Kalau minum susu adalah pelengkap gizi, maka sunscreen adalah pelengkap skincare. Setelah menggunakan berbagai macam skincare ke muka, wajib hukumnya untuk kita memakai sunscreen. Sunscreen ini melindungi kita dari efek buruk sinar matahari. Selama belajar di bangku SD, kita pasti lebih banyak diajari kebaikan sinar matahari seperti menyinari bumi, mengeringkan pakaian, sampai memasok vitamin D buat tubuh. Tapi, matahari juga bisa jahat, terutama ke wajah yang nggak pakai sunscreen.
Kebutuhan manusia akan sunscreen bisa dibilang meningkat setelah semakin aware-nya manusia. Ada banyak banget orang yang saya kenal—termasuk diri saya sendiri—yang dulunya nggak pernah pakai sunscreen, tapi mulai membiasakan diri memakainya secara rutin sebelum keluar rumah. Tiap orang punya preferensi sendiri-sendiri dalam memilih sunscreen. Ditambah lagi nggak semua sunscreen itu cocok untuk tipe kulit tertentu.
Awalnya saya pakai sunscreen sejuta umat yang wadahnya berbentuk tube berwarna putih dan oranye. Hampir 2 tahun saya pakai sunscreen tersebut karena selain harganya murah, isinya juga banyak. Tapi lama kelamaan saya mulai menyadari bahwa kulit wajah saya jadi kilang minyak setelah pakai sunscreen seharga Rp 25 ribuan tersebut. Sudah gitu setiap pakai, saya merasa teksturnya yang kental itu terasa berat di muka. Padahal tipe kulit saya ini oily skin yang didiamkan saja sudah berminyak, apalagi kalau memakai skincare yang men-trigger produksi minyak lebih banyak. Akhirnya saya berikan sunscreen tersebut ke ibu saya. Aneh, kan, anak kok nglungsurke skincare ke orang tua, tapi ya begitulah adanya.
Pencarian sunscreen untuk menggantikan si mantan sunscreen saya berjalan cukup lama. Saya sempat gonta-ganti sunscreen dan belum menemukan yang cocok buat kulit sekaligus dompet saya. Pernah pakai sunscreen bagus yang sekaligus bisa dijadiin alas bedak, tapi kok harganya bikin nangis.
Saya akhirnya bertemu merek Acnes lewat seorang beauty vlogger yang memaparkan perbedaan physical dan chemical sunscreen. Saya memutuskan buat mencari sunscreen tersebut soalnya Acnes termasuk physical sunscreen yang saya rasa lebih gentle buat muka saya yang pada waktu itu lagi break out. Perbedaan physical dan chemical sunscreen terletak pada bahan yang digunakan dan cara sunscreen-nya bekerja. Untuk physical sunscreen biasanya dapat diidentifikasikan dari komposisi yang memakai zinc oxide atau titanium dioxide. Physical sunscreen bekerja dengan cara memosisikan diri di atas lapisan kulit dan memantulkan sinar UV.
Acnes UV Tint juga bisa dijadikan base makeup, katanya. Ketika diaplikasikan ke kulit, sunscreen ini memang ada warna beige yang mirip dengan alas bedak, tapi jangan terlalu berharap bahwa sunscreen ini bakal memberikan coverage semantap foundation. Selain itu, tekstur sunscreen ini encer banget. Wadah Acnes UV Tint ini berbentuk agak pipih dengan tutup berwarna hijau. Sebelum memakainya, kita kudu mengocoknya terlebih dulu, baru kemudian sunscreen-nya kita keluarkan lewat ujung wadah yang salurannya kecil banget. Rasanya kayak pakai tipe x.
Untuk urusan harga, saya rasa sunscreen yang mengandung SPF 35 ini ada di kisaran menengah untuk kantong mahasiswa. Harganya lumayan mahal tapi nggak semahal itu, kok, kira-kira Rp 50 ribu untuk satu buah sunscreen ukuran 30 gram, bonus bubble wrap. Untuk seseorang yang meyakini bahwa skincare adalah investasi jangka panjang karena dipakai harian dan dalam jangka waktu yang lama, Acnes UV Tint ini nggak akan bikin kantong bolong. Kalau dibandingkan dengan trah keluarga physical sunscreen lainnya, harga Acnes UV Tint adalah yang paling nggak bikin overthinking.
Selama memakai sunscreen ini, saya nggak ada komplain apa pun. Beberapa orang merasa malas pakai sunscreen soalnya terasa berat di muka, tapi saya nggak mengalami hal itu pas mulai dan sampai sekarang pakai Acnes UV Tint. Justru saya merasa kayak nggak pakai sunscreen karena sifatnya yang ringan. Untuk kulit yang bertipe oily-acne prone pun nggak perlu khawatir sunscreen ini nggak bakal bikin jerawat muncul. Di belakang wadahnya tertulis klaim bahwa sunscreen ini merawat kulit berjerawat dan review para pemilik kulit oily-acne prone di Soco dan Female Daily terhadap sunscreen ini juga bagus.
Tapi bukan berarti Acnes UV Tint nggak ada kekurangan apa pun, ya. Teksturnya yang cair banget itu bikin saya sulit untuk menakar apakah sunscreen yang saya pakaikan ke muka sudah sebanyak dua ruas jari. Untuk pakai sunscreen ini pun ada perjuangannya juga karena menurut saya sunscreen ini nggak mudah ditemukan di pasaran. Beberapa toko kosmetik dan supermarket di Yogyakarta nggak menyediakan sunscreen berwadah hijau dan putih ini sehingga saya terpaksa beli secara online. Kalau sunscreen sudah dalam kondisi habis dan barang masih dalam pengiriman, bingung deh harus pakai apa.
Sumber Gambar: YouTube Juliana Dewi
BACA JUGA Kenapa Orang Butuh Pakai Sunscreen serta Cara Memilih Produk yang Tepat dan tulisan Noor Annisa Falachul Firdausi lainnya.