Pemilihan Presiden Amerika Serikat telah mencapai titik puncak. Donald Trump dan Joe Biden telah bertarung mati-matian, sampai-sampai Trump harus terjangkit virus corona. Mereka beradu gagasan, kebijakan, tuduhan, bahkan Trump sendiri sampai menggunakan senjata psikologis untuk meraup suara, yaitu hoaks. Meskipun pada akhirnya, yang memenangkan pertarungan demokrasi negara adidaya tersebut adalah Joe Biden.
Saya sendiri tidak terlalu tertarik membahas pemilihan presiden Amerika Serikat ini. Wong negara sendiri politiknya masih carut marut keadaanya, ngapain harus ikut nimbrung dengan persoalan politik negara lain. Ibaratnya ngapain saya harus ngurusin urusan rumah tangga orang lain, wong rumah tangga sendiri masih berantakan.
Di tulisan ini saya hanya ingin merespon salah satu statement Donald trump yang menurut saya out of the box. Dikutip melalui Inews.id dalam kampanyenya pada 17 Oktober 2020 waktu setempat, Donald Trump berkata “Apa terbayang oleh Anda jika saya kalah, seumur hidup saya, apa yang akan saya lakukan? Saya yang akan mengatakan bahwa saya kalah dari kandidat terburuk dalam sejarah politik, Saya tidak akan merasa begitu baik, mungkin saya harus meninggalkan negara ini”.
Bisa disimpulkan bahwa Donald Trump ini akan meninggalkan negara yang dipimpinnya ketika dia gagal terpilih kembali menjadi presiden. Sebuah pernyataan yang jarang sekali diungkapkan oleh seorang kepala negara.
Saya pribadi tentu tidak bisa menebak secara akurat apa maksud dari pernyataan tersebut, tapi jika boleh menerka-nerka, pernyataan ini bisa diartikan sebagai keminderan yang dialami Trump yang merasa dirinya tidak lagi mendapat kepercayaan dari rakyat Amerika Serikat jika gagal meraih kembali puncak kepemimpinan Amerika serikat. Dan hasilnya, ternyata beliau memang gagal mempertahankan kursi kepemimpinannya sebagai presiden Amerika Serikat.
Maka dari itu, sebagai sesama manusia, saya ingin sedikit membantu beliau dengan merekomendasikan beberapa negara yang cocok untuk beliau tempati jika beneran ingin pergi dari Amerika. Tentu ini tidak dimaksudkan sebagai sindiran halus agar beliau segera keluar dari Amerika Serikat loh yah.
Somalia
Negara yang pernah dijajah Inggris ini bisa menjadi opsi bagi Trump jika pengin pindah dari Amerika Serikat. Negara berpenduduk kisaran 14 juta jiwa dengan pendapatan perkapita sekitar 400 dolar AS ini sangat kental dengan konflik horizontal. Perang saudara di Somalia sudah terjadi sejak 1980-an.
Hal itu sesuai dengan karakter seorang Donald Trump yang suka sekali memancing dan menikmati konflik baik di negaranya ataupun di dunia internasional. Masih ingatkan kasus George Floyd? Terlihat Donald Trump begitu cuek dan justru terkesan menikmati rangkaian gelombang unjuk rasa yang dilakukan oleh rakyat Amerika Serikat terkait kasus George Floyd.
Bahkan mantan Menteri Pertahanan James Mattis sampai berkata “Donald Trump adalah presiden pertama dalam hidup saya yang tidak mencoba untuk menyatukan orang-orang Amerika—bahkan tidak berpura-pura mencoba”.
Kemudian bisa kita saksikan juga bagaimana pernyataan Trump sering sekali berusaha menciptakan konflik berkepanjangan dengan negara lain. Soal politik dan militer bisa kita lihat perseteruannya dengan Iran dan Korea Utara. Soal ekonomi kita juga bisa lihat bagaimana Trump sering kali memicu konflik dagang dengan Cina.
