Bagi para pecinta musik populer Indonesia, pasti tidak asing dengan acara bertajuk Dahsyat yang sempat menjadi primadona acara musik beberapa tahun lalu. Saat itu, banyak sekali acara musik yang bermunculan. Bisa dibilang bahwa masing-masing televisi swasta mempunyai acara musik dengan konsepnya masing-masing. Dahsyat adalah salah satu acara musik dengan konsep yang cukup segar, seakan mengobati dahaga pecinta musik di Indonesia ketika eksistensi MTV di Indonesia mulai meredup. Perpaduan antara konten musik dan konten game show adalah sesuatu yang baru, yang disajikan Dahsyat pada saat itu.
Host yang memandu acara Dahsyat pun bisa dibilang legendaris. Trio Luna Maya, Raffi Ahmad, dan alm. Olga Syahputra membuat seakan-akan acara ini mempunyai nyawa tersendiri dalam tiap harinya. Bayangkan saja, acara musik pagi tiap hari dan mereka harus selalu membawakan sesuatu yang segar itu bukan perkara mudah. Namun, mereka berhasil mengatasinya dan menjadikan acara Dahsyat menjadi acara musik nomor satu saat itu.
Konten musik yang disajikannya pun cukup menarik. Tidak hanya penampilan dari para musisi, ada pula chart (peringkat) musik, yang saat itu cukup berguna sekali bagi kami para pendengar musik. Para musisi dari yang pendatang baru sampai yang sudah terkenal beradu dalam chart musik ini tiap hari.
Itu adalah masa keemasan Dahsyat yang mungkin tidak akan terulang kembali. Setelah eksistensi musik populer (terutama pop melayu) di Indonesia meredup dan invasi musik independen semakin besar, acara musik di televisi menjadi kurang laku. Dahsyat adalah salah satunya.
Acara yang tadinya fokus pada konten musik, perlahan berubah menjadi acara yang mulai awal hingga akhir isinya games dan konten-konten yang kurang menarik lainnya. Sialnya, ini ditiru oleh acara musik lainnya yang masih bertahan. Belum lagi, Dahsyat pernah tersangkut masalah dengan instansi aparat keamanan negara yang menyebabkan pamornya semakin terjun bebas. Bisa dibilang, momen itu adalah momen kehancuran acara ini.
Lama tak terdengar (setidaknya oleh telinga saya), Dahsyat kembali dengan wajah baru dan dengan judul baru. Tidak hanya sekadar nama Dahsyat, tahun ini acara yang pernah menjadi acara musik terbaik ini menggunakan nama Dahsyatnya 2020. Saya yang penasaran dengan acara-acara televisi, terutama acara Dahsyat yang dulu jadi favorit saya, memutuskan untuk coba menontonnya lagi. Sayang sekali, itu adalah keputusan buruk yang sangat fatal bagi saya. Dahsyat yang selama ini dikenal sebagai acara musik populer paling berkualitas, kini berubah menjadi acara yang isinya sangat tidak jelas. Konten musiknya sangat minim, dan isinya hanya game-game yang entah apa maksudnya.
Apalagi ketika masa pandemi seperti ini, ia semakin nggak karuan arahnya. Saya pernah nonton penuh acara Dahsyat mulai awal hingga akhir, dan itu membuat saya kecewa ingin menangis darah.
Bayangkan saja, mulai segmen awal hingga segmen akhir, isinya hanya game-game yang tidak jelas. Sementara konten musiknya hanya terselip di akhir tiap segmen. Itu pun sekadar nyanyi yang bahkan lagu-lagunya pun lagu cover, bukan dinyanyikan oleh musisi aslinya. Sejak saat itulah saya memutuskan untuk tidak lagi menonton acara ini. Dahsyat yang sekarang benar-benar merusak memori indah saya tentang Dahsyat yang identik dengan musik.
Sebenarnya, saya agak menyayangkan mengapa ia muncul kembali. Padahal, sejak bermasalah dengan aparat keamanan negara beberapa tahun lalu, Dahsyat sebenarnya sudah habis pamornya. Mengangkatnya lagi dengan kemasan dan nama baru pun rasanya kurang berhasil menurut saya. Ini malah semakin membuat tidak jelas arah acaranya. Mau dibilang acara musik, tapi konten musiknya nyaris nggak ada. Mau dibilang game show, tetapi sudah kadung terkenal dengan acara musik. Ya, sebutan paling aman mungkin variety show, meskipun isinya monoton gitu-gitu aja tiap hari.
Maka dari itu, dengan segala hormat dan tanpa maksud merendahkan, acara Dahsyat atau apa pun nama barunya itu seharusnya bungkus saja. Daripada terus-terusan menyandang nama besar Dahsyat yang semakin ke sini, semakin kehilangan marwahnya dan rusak karena acaranya semakin tidak jelas. Kalau mau tetap bertahan, ya lebih baik mengganti total nama acaranya. Susah memang, tetapi ya mau bagaimana lagi. Setidaknya jangan rusak kenangan manis kita akan acara Dahsyat dengan konten-konten tidak jelas itu.
BACA JUGA Nonton Konser Musik Metal Tanpa Berdiri dan Moshing? Ya Jelas Aneh, Lah! dan tulisan Iqbal AR lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.