Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Acara Vaksinasi oleh Parpol, Tanda Skala Prioritas Negara yang Bobrok dan Jakartasentris

Fadlir Nyarmi Rahman oleh Fadlir Nyarmi Rahman
30 Juli 2021
A A
vaksinasi vaksin berbayar covid-19 Hoaks Vaksin Mengandung Virus Itu Wagunya Sampai Ubun-ubun terminal mojok.co

Hoaks Vaksin Mengandung Virus Itu Wagunya Sampai Ubun-ubun terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Di hadapan partai politik dan calon-calonnya, kita sebagai rakyat tak lebih dari suara yang niscaya bakal memenangkan mereka saat pemilu. Kita yakin hal ini sampai ke tulang dan bukan suuzan belaka. Dengan demikian, acara berbasis kemanusiaan semulia apa pun yang mereka selenggarakan, kita tahu, semua itu tak bisa lepas dari pamrih untuk dipilih, atau kita biasa menyebutnya sebagai agenda politik. Tak terkecuali acara vaksinasi yang kini sangat dibutuhkan untuk mengakhiri pandemi dan derita semua orang. Dan, mereka pun turut serta menyelenggarakannya.

Memang sih, negara tak dapat bergerak sendiri dalam vaksinasi untuk mencapai herd immunity. Mereka perlu elemen lain yang ikut membantu. Tapi, nggak harus nyerahin penyelenggaraan acara vaksinasi ke parpol kaleee. Ya, meski sebenarnya nggak apa-apa juga, sih. Bahkan jika itu buat ajang kampanye tanpa muslihat sekalipun.

Masalahnya, banyak daerah yang masih kekurangan stok vaksin. Padahal kita tahu, penyelenggara acara vaksinasi di banyak daerah dilakukan oleh Dinas Kesehatan setempat, yang notabene kaki tangan langsung milik negara dalam mencapai targetnya, yaitu dua sampai lima juta suntikan vaksin sehari.

Daerah yang saya maksud di atas tentu bukan luar Jawa saja. Tapi, daerah-daerah di Jawa yang bukan Jakarta juga mengalami hal serupa. Contoh saja Cilacap, lokasi rumah sakit tempat saya bekerja. RS kami, yang sebenarnya cuma membantu puskesmas setempat, hanya bisa menyuntikkan pada masyarakat yang sudah terdaftar, lansia, dan guru. Bagi yang belum terdaftar, entah itu terhambat akses atau kemampuannya, harus menunggu kalau ada seseorang batal vaksin karena suatu hal. Singkatnya, situasi macam ini terlihat banget seperti sedang rebutan, bukan?

Di Purwokerto pun demikian. Menurut kenalan saya di salah satu puskesmas di sana, jatah vaksin dari Dinkes hanya sedikit dan hanya cukup untuk golongan yang diprioritaskan, yaitu orang tua di atas 50 tahun. Sementara bagi yang lain, entah kapan mendapat giliran.

Sementara Jabar yang padahal dekat dengan Jakarta pun sampai kehabisan. Mengutip dari Kumparan News, Ridwan Kamil sang Gubernur bilang kalau stok dari pusat memang habis, dan baru datang pada Agustus.

Itu baru daerah di Jawa, loh. Bagaimana yang di luar Jawa? Tentu lebih memprihatinkan lagi. Saya baca artikel di Tempo.co, CNN Indonesia, dan Kumparan News, setidaknya daerah Lampung, Sumbar, NTT, Balikpapan, Banjarmasin, dan masih banyak lagi memiliki masalah yang sama. Padahal itu untuk suntikan vaksin yang kedua. Dengan kata lain, yang belum pernah disuntik vaksin sama sekali, harus menunggu lebih lama lagi!

Dari semua kekacauan itu, bisa kita tarik benang merah masalahnya: stok vaksin terbatas. Nah, di tengah keterbatasan ini, sekali lagi, saya terheran-heran kenapa parpol yang bukan entitas wajib menyukseskan vaksinasi dapat jatah duluan? Ini negara apa remaja labil dah, kok nggak punya skala prioritas yang wangun, sih?!