Pokoknya karakter pecinta konflik macam Donald Trump ini cocok dengan kondisi Somalia yang sarat konflik. Beragam konflik horizontal yang terjadi di sana bisa menjadi hiburan sekaligus sebagai lokasi yang pas bagi Donald Trump untuk berkontemplasi dan bertobat ke jalan yang benar.
Zimbabwe
Trump pernah mengklaim bahwa program ekonominya ditiru oleh Joe Biden. Untuk membuktikan usulan program ekonominya merupakan usulan yang punya keotentikan dan kebermanfaatan.
Donald Trump perlu menerapkan kebijakan ekonominya sebagai sebuah bukti. Berhubung beliau ini sudah kalah menjadi presiden AS, tentu sangat disayangkan jika program atau kebijakan ekonomi itu hanya berhenti sebatas sebuah program kampanye.
Maka dari itu, negara Zimbabwe menjadi negara yang cocok untuk menerapkan program ekonomi yang digagas oleh Donald trump. Zimbabwe yang inflasinya mencapai 700-an persen akan sangat terbantu jika Donald Trump mau dan bersedia pindah serta mengabdi menjadi warga baru di sana.
Selain itu, fenomena kelaparan, kemiskinan, mungkin bisa menjadi sarana pertobatan bagi Trump di hari tuanya.
Korea Utara
Ada pepatah yang mengatakan bahwa terkadang tempat yang paling aman untuk bersembunyi adalah di bawah ketiak musuhmu. Entahlah saya lupa siapa yang mengucapkan pepatah itu. Tapi, kalau dipikir ada benarnya juga. Contohnya seperti mata-mata dan pengkhianat. Mereka kan sama-sama berada dan bersembunyi di pihak musuh.
Amerika Serikat dan Korea Utara punya sejarah panjang tentang dinamika permusuhan. Konflik antara kedua negara ini bermula dari perang Korea di tahun 1950-an. Hubungan kedua negara ini tarik ulur kayak cinta monyet. damai-konflik, damai-konflik. Donald Trump bisa menjadikan Korea Utara sebagai negara tujuannya.
Di sana Trump bisa menjadi mata-mata yang mengintai rudal nuklir yang sedang dikembangkan oleh Korea Utara. Selain itu, Donald Trump juga bisa mempelajari cara menjadi diktator ala Kim Jong-un sebagai sebuah referensi kepemimpinan untuk bekal maju di Pemilihan Presiden Amerika Serikat selanjutnya.
Atau jika Trump ingin berkhianat dan berniat membalaskan dendamnya kepada Joe Biden, Korea Utara menjadi tempat yang sangat cocok. Donald Trump Bisa menggunakan Korea Utara untuk memberikan serangan politik dan militer kepada Amerika Serikat.
Dengan bakatnya yang mahir sekali menyebar hoaks, Donald Trump bisa menjadi Sengkuni yang akan memanas-manasi Korea Utara. Moga nggak kejadian dah, amit-amit.
Indonesia
Ini merupakan usulan bonus sih guna melengkapi negara yang sudah ada. Indonesia menjadi negara yang cocok untuk Trump karena tokoh dan pejabat terutama politkus di negara kita akbrab betul dengan beliau.
Politkus macam bang Fadli Zon, kemudian pengusaha besar macam Harry Tanoe sampai presiden pun pasti menerima kedatangan beliau.
Di Indonesia, Trump juga bisa belajar dari Pak Prabowo bagaimana menjadi seorang yang legowo setelah kalah dari Pilpres 2019 lalu meskipun ada drama sedikit. Bahkan yang terbaru, Pak Prabowo malah menyabet penghargaan menteri terbaik loh. Ini sungguh bisa menjadi opsi menarik untuk Trump memilih Indonesia sebagai negara tujuan kepindahannya, selain mengurus bisnisnya yang ada di sini tentu saja.
BACA JUGA Pengalaman Jadi Buzzer Produk Sukses di Twitter dan tulisan Muhammad Iqbal Haqiqi lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.