Kalau kalian pernah masuk ke outlet MR DIY dan keluar dari sana tiba-tiba bersenandung “MR DIY ini ada itu ada”, selamat! Kalian teracuni jingle-nya!
Dalam dunia usaha, ada banyak cara untuk menarik perhatian pembeli. Ada yang pasang banner besar di pinggir jalan, ada yang pakai boneka WaWaWa, bikin konten lucu di TikTok, ada juga yang beriklan lewat radio atau televisi. Di antara semuanya, ada satu cara yang tampak sederhana, tapi efeknya bisa bikin orang jadi inget terus dengan brand tersebut, yaitu membuat jingle atau lagu pendek.
Sudah banyak produk ataupun tempat usaha yang bela-belain bikin jingle untuk meningkatkan brand awareness mereka. Ada yang berhasil, tapi tidak sedikit pula yang gagal total. Dikatakan berhasil jika jingle tersebut nancep banget di telinga, sampai membuat seseorang jadi menyanyikannya berulang-ulang. Padahal lagi pegang produknya aja nggak, lagi di dalam tempat usahanya juga nggak. Refleks aja gitu.
Nah, dari sekian banyak jingle yang pernah mampir ke telinga, harus kita akui bahwa jingle yang paling nyantol itu jingle-nya MR DIY. Suer, kalau ada penghargaan “Jingle Paling Terngiang di Telinga”, sudah pasti MR DIY juaranya. Kira-kira, kenapa ya jingle MR DIY ini bisa begitu menghujam tengkorak dan masuk tanpa izin ke limbik otak?
Jingle MR DIY dengan triple killer
Situasinya begini. Kamu sudah keluar dari outlet MR DIY beberapa jam yang lalu. Tetapi mulut kamu entah kenapa masih aja ndremimil jingle-nya MR DIY. Giliran mulutnya diem, isi kepala kamu yang berisik:
MR DIY, ini ada itu ada
MR DIY, ada aja idenya~
Kan, kan, kan, saya yakin ketika kamu baca lirik tadi pun, kamu bacanya bernada. Ngaku!
Andai saja jingle MR DIY tidak sesimple itu, tidak ditulis dalam kalimat-kalimat pendek, dan tidak diulang-ulang, tentu tidak akan semudah itu nyantol di telinga. Ndilalahnya, ending kalimat jingle MR DIY ini selalu berakhiran “a”. Dalam tata bahasa, pola ini disebut sebagai rima. Dengan adanya rima, sebuah kalimat jadi lebih hidup, bernada dan mudah untuk diingat tanpa terasa sedang menghafal.
Nah, gabungan antara kalimat pendek, repetitif dan berima inilah yang akhirnya jadi triple killer. Hasilnya? Jingle MR DIY enteng aja meluncur dari mulut.
Efek nada akhir jingle MR DIY yang naik
Setelah saya amati, kecenderungan jingle MR DIY ini nyantol di kepala juga ada kaitannya dengan nada yang digunakan pada jingle. Coba deh kalian nyanyikan jingle-nya pelan-pelan. Lalu perhatikan bagaimana nada di tiap akhir kalimatnya.
Gimana? Naik, kan nadanya? Iya, kan? Bukan datar apalagi menurun, tapi naik. Dan ternyata, akhir lirik yang nadanya sedikit naik ini punya efek psikologis tersendiri. Alam bawah sadar kita menandainya sebagai sesuatu yang belum selesai.
Jadi begini, sejak mulai mengenal kata, kita telah terbiasa bahkan meyakini bahwa kalimat yang sudah berakhir adalah kalimat yang nadanya menurun. Lha ndilalah, jingle MR DIY ini nada buntutnya naik melulu. Akibatnya, otak kita merasa kek ada yang ngegantung. Akhirnya si jingle diulang lagi, lagi, dan lagi di kepala, sampai (berharapnya) ketemu nada menurun yang sialnya… nggak ada.
Efek earworm
Kalau secara ilmiah, alasan kenapa jingle MR DIY ini begitu nyantol di telinga ada kaitannya dengan earworm atau INMI (Involuntary Musical Imagery). Dalam psikologi musik, earworm atau INMI adalah potongan lagu yang muncul di kepala tanpa kita sadari.
Jadi, otak manusia itu pada dasarnya memang suka dengan pola dan ritme. Maka ketika ketemu dengan jingle macam MR DIY, otak refleks menerimanya dengan senang hati. Ditambah, jingle ini punya nada mayor yang cerah, tempo cepat, dan vokal yang energik tapi tidak norak. Nada ceria seperti ini, terbukti membuat otak lebih mudah menyimpan informasi suara.
Singkatnya, bagi otak, jingle MR DIY ini “Gue banget!!!”
Ironic process theory
Terakhir, alasan kenapa jingle MR DIY begitu membekas bisa jadi ada kaitannya dengan Ironic Process Theory. Ironic Process Theory adalah konsep psikologis yang menjelaskan bahwa semakin kita berusaha tidak memikirkan sesuatu, justru hal itulah yang makin menempel di kepala.
Contoh konkretnya begini: kamu lagi di MR DIY, lalu kamu mendengar jingle MR DIY yang diputer terus-menerus dari speaker toko. Lama-lama kamu pun merasa terganggu dan mencoba untuk pura-pura nggak denger, pura-pura nggak tahu lagunya. Tetapi justru di situlah jebakannya. Yang ditangkap otak bukan keingian untuk melupakan jingle tersebut, tapi justru kata “MR DIY”-nya sendiri.
Akhirnya, bahkan setelah sudah keluar dari toko, jingle-nya terus nyantol di kepala, terbawa hingga ke rumah, dan tanpa sadar dinyanyikan berulang-ulang. Begitulah cara Ironic Process Theory bekerja, dan sekaligus cara jingle MR DIY menaklukkan pikiran jutaan orang Indonesia.
Ups, bukan jingle MR DIY doang. Jangan lupa ada sesepuh yang sudah lebih dulu berjasa bikin kepala kita auto nyanyi tanpa sadar. Ladies and Gentlemen, please welcome: Mars Perindo dan lagu-lagunya Kangen Band~
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Dosa MR DIY yang Nggak Bisa Diampuni, Bikin Pelanggan Kapok Datang Lagi.




















