Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Embel-embel Kewajiban Perempuan Membuat Saya Malas Beres-beres Rumah

Ayu Octavi Anjani oleh Ayu Octavi Anjani
21 November 2020
A A
Yang Terjadi Ketika Perempuan Stop Bilang 'Terserah' terminal mojok.co

Yang Terjadi Ketika Perempuan Stop Bilang 'Terserah' terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saya itu paling malas kalau sudah disuruh beres-beres dan bebersih rumah dengan embel-embel “itu kan kerjaan perempuan. Masa nggak bisa. Gimana mau nikah!” Hadeh. Ya, memang bebersih rumah lebih dominan dilakukan oleh perempuan karena laki-laki lebih banyak di luar rumah. Katanya. Iya, kata Ibu saya karena laki-laki tugasnya cari nafkah saja.

Saya menemukan banyak kasus yang serupa dengan yang saya ceritakan di atas. Bebersih rumah karena itu adalah kewajiban wanita (saja). Sedangkan seringkali laki-laki dianggap tidak cocok dengan pekerjaan rumah. Itulah yang menunjukkan budaya patriarki di negara kita ini masih kental.

Ibu saya sering sekali menasihati saya perihal hal ini. Perempuan itu ratunya dapur. Perempuan itu yang ngurus semua isi rumah. Ya bebersih lah, ya ngemong anak lah, ya masaklah. Ya pokoknya semua urusan rumah lah! Itu menurut ibu saya. Tapi, ibu saya mending lho sudah paham pentingnya pendidikan tinggi sekarang. Maklum dulu ibu sekolahnya nggak tinggi. Tapi, kalau soal urusan rumah ibu jagonya. Saya sampai salut.

Memang dasarnya beda umur, beda juga pandangannya. Nggak jarang saya berdebat dengan ibu hanya karena masalah kebersihan rumah. Jujur di rumah saya ibu yang paling banyak mengurusi rumah ya memang saya dan ibu saya.

Bapak saya? Hmm… bisa dikatakan jarang mungkin hanya sekali dia kali beliau menyentuh pekerjaan rumah. Menyalakan kompor gas saja masih harus saya bantu. Jangan diketawain ya. Saya mencoba paham kok. Mungkin karena beliau tidak terbiasa dan lebih banyak menghabiskan waktu di kantor. Kerja, kerja, kerja. Begitulah.

Tapi, saya tetap saja malas kalau masalah bebersih rumah saja sampai disangkutpautkan dengan pernikahan oleh ibu saya. Katanya kalau seorang perempuan nggak bisa bersih-bersih rumah dengan baik nanti suaminya nggak sayang. Waduh. Kok gitu. Saya mbatin lho dalam hati. Berarti suami saya nanti nggak beneran cinta dong sama saya. Masa hanya perkara bebersih rumah bisa bikin runyam rumah tangga. Hadeh.

Saya nggak mau dibilang saya SJW lho ya. Saya hanya mencoba untuk merasionalkan apapun yang bisa saya rasionalkan. Termasuk perkara label “pekerjaan perempuan” dalam bebersih rumah. Padahal setiap orang perlu bersih-bersih rumah kan. Mau perempuan kek, laki-laki kek. Ya, sama saja!

Bebersih rumah itu bukan perkara kewajiban wanita saja. Ya, memang di agama saya dijelaskan bahwa Hawa dihukum melahirkan dan Adam dihukum harus bekerja dan menjadi kepala keluarga. Haduh kalau menghubungkan soal agama dengan dunia memang sulit ya. Lanjut deh.

Baca Juga:

4 Hal yang Perlu Dipertimbangkan Perempuan Sebelum Tinggal di Kos Campur

Aturan Tidak Tertulis di Toilet Perempuan yang Perlu Diperhatikan agar Sama-sama Nyaman

Bebersih rumah merupakan kewajiban semua orang deh kalau menurut saya. Bayangkan saja kalau kalian yang laki-laki ngekos dan tinggal jauh dari orang tua di rumah. Masa kalian nggak mau bebersih kamar kos sendiri? Apa jangan-jangan harus dibersihkan ibu atau bapak kos? Nah, itu bapak kos saja bebersih kosan. Masa kamu nggak mau? Hehe.

Tanpa embel-embel pekerjaan perempuan saja kadang para perempuan ini masih banyak yang malas alias mager kalau disuruh bebersih rumah (saya juga kok) apalagi ini ditambah label seperti itu. Wah, makin-makin deh malesnya membersihkan rumah. Padahal saya kalau bebersih rumah memang karena saya mau dan semata keinginan saya. Bukan karena itu pekerjaan saya sebagai wanita.

Kalau sudah begitu kadang mendengar nasihat ibu tentang kewajiban perempuan bebersih rumah memang sangat membosankan sekaligus menjengkelkan. Tapi, apa boleh buat saya lebih nggak berani melawan kata-kata ibu. Takut durhaka saya. Tapi, hati nurani selalu ingin protes dengan label semacam itu.

Kenapa sih? Memangnya ada yang salah ya kalau laki-laki juga beres-beres rumah? Siapapun bisa dan harus deh kayaknya. Beberes rumah itu kewajiban bersama. Bukan kewajiban perempuan semata.

Saya kadang menyayangkan bapak saya yang nggak bisa menyalakan kompor gas. Bahkan nggak bisa kupas kulit buah pepaya. Tapi, saya akui ayah saya ini pekerja keras yang sangat hebat. Saya jadi bingung sendiri antara ingin tertawa atau marah. Kenapa juga nggak bisa nyalain kompor gas. Apa sesusah itu ya? Hah. Padahal hanya butuh ditekan sambil diputar saja. Ya tapi kok ya… hah sudahlah. Tapi, saya sayang bapak. Hehe.

Ayolah jadikan beres-beres dan bebersih rumah itu budaya hidup sehat saja mulai sekarang. Nggak usah pakai embel-embel ini dan itulah. Begitu juga pekerjaan lainnya. Lakukanlah karena memang ingin dan bukan karena label!

BACA JUGA Marketplace Shopee Ternyata Sarangnya Orang-orang Minim Literasi atau tulisan Ayu Octavi Anjani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 November 2020 oleh

Tags: kewajibanPatriarkiPerempuan
Ayu Octavi Anjani

Ayu Octavi Anjani

Mahasiswa akhir yang hobi makan dan nulis.

ArtikelTerkait

Femme Fatale Adalah Unsur yang Banyak Dipakai Film Horor Indonesia terminal mojok.co

Femme Fatale Adalah Unsur yang Banyak Dipakai Film Horor Indonesia

14 Desember 2020
penelitian tentang diksi yang dipakai jurnalis ketika memberitakan kekerasan seksual di media massa mojok.co

Penelitian: Diksi Berita Kerap Menormalisasi Kekerasan Seksual pada Perempuan

15 Juli 2020

Gitasav Adalah Bukti Sulitnya Perempuan untuk Punya Pilihan

21 Agustus 2021
Rekomendasi kado lahiran jenis kelamin bayi laki-laki perempuan kelamin anak bayi mojok

Cara Menentukan Bayi Kita Kelak Laki-laki atau Perempuan

4 Oktober 2020
Romantisme Hollywood Memfasilitasi Kecintaan Kita pada Badboy dan Fakboi terminal mojok.co

Seandainya Saya Jadi Sinta dalam Kisah Ramayana

31 Maret 2020
Separuh Wajah

Alasan Kami Para Cewek yang Hobi Foto Separuh Wajah

14 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.