Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Alasan Logis bahwa Nadin Amizah Berhak Membela Kesenian dalam Negeri

Irvan Hidayat oleh Irvan Hidayat
10 Januari 2021
A A
Alasan Logis bahwa Nadin Amizah Berhak Membela Kesenian dalam Negeri terminal mojok.co

Alasan Logis bahwa Nadin Amizah Berhak Membela Kesenian dalam Negeri terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Membaca tulisan Fadlir Nyarmi Rahman, sejak baris pertama argumentasinya lemah dan bisa dikatakan apriori. Dia tidak mendengar lagu-lagu Nadin Amizah lantas menyimpulkan bahwa Nadin melakukan omong kosong lewat Twitter-nya. Mas Fadlir menyebutnya terlalu visioner.

Dalam teknik membuat argumentasi, pernyataan itu harus dibuktikan kebenarannya. Bagaimana bisa dikatakan benar, sedangkan ia sendiri tidak punya pengalaman empirik terhadap lagu-lagu Nadin. Analoginya, Mas Fadlir ingin mengatakan bahwa seblak itu enak, tapi dia sendiri tidak pernah mencicipinya. Dia hanya mendengar dari temannya bahwa seblak itu enak.

Sampai di sini sebenarnya tulisannya sudah tidak bisa dipertanggungjawabkan. Argumentasi yang ia buat hanya bersandar pada teman mutualannya di Twitter dan akun Twitter Nadin sendiri. Tanpa mengaitkannya dengan karya-karya Nadin Amizah yang menjadi latar belakang. Dalam teori kritis, teks tidak berdiri sendiri melainkan ada konteks yang mendahuluinya.

Mengapa Nadin Amizah membuat banyak cuitan dengan bahasa baku dan terkesan puitis? Ini yang seharusnya ditanyakan terlebih dahulu oleh Mas Fadlir sebelum menulis. Kenapa harus bertanya? Ini logika dasar dari berpikir yang dikenal dengan kausalitas. Tentu Mas Fadlir tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut karena mendengar lagunya saja tidak.

Saya menikmati lagu Nadin Amizah sejak ia masih bersama Dipa Barus yang berjudul “All Good” dan karya-karya setelahnya seperti “Sorai”, “Rumpang”, dan album Selamat Ulang Tahun yang rilis pertengahan tahun 2020 lalu. Lirik-lirik lagu Nadin memang puitis dan terbilang sangat puitis untuk anak seusianya. Meski puitis, lagu-lagu Nadin punya kesan meneduhkan bagi para pendengarnya.

Perlu Mas Fadlir tahu, setiap lagu Nadin lahir dari pengalaman hidupnya cukup berat. Lagu-lagunya diciptakan dengan sentuhan rasa yang mendalam dan tidak sama dengan lagu-lagu indie yang lain. Lagu indie lain dominan dengan kisah percintaan sepasang kekasih. Sementara Nadin Amizah lebih kepada dirinya sendiri dan keluarganya.

Tentu Mas Fadlir tidak mengetahui sejauh itu dan saya tidak menyalahkannya. Setiap orang punya preferensi musiknya sendiri dan tidak bisa dipaksa untuk mengerti preferensi musik orang lain. Namun, yang membuat saya tidak sreg dengan tulisan Anda, bukan karena saya penikmat lagu Nadin. Itu hanya salah satu argumentasi untuk menguatkan tulisan saya kali ini. Saya tidak mau membuat kesalahan yang sama. Saya tidak akan mengatakan bola itu kotak sementara kenyataannya bola itu bulat.

Dalam tulisannya, Mas Fadlir ingin menyinggung cuitan Nadin Amizah sebagai berikut:

Baca Juga:

‘The White Tiger’ Adalah Jawaban Atas Konsep Utopis Realistis Kaya Miskin Khas Nadin Amizah

Lagu ‘Bertaut’ Nadin Amizah Penuh Makna tapi Tidak Sesuai Kenyataannya

Kalau pake bahasa baku sedikit dibilangnya sok indie, kasian anak seumuran saya yg memang cita-citanya jadi penyair dan ahli bahasa. pada takut kena semprot tukang nyinyir. tar giliran generasinya gada seniman hebat, malu juga kalian.

Betul ini adalah respons Nadin Amizah karena banyak mendapat nyinyiran dari netizen. Namun, Nadin berhak membuat cuitan itu. Kenapa? Karena dia adalah seniman yang mempunyai karya dan karya-karyanya memang sarat dengan kalimat alegoris. Nadin punya otoritas berbicara seperti itu, ia sudah masuk golongan seniman atau penyair dengan sejumlah karyanya yang sudah diakui publik.

