Mengganti soun dengan taoge
Hal lain yang bikin saya kecewa ketika menyantap soto ayam Lamongan di Jogja adalah substitusi soun atau sohun dengan taoge. Wah, kalau ini cukup menarik untuk dilihat lagi.
Salah satu keistimewaan lain dari kuliner Lamongan ini adalah penggunaan soun. Soun adalah sejenis mie halus yang berwarna bening dan memiliki tekstur kenyal serta licin. Kalau soun ini kemudian diganti dengan taoge, tentu saja cita rasa dari makanan ini bakal berbeda.
Nggak ada potongan telur rebus, diganti pakai gorengan
Selanjutnya, hal yang bikin kecewa dari soto ayam Lamongan di Jogja adalah ketidakhadiran potongan telur rebus. Telur rebus ini diganti menjadi gorengan. Padahal menurut saya, soto akan lebih sedap kalau proteinnya juga memakai telur rebus.
Perpaduan potongan telur rebus, kuah soto, dan berbagai kondimen di dalam semangkuk soto Lamongan menjadi tambah enak di lidah. Sebenarnya kalau makan soto pakai gorengan juga enak-anak saja, tapi ya biasa saja, nggak enak banget kayak pakai potongan telur.
Nggak ada irisan tomatnya
Hal terakhir yang bikin saya kecewa saat menyantap soto ayam Lamongan di Jogja adalah nggak pakai irisan tomat. Alih-alih memasukkan irisan tomat, beberapa warung yang pernah saya kunjungi malah menambahkan taburan taoge.
Padahal kehadiran irisan tomat nggak hanya menjadi pelengkap sayuran dalam seporsi soto, lho. Kehadiran tomat juga menambah warna pada soto ayam agar terlihat cantik sehingga siapa pun ingin menyantapnya.
Itulah beberapa hal yang bikin saya kecewa saat menyantap soto ayam Lamongan di Jogja. Kalau kalian punya referensi warung soto Lamongan asli, boleh dibagikan di kolom komentar. Siapa tahu ada yang sedang mencarinya juga.
Penulis: Marselinus Eligius Kurniawan Dua
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Dosa Penjual Soto Ayam yang Memasang Spanduk Bertuliskan “Lamongan”.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















