Pada tahun 2012 lalu, tepatnya tanggal 24 Februari, saya mengalami musibah. Rumah saya kebakaran. Si jago merah betul-betul menghabiskan semua barang yang ada lantai dua rumah kala itu. Karena aksi cepat kerja sama dari para tetangga, api tersebut bisa dipadamkan. Mereka, ada yang memanjat ke atap tetangga sambil membawa ember, ada pula yang mendobrak rumah.
Aksi para tetangga saya sangat, sangat, sangat heroik. Sebab, jika tindakan tersebut tidak dilakukan, api bisa menjalar ke lantai satu rumah dan menghabiskan semua barang hingga tidak tersisa.
Kebakaran tersebut terjadi pada sore hari karena korsleting atau arus pendek. Kala itu, di rumah sedang tidak ada siapa-siapa. Bapak, Ibu, dan saya, masih di jalan menuju rumah. Beruntung, tidak ada satu pun keluarga saya yang menjadi korban jiwa.
Para tetangga bukannya tidak memanggil petugas pemadam kebakaran, sejak awal melihat percikan api dari atas rumah, mereka langsung menelepon. Hanya saja petugas kebakaran datang terlambat. Baru tiba di lokasi ketika api sudah berhasil dipadamkan oleh para tetangga, bersamaan dengan kedatangan Bapak, Ibu, dan saya.
Saya ingat betul, para petugas kebakaran disoraki dan ada yang berkata, “Ngapain datang? Udah telat! Lagian datangnya telat melulu.”
Pada saat kejadian tersebut, saya hanya menimpali dan menenangkan beberapa tetangga, “Udah, udah, Mas. Nggak apa-apa.”
Malang betul jadi petugas pemadam kebakaran. Sudahlah tugasnya menyelamatkan orang yang terkena musibah, ketika tiba di suatu lokasi, malah dicemooh hanya karena sering datang terlambat. Tentu ini sangat tidak fair bagi para petugas pemadam kebakaran.
Dan lagi, saya cukup yakin, datang terlambat adalah bukan keinginan mereka. Mengingat job desc mereka tidaklah main-main. Bahkan tak jarang sampai harus mengorbankan diri sendiri. Ada faktor eksternal yang sering kali membuat para petugas pemadam kebakaran datang terlambat dan hal ini saya dengar langsung dari mereka ketika tanya-jawab untuk kebutuhan investigasi, setelah kebakaran besar di rumah saya berhasil dipadamkan.
#1 Jalan macet
Hal ini membuat petugas kebakaran sulit menuju TKP sesegera mungkin. Padahal, mereka sudah bergegas dan melakukan persiapan ketika mendapat telepon perihal kebakaran. Betul-betul sudah sigap. Hanya saja, karena kondisi jalanan yang kurang mumpuni, membuat para petugas kebakaran sulit mencapai lokasi tujuan tepat waktu.
#2 Kendaraan lain tidak mau mengalah dan malah menghalangi laju truk pemadam kebakaran
Ini menjadi kebiasaan buruk sebagian pengendara di Indonesia. Tidak hanya truk pemadam kebakaran, mobil ambulans pun sering kali menghadapi kendala sama. Padahal, sudah sebaiknya kita meminggirkan kendaraan ketika dua kendaraan tersebut sedang melaju. Sebagaimana diketahui, ketika sirine sudah dibunyikan, tandanya ada hal urgent yang harus diselesaikan. Mereka menjadi kendaraan yang diprioritaskan untuk lewat lebih dulu.
#3 Akses masuk sulit
Tak jarang kebakaran terjadi di permukiman padat penduduk yang bahkan truk pemadam kebakaran sulit lewat atau masuk. Itu kenapa, para petugas kebakaran harus mencari alternatif lain agar tetap bisa menyelesaikan tugas, memadamkan api, dan sangat mengusahakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam suatu musibah.
Setelah mendengar curhatan tersebut dari petugas pemadam kebakaran, rasanya saya jadi lebih bisa memahami kenapa mereka sering mengalami kesulitan tepat waktu. Bukan karena maunya mereka, tapi karena ada faktor lain yang, terkadang orang lain nggak peduli atau nggak mau tahu.
Rasanya kurang fair aja gitu, ketika para petugas pemadam kebakaran sudah berusaha sekeras mungkin sampai mengorbankan nyawa demi menyelamatkan orang lain, ealah, oleh beberapa orang malah dicemooh karena datang telat. Dibanding nge-judge, padahal kita semua bisa menanyakan kenapa hal tersebut terjadi, kenapa telat, dan lain sebagainya. Sebab, akan terkesan lebih menenangkan dan ada usaha untuk memahami permasalahan satu sama lain.
Sejatinya, petugas pemadam kebakaran juga manusia yang memiliki hati nurani dan perasaan. Mereka juga punya keluarga yang harus dihidupi dan dilindungi. Jadi, saling memahami dan menghargai apa yang menjadi tugas dari pemadam kebakaran, tentu akan jauh lebih menenangkan dan membuat mereka jauh lebih semangat dalam melakukan tugasnya.
BACA JUGA Toott… Toott… Uwiiww… Uwiiww…. Sirine Kadang Menyebalkan Tapi Eiitsss Lihat Dulu Siapa yang Lewat dan tulisan Seto Wicaksono lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.