Adaptasi film Dilan 1990 memang nggak bisa diganggu-gugat mendapat prediksi sebagai salah satu film Indonesia yang baik. Jumlah penonton yang konstan di atas satu juta, ditutup dengan trilogi yang bikin hati imbas-imbis adalah bukti sahih film ini sukses mengangkat novel karya Ayah Pidi Baiq.
Ketika kita sudi menjelajah lebih jauh, gelombang protes sempat menyeruak manakala Iqbaal Ramadhan didapuk sebagai pemeran Dilan. Mungkin sebagian dari kalian belum tahu isu ini. Sebagai penggemar novel Ayah, lini masa media sosial saya pernah rame akan hal ini.
Alasannya sungguh beragam. Mulai yang sederhana sampai rumit. Sederhana ketika banyak yang ragu Iqbaal nggak piawai memerankan sosok Dilan yang kadung paripurna di pikiran penggemar novelnya. Kemudian perkara menjadi rumit karena mempermasalahkan wajah Iqbaal yang—katanya—terlalu cakep.
Bukan bermaksud mempermasalahkan dan bermain dengan ketubuhan. Maksud dari protes yang rumit itu karena dalam novel tersirat bahwa Dilan sosok yang biasa saja. Nggak jelek, pun nggak ganteng. Kalau bahasa Jawa, nggali dan ndugal ala kadarnya. Kebetulan ia tidak diberkahi paras yang menawan, tapi punya tutur kata yang sakti mandraguna. Begitu.
Sempat muncul beberapa nama diisukan lebih cocok memerankan Dilan. Mulai dari Fiersa Besari sampai Kang Mus. Berhubung Fiersa masih tergolong tampan walau nggak terlalu tampan dan Kang Mus sibuk jualan kicimpring, satu nama—jika sudah viral di zamannya—pasti bakal dicatut: yakni Ade Londok yang viral karena endorse odading Pak Soleh.
Nah, terus gimana jadinya semisal hal ini beneran kejadian? Tentu saja nggateli setengah mati. Supaya memuluskan imajinasi kalian, saya akan mencoba membantu sebisanya melalui tulisan ini. Begini sekiranya.
Waktu Milea jalan kaki menuju sekolah yang baru, semilir angin pagi menenteramkan dan guguran dedaunan yang indah, terdengar deru mesin GL Pro yang syahdu di telinga. Milea pun dijejeri oleh sosok pria yang mencoba berkenalan dengannya. “Milea, yaaa…,” sapanya dengan suara yang berat dan gerok. (Ini sebenarnya Dilan atau vokalisnya Burgerkill?)
“Hmmm… iya?” balas Milea, malu-malu untuk menengok. Perasaan Milea jadi gundah gulana lantaran takut dibegal.
Pria dengan rambut kuncrit dan kumis tipis bernama Dilan itu menjawab. “Boleh eee aku ramal,” kata Dilan. “Aku ramal, kita akan bertemu di warung odading Mang Oleh,” Dilan pun berlalu meninggalkan Milea.
Lambat laun, terjadi hubungan yang embuh tumbuh di antara mereka. Milea pun mengunjungi warung odading Pak Soleh di belakang sekolah. Ternyata, tempat itu adalah tempat perkumpulan gengnya Dilan.
Dengan langkah perlahan, Milea pun mendekati warung itu. Ternyata, Dilan sedang nge-vlog dan promosi odading milik Pak Soleh. Ya jelas, kepopuleran Dilan akan membantu bisnis tingkat rumah tangga ini. “Dilan… aku rindu,” kata Milea sambil nahan mukok. Membuyarkan Dilan yang sedang promosi odading.
“Milea… belilah odading Mang Oleh,” kata Dilan dengan refleks. Gombalan sudah nggak zamannya untuk Dilan yang satu ini. Milea yang khawatir setengah mampus karena Dilan hobi tawuran pun bertanya-tanya. “Ke… kenapa, Dilan?” Milea takut bahwa Dilan sedang kesurupan.
Dengan keadaan masih nge-vlog, Dilan pun makan satu odading yang ada di tangan kanannya, dekat rokok yang tersemat di antara jemarinya. Setelah makan, Dilan pun merem melek lalu berkata, “Eum… rasanya, seperti Anda menjadi Iron Man!”
“Tapi… tapi aku rindu, Dilan.” Bayangin aja Vanesha Prescilla bilang rindu ke Mang Ade Londok. Ya, nggak apa-apa, sih. Bayangin aja.
“Milea…,” ujar Dilan versi berkumis tipis dan dahi berkerut ini dengan lirih. “Belilah odading Mang Oleh di sini. Kalau nggak makan odading Mang Oleh, kamu tidak bisa bergumul, eh, bergaul denganku, Milea.”
“Yeu, goblog!” bentak Milea.
Malamnya, Dilan menghubungi Milea untuk minta maaf. Di sebuah wartel, Dilan ngebel. “Jangan bilang sama aku ada yang menyakitimu,” katanya.
Milea yang bahagia dan mesam-mesem karena Dilan-nya telah kembali pun menjawab, “Xixixi, kenapa, Dilan?”
“Besoknya orang itu akan hilang!” Betapa bahagianya hati Milea karena gombalan sang pacar sudah kembali. Sebelum disahuti lagi oleh Dilan, “Kecuali jajanin odading Mang Oleh yang rasanya asu banget!”
“Ikan hiu makan tomat!” kata Milea sambil menutup telepon dengan perasaan membuncah.
Sumber gambar: Instagram Ade Londok @m.adelondok
BACA JUGA Skenario yang Terjadi kalau Dilan dan Milea Tidak Putus Asmara dan tulisan Gusti Aditya lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.