Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Gatot, Makanan Khas Gunungkidul Saksi Masa Perjuangan Indonesia

Nur Syamsi Romadhona oleh Nur Syamsi Romadhona
28 November 2020
A A
Bersepakatlah Tape Singkong Itu Beda dengan Peuyeum dan Jauh Lebih Enak terminal mojok.co

Bersepakatlah Tape Singkong Itu Beda dengan Peuyeum dan Jauh Lebih Enak terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Banyak anggapan bahwa makanan bergizi itu harus mahal seperti salad dan daging, yang tentunya sangat menguras kantong. Namun, sebenarnya kita dapat kembali memutar pandangan ke lingkungan sekitar. Terkadang makanan sehat yang kita idamkan bisa kita temukan di sekitar lingkungan kita.

Kembali membahas mengenai makanan bergizi saya, teringat cerita masa SMA saya di sebuah desa tepatnya di Gunungkidul. Saya dikenalkan dengan makanan khas Gunungkidul oleh teman saya yang bertempat tinggal di wilayah itu. Mungkin di masa modern makanan ini dianggap kampungan, mengingat tempatnya yang terletak di belahan bumi yang terkenal pelosok. Tetapi, banyak makanan khas daerah ini yang olahan makanannya berbahan dasar singkong. Sederhana bukan? Contoh dari makanan khasnya yakni tiwul dan kembarannya gatot.

Pernah mendengar yang namanya gatot? Bukan gatot nama orang ya, gatot di sini merupakan makanan khas Gunungkidul. Mungkin sebagian sudah familiar atau tidak asing lagi dengan kuliner yang sangat khas di Gunungkidul ini, tetapi ada pula yang mengernyitkan dahi karena cukup asing dengan makanan legendaris ala rakyat ini. Saat ini cukup sulit untuk menikmati makanan ini mengingat banyaknya penggemar yang bukan hanya dari masyarakat kampung saja melainkan juga para wisatawan yang singgah untuk sekedar menikmati kuliner khas Gunungkidul. Tidak jarang banyak wisatawan pemburu kuliner ini terlambat karena kehabisan, mengingat banyaknya penggemar dan minimnya para pengolah gatot karena malas dengan pengolahanya yang cukup memakan waktu.

Makanan ini dinamakan Gatot diambil dari singkatan gagal total akibat dari sulitnya panen atau gagal panen. Gatot dibuat dari sisa bahan thiwul yang tidak terproses juga singkong yang dibiarkan berjamur. Meskipun demikian jangan khawatir karena makanan ini cukup baik untuk kesehatan badan juga kesehatan jantung. Harganya juga cukup ekonomis bagi kalangan menengah, hanya dengan kisaran Rp7000 sampai dengan Rp50.000 sudah bisa menikmati makanan ini. Gatot pada umumnya memiliki tekstur berwarna hitam yang berproses dari beragam fungi dan bakteri saat penjemuran yang terhampar siang dan malam.

Meskipun demikian, jangan salah tangkap ya mengenai fungsi dari bakteri dan fungi ini tidak berbahaya dan hanya dimanfaatkan untuk membantu proses fermentasi pati dan singkong agar terurai oleh enzim sehingga lebih mudah untuk dicerna. Biasanya gatot disajikan dengan sederhana seperti dibungkus atau dipincuk dengan daun pisang yang diberi taburan gula pasir yang dihaluskan ditambah dengan kelapa parut di atasnya, sehingga terasa nikmat dan sangat alami. Keistimewaan cita rasa yang dimiliki gatot yakni perpaduan antara rasa gurih dengan rasa manis halis dari akulturasi gula pasir dan parutan kelapanya.

Gatot juga disebut makanan perjuangan loh, mengapa demikian? Pada 1945 sampai 1949 merupakan masa paling berat bagi rakyat Indonesia setelah perjuangan kemerdekaan melawan para penjajah di Indonesia, yang tentunya harus mengorbankan seluruh harta benda dan bahkan nyawanya. Oleh karena itu untuk menghadapi permasalahan krisis kebutuhan pangan, masyarakat memutuskan untuk mengolah singkong menjadi gatot.

Penasaran dengan makanan gatot ini? Tidak sulit untuk menjumpainya hanya perlu berkunjung ke wilayah Yogyakarta sembari menikmati tempat-tempat wisata yang pastinya akan memanjakan mata dengan berjuta pesona keindahan alamnya. Khususnya di kawasan Gunungkidul, atau sering disebut Yogyakarta Lantai dua. Sedangkan untuk menjumpai gatot dapat mendatangi pasar-pasar tradisional seperti pasar kuliner di Wonosari, Gunungkidul karena makanan ini masuk salah satu menu kuliner wisatawan. Jika belum bisa berkunjung secara langsung, seiring perkembangan zaman makanan ini mulai dikemas secara instan, dan jangan khawatir meskipun demikian hal ini tidak akan mengurangi gizi dan tentunya aman untuk dikonsumsi.

BACA JUGA Tidak Merokok dan Tidak Minum Kopi Bukanlah Aib

Baca Juga:

Kasihan Solo, Selalu Dibandingkan dengan Jogja, padahal Perbandingannya Kerap Tidak Adil!

Drini Park, Tempat Wisata Viral di Gunungkidul yang Cukup Dikunjungi Sekali Saja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 November 2020 oleh

Tags: gatotGunungkidultiwul
Nur Syamsi Romadhona

Nur Syamsi Romadhona

Mahasiswi Fakultas Uhuluddin dan Pemikiran Islam yang bercita-cita sukses dengan hobi rebahan.

ArtikelTerkait

Drini Park, Tempat Wisata Viral di Gunungkidul yang Cukup Dikunjungi Sekali Saja

Drini Park, Tempat Wisata Viral di Gunungkidul yang Cukup Dikunjungi Sekali Saja

26 November 2025
10 Dialek khas Gunungkidul, dari Klomoh, Jabang Bazik, hingga Kemecer Terminal Mojok.co

10 Dialek khas Gunungkidul: Dari Klomoh, Jabang Bazik, hingga Kemecer

1 Maret 2022
Film Pulung Gantung dan Dampak yang Mungkin Ditimbulkan

Film Pulung Gantung dan Dampak yang Mungkin Ditimbulkan

29 Januari 2020
Dear Pemkab Gunungkidul, Berhenti Membangun Embung kalau Ujung-ujungnya Mangkrak dan Rusak!

Dear Pemkab Gunungkidul, Berhenti Membangun Embung kalau Ujung-ujungnya Mangkrak dan Rusak!

5 November 2023
Jogja Istimewa, Gunungkidul Merana

Jogja Istimewa, Gunungkidul Merana

20 Juli 2022
5 Rekomendasi Angkringan Enak di Gunungkidul terminal mojok.co

5 Rekomendasi Angkringan Enak di Gunungkidul

26 November 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.