Beberapa tahun lalu, media-media nasional ramai memberintakan tentang berbagai kecelakaan yang melibatkan bus Sumber Kencono sebagai antagonis utamanya. pasalnya, bukan sekali dua kali bus tersebut terlibat kecelakaan, melainkan sudah puluhan kali PO bus yang berasal dari Mojokerto tersebut terlibat kecelakaan yang juga menyebabkan puluhan nyawa korban melayang dan puluhan lainnya luka-luka.
Namun, jika Anda bertanya kepada orang-orang Surabaya, Jombang, Madiun hingga Yogyakarta tentang bus mana yang menjadi favorit mereka, jawaban mayoritas adalah Sugeng Rahayu atau yang dulu dikenal dengan Sumber Kencono dan ketika sering terlibat kecelakaan sering diplesetkan menjadi “Sumber Bencono”, yang berarti Sumber Bencana sehingga harus berganti nama menjadi Sumber Selamat dan Sugeng Rahayu yang artinya tetap sejahtera. keduanya sama-sama bernaung dalam Sumber Group.
Banyak rumor mengatakan bahwa semakin melonjaknya kepopuleran Sugeng Rahayu ini diakibatkan pemiliknya yang mencari pesugihan di suatu tempat dan sebagai tumbalnya adalah korban-korban kecelakaannya. Pada waktu itu, saya percaya saja omongan orang-orang tersebut karena saya masih kecil dan sering nonton sinema mistis yang diproduksi oleh Indosiar. Namun, seiring dengan bertambahnya umur dan nalar, tentu saja saya mengkaji ulang pikiran saya itu dan tidak percaya begitu saja rumor tersebut.
Kata orang, restoran yang memakai pesugihan itu yang rasanya nggak enak tapi yang beli banyak, namun jika makanan di restoran tersebut enak dan masih dibilang pesugihan, maka yang bilang itu adalah pesaing atau haters dari restoran tersebut. Maka dari itu, saya ingin mencoba sendiri bagaimana sensasi menaiki bus Sugeng Rahayu untuk membuktikan sendiri omongan tersebut. Simpulkan sendiri lah, hubungan antara restoran sama bus Sugeng Rahayu.
Karena Kota Kediri bukanlah kota yang dilewati Sugeng Rahayu, maka keinginan untuk naik bus itu lagi baru kesampaian ketika saya kuliah, walaupun ketika masih kecil saya pernah menumpang namun saya lupa sensasinya dulu. Demi membuktikan teori saya, saya menumpang bus tersebut beberapa kali, hingga saya kesasar di kota Sragen. Dari penelitian itu lah saya mendapat beberapa fakta mengapa Bus ini sangat populer.
Pelayanan yang ramah dan kru yang bersahabat
Walaupun tidak seperti pegawai minimarket yang selalu mengucapkan selamat datang, gestur tubuh dan cara bicara mereka menunjukkan bahwa mereka sangat bersahabat, tidak pernah memaksa penumpang untuk menaiki bis nya (karena sudah populer kali, ya) dan terkadang mengajak bercanda penumpang.
Tak jarang, hubungan antara kru dan penumpang tersebut berlanjut menjadi hubungan pertemanan, persahabatan, teman ngopi, teman nongkrong dan di banyak kasus, kru Sugeng Rahayu menemukan jodoh dari penumpang-penumpang mereka.
Peran bus mania
Bus mania memiliki peran yang sangat signifikan, terutama di era digital saat ini. Postingan-postingan mereka di media-media sosial terutama Instagram, Facebook dan Youtube menjadi media promosi gratis bagi Sugeng Rahayu. Puncaknya adalah ketika kata-kata “om telolet om!” menjadi viral. Para pecinta bus Sugeng Rahayu ini menyebut diri mereka SG Lovers atau Sumber Group Lovers. Tak heran, stiker-stiker mereka sering tertempel di beberapa bagian bus Sugeng Rahayu.
Para bus mania ini tidak dibayar untuk memposting hal-hal baik mengenai Sumber Group, mereka mempunyai cara sendiri untuk mendapatkan uang, yakni dengan adsense youtube atau menjual merchandise seperti miniatur bus dan kaos melalui Instagram yang akhirnya membuka lapangan kerja baru.
