6 Alasan Orang Kaya Bayar Pakai Kartu Kredit padahal Bergelimang Duit

6 Alasan Orang Kaya Bayar Pakai Kartu Kredit meski Bergelimang Duit

6 Alasan Orang Kaya Bayar Pakai Kartu Kredit meski Bergelimang Duit (unsplash.com)

Ketika membayangkan kehidupan crazy rich, yang lumrah muncul adalah kebebasan finansial. Kondisi idaman tersebut jelas jauh dari kata pinjaman. Namun kenyataannya, banyak orang kaya cenderung menggunakan kartu kredit untuk beragam transaksi mereka ketimbang uang tunai.

Yang awam paham, kartu kredit identik dengan utang. Padahal kaum borjuis pasti tak kekurangan uang tunai. Usut punya usut, pembayaran dengan kartu kredit menyimpan sederet keuntungan bila berada di tangan yang tepat. Karena alasan inilah, golongan yang nggak mengerti perjuangan sandwich generation tersebut getol berbelanja dengan menggesek kartu kredit mereka.

#1 Jaminan keamanan membuat hidup lebih nyaman

Meskipun katanya nasabah prioritas sebuah bank swasta lebih senang menenteng uang tunai dalam kantong kresek, orang kaya yang memakai logika tidak akan menerapkan cara ini di kehidupan sehari-hari. Sebab, membawa uang tunai dalam nominal besar rentan menjadi korban kejahatan. Belum lagi tebalnya gepokan uang membuatnya sulit untuk disimpan.

Lain cerita jika memakai kartu plastik tipis sebagai alat transaksi. Selain cukup diselipkan tanpa membuat dompet menggembung, kartu kredit juga menawarkan perlindungan terhadap penipuan. Jika terindikasi pembelian mencurigakan, transaksi tersebut dapat dibatalkan. Selain itu, pemilik dapat segera melaporkan ke bank penerbit untuk memblokir kartu jika terjadi kehilangan.

#2 Sekaya apa pun, sultan juga suka gratisan

Hampir semua kartu kredit menyodorkan program loyalitas demi mempertahankan konsumen. Bentuknya bisa berupa point rewards, cashback, atau miles penerbangan. Besarannya tergantung angka pembelanjaan nasabah. Saat mencapai jumlah tertentu, poin boleh ditukarkan dengan produk atau layanan incaran.

Setajir apa pun orang, keunggulan semacam ini tentu enggan dilewatkan. Alih-alih boros, pemanfaatan promo diskon dan cashback justru menghemat pengeluaran. Bahkan, tidak sedikit orang tajir melintir melancong gratis ke luar negeri karena akumulasi miles penerbangan yang mereka peroleh. Bagaimanapun sultan tetap saja manusia yang tergoda menerima hadiah cuma-cuma.

#3 Kemudahan penelusuran transaksi keuangan melalui kartu kredit

Nyaris seluruh penasihat keuangan mengatakan bahwa pencatatan adalah hal utama yang harus dijalankan ketika berurusan dengan uang. Selain melatih kedisiplinan, kebiasaan ini bisa menjadi refleksi untuk memilah antara kebutuhan dan keinginan. Sayang, terkadang orang lupa menulisnya karena membayar dengan uang kartal.

Untungnya, kartu kredit menyediakan cara yang efisien pelacakan pengeluaran. Laporan keuangan bulanan yang diterbitkan oleh bank terkait membantu pemilik mengelola keuangan mereka dengan lebih cermat. Pasalnya, mereka dapat melihat pola pengeluaran untuk kemudian melakukan identifikasi pos yang dapat ditekan biayanya sehingga perencanaan anggaran bulan depan jauh lebih tertata.

#4 Membangun kepercayaan melalui skor kredit

Para hartawan paham benar nilai dan sulitnya membangun kepercayaan. Mengingat lazimnya profesi mereka adalah pengusaha, menjalin kerja sama dengan bank adalah salah satu tujuan jangka panjang yang utama. Oleh sebab itu, penting bagi mereka guna mempertahankan skor kredit yang mencerminkan kelayakan dan kredibilitas seseorang dalam mengambil pinjaman.

Tidak dimungkiri, mayoritas pengusaha memutar modal pinjaman dari lembaga keuangan demi ekspansi bisnis. Sebagai pemberi pinjaman, bank menilik riwayat penggunaan kartu kredit nasabahnya. Rekam jejak yang baik akan memudahkan pebisnis memperoleh pinjaman sesuai yang dikehendaki.

#5 Kartu kredit jadi solusi praktis bagi yang sering ke luar negeri

Memiliki jadwal padat hingga kunjungan ke luar negeri mendorong orang kaya untuk membuat kartu kredit. Soalnya, jangkauan pemakaian kartu kredit sangat luas. Kartu plastik ini juga bisa digunakan untuk menarik uang tunai di ATM pada berbagai negara. Artinya, pemegang kartu kredit tidak perlu membuang waktu guna menukar mata uang sebelum melakukan perjalanan lintas negara.

#6 Bukan cuma tas branded, kartu kredit adalah simbol kemewahan hakiki

Katanya, orang kaya sejati tidak butuh validasi. Faktanya, segemuk apa pun rekening seseorang, flexing tetap saja dibutuhkan. Terlebih, seorang pengusaha wajib menonjolkan citra sebagai sosok yang sukses. Dengan demikian, mitra atau klien akan percaya saat hendak melakukan kesepakatan bisnis.

Ditambah lagi, semakin tinggi limit dan gengsi suatu jenis kartu, semakin berlimpah pula manfaat timbal baliknya. Beberapa tipe kartu kredit premium menawarkan previlese concierge yang bahkan tidak terbayangkan di benak jelata. Menjadi pemilik pertama barang mewah edisi terbatas atau tiket konser mega bintang bukan lagi sekadar angan.

Kartu kredit ibarat pisau bermata dua. Kesalahan terbesar masyarakat saat mengajukan kepemilikan kartu kredit adalah menempatkannya sebagai alat utang. Sementara golongan tajir melintir yang melek literasi keuangan paham benar fungsi kartu tersebut sebagai alat bayar. Kalau hobimu masih sebatas gesek tunai, lebih baik urungkan meminang kartu sakti ini.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kartu Kredit Tidak untuk Orang dengan Pendapatan Pas-pasan, Nggak Usah Sok-sokan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version