi kekinian dengan membeli alat tempur yang harganya fantastis. Ingat, yang bikin makanan terasa enak itu bukan alatnya, tapi orangnya, kok.