Baca Juga:

Perawat IGD, Profesi yang Butuh Kesabaran dan Kekuatan Super, Jelas Nggak Sepele!

3 Alasan Mars PAN Adalah Mars Partai Politik Terbaik, Perindo Lewat

Coba deh, semua stok vaksin yang ada di tangan parpol itu diambil dan diserahkan ke Dinkes, pasti nggak bakal ada keluhan dari daerah bahwa mereka kekurangan. Kalau masalah Dinkes itu kekurangan tenaga kan bisa melibatkan fasyankes swasta gitu loh, yang memang berkutat pada bidang ini. Untungnya, memang sudah berjalan demikian dan cuma perlu melibatkan mereka lebih banyak lagi.

Memang jatah ke parpol bukan satu-satunya alasan. Tapi, kan gimana gitu. Malahan kian mengisyaratkan bahwa negara, selain Jakartasentris, juga parpol-sentris. Mementingkan parpol daripada Dinkes yang memang sudah jadi tugas dan kewajibannya untuk melakukan vaksinasi. Tahu-tahu stok vaksin terbatas, malah disisihkan untuk parpol. Apalagi, parpol-parpol itu ialah yang berkoalisi dengan penguasa lagi (Eh, tapi, bukannya udah nggak ada partai oposisi, ya? Wqwqwq).

Padahal, sekali lagi, kita semua percaya bahwa parpol itu punya pamrih di balik ini. Dan, pamrih mereka pun kerap merugikan rakyat saat mereka menang atau terpilih. Soalnya nggak bisa ngemban suara dari kita saat sudah duduk di tampuk kekuasaan. Kalau dengan vaksinasi dapat meningkatkan elektabilitas mereka, kan pedih banget kalau ujung-ujungnya nanti pas kepilih cuma mau melupakan dan mencampakkan rakyat.

BACA JUGA Suka Duka Jadi Satgas Covid-19: Dicari Saat Ada Paparan, Dimusuhi Saat Beri Imbauan atau tulisan Fadlir Nyarmi Rahman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 September 2021 oleh

Tags: acara vaksinasidinas kesehatannakesparpolPojok Tubir Terminalskala prioritasstok vaksin
Fadlir Nyarmi Rahman

Fadlir Nyarmi Rahman

Seorang radiografer yang sedikit menulis, lebih banyak menggulir lini masa medsosnya. Bisa ditemui di IG dan Twitter @fadlirnyarmir.

ArtikelTerkait

meme polisi kaesang pangarep power abuse polisi mojok

Meme Polisi Kaesang Pangarep dan Nuansa Abuse of Power ala Orde Baru

4 Juli 2021
gemini stigma buruk zodiak mojok

Logika Bengkok Orang-orang yang Benci Gemini

20 Juni 2021
influencer beli followers instagram, Tren Instagram Stories Terbaru Bikin Banyak Orang Gede Rasa! Penghapusan Jumlah Like di Instagram dan Kebiasaan Pamer Kehidupan

Influencer Melahirkan Ketimpangan Sosial, dan Saatnya Berhenti Memakluminya

3 Juni 2021
Kalau Angka Dislike YouTube Hilang, Memangnya Ada yang Senang_ terminal mojok

Kalau Angka Dislike YouTube Hilang, Memangnya Ada yang Senang?

7 Juni 2021
Fitur Story Twitter Sebaiknya Nggak Usah Ada, Terkesan Ikut-ikutan Banget terminal mojok.co

3 Hal Menyebalkan yang Sering Muncul Saat Tubir di Twitter dan Bikin Diskusi Jadi Nggak Seru

17 Agustus 2021
DPR 'Pemburu Sunrise': Wakil Rakyat yang Nir-Empati dan Kita yang Pelupa terminal mojok.co

DPR ‘Pemburu Sunrise’: Wakil Rakyat yang Nir-Empati dan Kita yang Pelupa

29 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.