Alasan Kenapa Punya Kakak Cowok itu Nggak Selalu Enak

kakak cowok, sahabat cowok mojok.co

sahabat cowok mojok.co

Pas lagi scroll scroll timeline twitter pasti kita pernah atau bahkan sering menemukan keuwuan-keuwuan antara kakak-adik. Di antara komentar-komentar netizen banyak banget yang bilang “pengen deh punya kakak cowok, sayangnya aku anak pertama”. Dan pastinya yang komentar begini adalah ciwi-ciwi.

Padahal dalam dunia perkakak-adikan—kandung lho ya bukan pas ketemu gedhe—punya kakak itu nggak ada enak-enaknya, apalagi kakak cowok. Kenyataan bahwa yang kita menempati posisi adik apalagi cewek membuat kakak cowok merasa lebih berkuasa dan kejam. Udah bisa diketahui jalan ceritanya, pasti jadi babu dan sering ditindas.

Kalau masih ada yang bilang punya kakak cowok itu enak. Sini saya kasih tahu kenyataan yang sebenarnya.

Kakak cowok itu tukang perintah

Dilahirkan sebagai adik alias lahir belakangan secara nggak langsung membentuk suatu sistem kedudukan. Kakak adalah raja dan adik adalah rakyat jelata. Kudu mau kalau disuruh kakaknya adalah sebuah praktik kediktatoran yang nyata. Mau membantah katanya tidak sopan. Dan hal yang begini pasti dibenerkan sama emak bapak.

Apalagi kalau kakak kalian itu cowok. Menganut stereotip gender dalam kehidupan keluarga, anak perempuan biasanya membantu ibu di dapur dan bersih-bersih rumah yang rajin. Sedangkan anak laki-laki nggak banyak disuruh melakukan pekerjaan rumah. Jadi kalau tugas anak cowok di rumah ngapain sih? Nggak ada. Cuma main, main dan main, pulang sekolah ganti baju terus berangkat main bola sama temennya sampai magrib.

Ya nggak apa-apa sih kalau dia keluar rumah dan main sama temennya. Malah bagus, soalnya suasana rumah untuk sementara waktu seperti surga, damai dan tenang. Tapi kalau udah balik, duh resek dan hobi suka merintahnya bikin istighfar.

Misalnya pas dia main PS terus haus, udah pasti teriak-teriak cuma buat nyuruh ambilin minum. Kalau laper dan nggak ada makanan, adiknya disuruh berangkat buat beli. Perintahnya ini memang cuma hal sepele, masalahnya dia nyuruh-nyuruh karena sebenarnya males. Udah rasanya pengin mecat kakak cowok begitu.

Tidak semua kakak cowok itu ganteng

Kalau kalian menyamakan semua kakak cowok mirip keenan pearce, kakak dari pevita pearce atau raffi ahmad yang sayang banget sama adiknya syahnaz, oh tidak begitu. Tidak semua kakak cowok itu good looking alias ganteng. Kita kudu ingat, bahwa kakak cowok adalah anak emak bapak kita yang lahir duluan. Jadi wajahnya tidak akan jauh dengan bentukan wajah punya kita.

Apalagi dengan pengalaman bertahun-tahun hidup dari jaman kita bayi sampai dewasa, kita pasti bakalan eneg dengan wajah ditambah kelakuannya. Meskipun kakak cowok kita termasuk spesies good looking kalau kata orang, tapi kala udah dendam tetep aja dendam. Mempengaruhi penilaian kita dalam memberikan rating kegantengannya.

Orang-orang mah nggak akan tahu tingkah jorok dia kalau di rumah. Misalnya jarang mandi, suka kentut sembarangan dan berbagai macam tingkah menjijikan yang lain yang itu merupakan aib.

Eh tapi ada sih saat-saat kegantengan dia nambah sesenti. Itu adalah saat-saat di mana dia baik hati mau nraktir atau ngasih duit jajan. Dijamin langsung jadi ganteng dikit. Eh tapi angka penambahan kegantengannya bergantung pada intensitas nraktir-nraktirnya ya.

Kalau udah bucin adiknya dilupain

Aduh, kalau ini sih alasan paling final kenapa punya kakak cowok itu nggak ada enak-enaknya. Kalau dia udah bucin dunia jadi milik berdua sama pacarnya. Saya cuma ngontrak.

Contohnya pas minta anterin ke sekolah. Nggak malah dianterin, eh malah dikatain manja dan banding-bandingin kalau dulu dia mesti berangkat sendiri ke sekolah dan nggak pernah dianterin kakaknya. Yaiyalah, lha wong dia ini anak pertama. Kadang-kadang kebodohan seperti ini merupakan sebuah anugerah yang patut ditertawakan.

Bucinnya dimana? Kalau itu pacarnya yang minta dijemput, wah, langsung berangkat buru-buru. Takut doi nunggu lama atau kecewa. Semangat banget kalau jadi ojol pribadi pacarnya.

BACA JUGA Menunggu Kunto Aji bikin Lagu tentang Anak Tengah dan tulisan Mas Uliatul Hikmah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version