Mas Fadlir mungkin lupa teknik menulis non fiksi itu harus berdasarkan pada sumber yang paling dekat dengan yang ingin Anda tulis. Sumber itu bisa dibilang sumber otoritatif atau dalam nama lain dikenal dengan A1. Nadin Amizah dalam hal ini sudah sangat otoritatif karena dia bagian dari penyair. Maka cuitannya bukan sekadar respons terhadap netizen, tapi bentuk peringatan dan kekhawatirannya terhadap masa depan penyair.

Jika Mas Fadlir menyinggung Mas Jokpin yang karyanya ditulis dengan bahasa yang luwes itu memang benar dan itu adalah sebuah pilihan. Dalam acara Ziarah Malam di YouTube Mojok, Mas Jokpin menyatakan bahwa karyanya sekarang adalah hasil perjalanan panjang selama puluhan tahun berkarya sebagai penyair. Gaya bahasa yang dipilih Mas Jokpin berguna agar puisi tidak selalu susah dimengerti karena bahasanya yang melangit.

Jadi antara Nadin dan Jokpin itu hanya soal pemilihan gaya bahasa. Keduanya mempunyai “kebun” yang berbeda, tapi sama-sama menyampaikan sebuah pesan secara estetis. Justru dengan keduanya kesusastraan Indonesia semakin kaya.

“Kasian anak seumuran saya yg memang cita-citanya jadi penyair dan ahli bahasa. pada takut kena semprot tukang nyinyir.”

Pada kalimat ini Nadin tidak sepenuhnya salah. Belakangan orang enggan membuat kalimat puitis karena stigma alay, atau indie dalam artian negatif. Jika Mas Fadlir mengaku sebagai penyuka puisi, seharusnya ikut merasakan itu. Bagaimana cara merasakannya? Coba Mas Fadlir bikin tulisan puitis di medsos secara kontinu. Setelah itu biarkan orang-orang lain berpendapat. Namun, jika Mas Fadlir malu tandanya setuju kalau orang bikin kalimat puitis itu alay dan takut dinyinyirin, secara tidak langsung membenarkan kalimat Nadin yang di atas.

Sekali lagi saya katakan, saya menulis ini bukan semata-mata karena penikmat lagu-lagu Nadin Amizah. Namun karena hal lain yang lebih penting tentang perlunya logika yang dibangun dalam menulis sebuah argumentasi. Jika bukan hal yang metafisik, observasi secara empirik itu sangat penting.

BACA JUGA Budaya ‘Indie-indie Eksklusif’ Nyebelin yang Perlu Dihentikan dan tulisan Irvan Hidayat lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Januari 2021 oleh

Tags: Nadin Amizah
Irvan Hidayat

Irvan Hidayat

Penulis lepas, suka bertani, masak, dan traveling ke pelosok.

ArtikelTerkait

musisi indie Super Junior Sudah Waktunya Beralih ke Jalur Indie terminal mojok.co

Menjelaskan tentang Musisi Indie ke Emak-emak Itu Deritanya Tiada Akhir

27 Januari 2021
Lagu 'Bertaut' Nadin Amizah Penuh Makna tapi Tidak Sesuai Kenyatannya terminal mojok.co

Lagu ‘Bertaut’ Nadin Amizah Penuh Makna tapi Tidak Sesuai Kenyataannya

31 Januari 2021
nadin amizah orang miskin empati kemiskinan orang miskin mojok

Orang Miskin: Dimanfaatin Bule, Disepelekan Musisi Edgy

20 Januari 2021
'The White Tiger' Adalah Jawaban Atas Konsep Utopis Realistis Kaya Miskin Khas Nadin Amizah terminal mojok.co

‘The White Tiger’ Adalah Jawaban Atas Konsep Utopis Realistis Kaya Miskin Khas Nadin Amizah

31 Januari 2021
Nadin Amizah dan Twit-nya yang Sok Bela Kesenian dalam Negeri terminal mojok.co

Nadin Amizah dan Twit-nya yang Sok Bela Kesenian dalam Negeri

7 Januari 2021
Menjadi Orang Miskin Versi Nadin Amizah: Udah Susah, Jadi Makin Susah terminal mojok.co

Susahnya Orang Miskin Jadi Orang Baik Versi Nadin Amizah

21 Januari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.