Video gim dengan konsep play to earn, di atas kertas memang terdengar sangat seksi untuk dimainkan. Ya, siapa sih yang tidak tertarik mendapatkan cuan dari “sekadar” bermain gim? Meski demikian, nyatanya dinamika keberadaan gim play to earn di tengah komunitas gaming tidak semanis yang dibayangkan.
Sekitar bulan Oktober tahun lalu, Gabe Newell menerapkan kebijakan yang melarang semua gim yang terintegrasi dengan blockchain didistribusikan melalui portal digital populer miliknya, Steam. Salah satu gim yang dicoret adalah Age of Rust. Drama berlanjut ke Twitter di mana pihak pengembang gim sambat dan menyebut bahwa “NFT dan gim blockchain adalah masa depan.”
Namun, alih-alih mendapatkan simpati, akun Twitter Age of Rust justru mendapat kritik pedas dari komunitas gaming yang rata-rata mendukung kebijakan Steam. Tak kuasa membendung gelombang kritik, pada akhirnya mereka memutuskan untuk menutup kolom komentar di postingan tersebut.
Resistensi serupa juga dialami oleh Quartz, proyek NFT dari Ubisoft. Ia adalah perusahaan di balik judul tenar seperti Assasin’s Creed dan Ghost Recon. Dilansir dari Kotaku, video promosi Quartz jadi sasaran tembak netizen dengan total 1.000 likes berbanding 24.000 jempol ke bawah. Angka yang jelas menggambarkan betapa buruknya sentimen gamer terhadap proyek tersebut.
Pertanyaannya, kok bisa? Mengapa suara komunitas nyaris begitu bulat untuk menolak gim blockchain? Bukankah gim blockchain memungkinkan kita untuk mendapatkan “uang jajan” hanya dengan bermain video gim?
Saya sendiri sudah dua bulan belakangan bermain Town Star, salah satu gim blockchain yang saya tahu dari artikel Mas Riyanto “Review 3 Gim Blockchain yang Layak Dimainkan“. Belum puas dan masih penasaran dengan potensi gim blockchain, saya juga sempat mengunduh Ragnarok Labyrinth NFT.
Dan, ternyata semua penolakan di atas cukup beralasan.
Salah satu aspek yang tidak dipenuhi oleh gim blockchain adalah aspek “kesenangan”. Hal yang cukup fatal karena toh pada dasarnya video gim sudah semestinya “menyenangkan”. Begini saya jelaskan.
Dalam video gim, dibutuhkan sistem “reward dan punishment” in-game yang baik. Gim-gim yang menyenangkan adalah gim-gim yang memberi hadiah sepadan dengan usaha kita sebagai pemain. Setiap gim harus punya endgame, titik tujuan akhir yang layak diperjuangkan oleh pemain. Hal itu memotivasi kita untuk terus berusaha bermain gim tersebut dari awal sampai akhir. Entah itu sultan maupun kere-hore. Entah itu pro player ataupun pemain semenjana. Sistem rank di Mobile Legends dan Spiral Abyss di Genshin Impact, misalnya.
Gim blockchain, setidaknya yang saya mainkan, tidak memiliki tujuan in-game yang jelas. Misalnya, mengapa harus membangun Express Depot di Town Star? Mengapa harus mengalahkan boss di Ragnarok Labyrinth? Tidak ada dorongan yang kuat dari segi gameplay untuk melakukan itu.
Saya coba mendekati gim-gim blockchain dengan pendekatan cari cuan. Hasilnya pun sama saja. Gameplay yang dihadirkan tetap tidak terasa menarik. Malah yang ada, bermain gim blockchain terasa seperti kewajiban dan beban. Memenuhi syarat menaikkan level Town Hall di Clash of Clans terasa lebih menarik daripada membangun Nuclear Power di Town Star.
Selain itu jurang antara sultan dan pemain biasa juga terasa sangat jauh. Di game konvensional, menggelontorkan uang memang memberi keuntungan lebih. Namun, endgame yang dituju pada dasarnya tetap sama antara satu pemain dengan pemain yang lain. Mencapai Mythical Glory tidak pandang jumlah skin dan merampungkan Spiral Abyss tidak selalu membutuhkan karakter bintang lima.
Gim blockchain punya endgame yang sangat dinamis, terlalu dinamis malah. Hal ini terasa sangat fatal karena malah terasa membosankan. Sekarang coba bayangkan jika Mobile Legends tidak memiliki sistem ranked. Yak, semembosankan itu.
Jujur saja, saya sebenarnya tidak masalah dengan gim-gim blockchain. NFT dan kripto merupakan inovasi yang cepat atau lambat bakal mempengaruhi industri video gim. Itu tidak bisa dihindari. Hanya saja, jika penerapan konsep blockchain lantas mengorbankan hal-hal fundamental dari sebuah video gim, tentu saja hal itu bakal jadi big no.
Harapan saya, di masa depan, para developer video gim mampu menemukan keseimbangan. Di satu sisi mampu terintegrasi dengan blockchain dengan baik. Namun di sisi lain, ia memiliki gameplay yang menarik dan tetap menyenangkan untuk dimainkan.
Mobile Legends NFT? Hmmm, sepertinya menarik.
Penulis: Nurfathi Robi
Editor: Audian Laili
BACA JUGA Review 3 Gim Blockchain yang Layak Dimainkan