Namun di sisi lain, ada beberapa fans garis keras yang bekerja layaknya buzzer yang membela Sumber Group mati-matian. Seperti ketika terjadi kecelakaan, mereka akan ramai-ramai membela pihak Sugeng Rahayu dan menyalahkan korban, walaupun belum tahu fakta di lapangan. Dan lagi, para fans juga dapat menjadi Boomerang bagi Sumber Group karena mereka sering membuat video dalam bus Sugeng Rahayu ketika kebut-kebutan, sehingga Sumber Group mendapatkan masalah hukum dan video itu dapat dijadikan barang bukti.
Interior bus yang nyaman dengan tarif yang murah
Di kawasan lintas tengah Jawa Timur, sudah menjadi hal yang umum bahwa semua bus kelas ekonomi memiliki AC dengan tarif yang murah. Salah satu pionir bus ekonomi ber-AC tidak lain dan tidak bukan adalah Sumber Kencono yang kemudian diikuti oleh bus-bus lain.
Walapun begitu, Sumber Kencono dan kemudian Sugeng Rahayu selalu memiliki inovasi untuk memanjakan penumpangnya, seperti kursi yang di desain lebih miring dan lebih cekung yang membuat punggung penumpang menjadi lebih rileks, hingga body bus yang dirancang sendiri oleh pemiliknya agar lebih nyaman, tahan goncangan dan anti limbung. Membuat penumpang semakin jatuh cinta kepada bus ini.
Walaupun mengikuti aturan tarif batas atas pemerintah, Sumber Group memberikan diskon kepada pelanggan setianya yang memiliki kartu langganan atau biasa disingkat dengan KL. Kartu ini bisa di buat di tempat-tempat yang sudah di tentukan.
Potongan harga ini disesuaikan dengan jarak yang ditempuh oleh penumpang. Uniknya, bagi orang-orang yang sudah biasa naik bus ini, ketika ditarik karcis mereka tinggal bilang “KL”, maka dia akan terkena potongan tarif, walaupun dia tidak membawa kartu langganan bahkan tidak membuatnya sama sekali. Tentu saja potongan ini sangat membantu bagi mereka yang mengandalkan bus Sugeng Rahayau untuk pulang pergi ke tempat kerja mereka setiap hari, karena bisa jadi lebih murah ketimbang beli bensin untuk motor.
Orang-orang yang butuh kecepatan
Bukan berarti penumpang yang naik bus ini adalah orang yang hobi menantang maut, melainkan orang-orang yang jam masuk kerjanya pagi. Karena bus ini masih menjadi andalan para Buruh, Guru, PNS hingga pedagang pasar untuk berangkat bekerja. Selain karena tarifnya cukup murah, bus ini mampu mengantarkan penumpang untuk mencapai tempat kerja lebih cepat. Bahkan, beberapa dari mereka akan marah ketika bus ini melaju tidak secepat biasanya.
Saya sendiri pernah naik bus dari PO lain menuju Surabaya yang terkenal lebih lambat ketimbang Sugeng Rahayu. Hasilnya, saya naik darah karena waktu yang saya tempuh molor jauh lebih lama, begitupun penumpang lain di sebelah saya yang menyesal tidak naik Sugeng Rahayu. Hal ini membuktikan bahwa Sugeng Rahayu selaras dengan karakter orang Jawa Timur yang tegas dan tidak mau membuang waktu.
Dari empat faktor di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepopuleran yang diperoleh oleh Sugeng Rahayu saat ini bukanlah faktor pesugihan atau hal-hal mistis lainnya, melainkan karena pelayanan maksimal dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Di luar segala sisi positifnya, sebenarnya masih banyak yang perlu di evaluasi oleh Sumber Group, seperti masih banyaknya kecelakaan yang melibatkan Sugeng Rahayu dan Sumber Selamat, sopir-sopir yang melanggar peraturan jalan, hingga bus yang sering parkir sembarangan yang sering mengakibatkan kemacetan bahkan kecelakaan kendaraan lain.
BACA JUGA Adu Tangkas Bus Kota Kopata, Aspada, Puskopkar, dan Kobutri atau tulisan Ridi Yoga Pratama lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.