TikTok sering dianaktirikan sebagai media sosial yang isinya joget-joget doang. Alih-alih membiarkan orang memilih untuk main TikTok, beberapa orang justru nyinyir dan menganggap media sosial ini hanya untuk mereka yang labil. Padahal saya bisa memberikan tujuh alasan agar kalian meninggalkan media sosial yang kalian gandrungi sekarang seperti Instagram, Twitter, bahkan Facebook dan beralih saja ke TikTok.
#1 Warganya baik-baik
Kalau kamu sedang dalam fase butuh teman atau butuh penyemangat, TikTok adalah tempat yang paling tepat. Yang harus kamu lakukan hanyalah bercerita dalam bentuk video. Kemudian lihatlah bagaimana warga TikTok akan memberikan kata-kata penyemangat di kolom komentar.
Kalau malas bikin konten, cukup lakukan aktivitas scrolling postingan, dijamin kamu bakal senyam-senyum sendiri karena banyak postingan yang memberikan energi positif. Coba saja kalian curhat di medsos lain dan perhatikan apa yang terjadi. Konon, mereka yang curhat di Twitter, Facebook, atau Instagram bisa tambah stres karena malah di-bully. Hiks. Kejam banget.
#2 Konten TikTok itu kreatif
Durasi video yang dibatasi bikin para pembuat konten memutar otak, bagaimana agar video dengan durasi terbatas dapat tetap menarik untuk ditonton. Dari sinilah kreativitas mereka muncul. Ada konsep joget sambil cerita lewat teks pop-up, curhat yang dibuat bersambung, sampai bikin video dengan efek dan animasi yang keren.
Penerapan konsep yang berbeda-beda dari banyak postingan video membuat konten TikTok tetap fresh sehingga orang bisa nyaman scrolling berjam-jam. Jelas beda kualitas dengan postingan yang isinya cuma tulisan atau paling banter repost video. Mana repost videonya dari TikTok pula. Hadeeeh.
Di samping kreativitas penggunanya, akun official TikTok Indonesia juga membuat video menarik yang berisi imbauan untuk istirahat sejenak dari bermain gawai. Video ini bisa muncul sewaktu-waktu pas kita lagi asyik scrolling. Sebuah langkah kepedulian yang belum pernah diambil platform medsos pendahulunya. Salut.
#3 Banyak lagu yang underrated
I like your eyes you look away when you pretend not to care
Kalau kamu membaca lirik tadi sambil nyanyi, berarti kamu sudah terpapar lagu yang terkenal karena TikTok. Lagu berjudul “I Love You So Much and You’ll Know It” yang sempat viral ini adalah salah satu lagu yang tidak ada di chart musik bahkan tidak berlabel akan tetapi viralnya masya Allah.
Biasanya, netizen menyebut lagu semacam ini dengan istilah underrated, bagus tapi tidak banyak orang tahu. Setelah terkenal, banyak bermunculan cover lagu-lagu tersebut di YouTube.
Penjelasan paling masuk akal lagu tersebut bisa viral adalah karena format konten di TikTok adalah video backsound. Jadi, unsur lain yang membuat video di TikTok semakin menarik adalah pemilihan backsound yang pas dan sering kali versi lengkapnya memang easy listening.
Beberapa lagu underrated lain yang menjadi terkenal berkat TikTok adalah Lana Del Rey “Queen of Disaster” yang bahkan tidak pernah dirilis secara resmi, “Supalonely” dari penyanyi asal Selandia Baru Benee, dan “Nursery” milik rapper Kanada bbno$ yang sudah rilis sejak 2019.
#4 Curhat di medsos dengan asyik dan estetik
Untuk menghasilkan konten yang menarik, maka kreativitas adalah harga mati apa pun jenis kontennya. Termasuk curhat. Baik itu curhat putus cinta, depresi, bahkan come out orientasi seksual. Dengan pengaplikasian backsound, filter, dan caption yang pas maka netizen dapat merasakan vibe konten curhatmu. Entah itu curhatan yang sedih, bahagia, atau kocak sekalipun. Beda cerita kalau mau curhat dengan gaya jadul dan monoton, kita tahu lah yhaaa harus ke mana.
#5 Kontennya bervariasi dari A sampai Z
Konten apa saja yang ada di TikTok? Ini dia: joget, masak, fotografi, psikologi, agama, nyanyi, drama, rekomendasi film, game, saham, ekspor-impor, you name it. Ada bermacam-macam. Pembuat kontennya juga beragam, dari segala etnis, agama, sampai orientasi seksual. Jadi kita bisa banyak belajar dan tahu latar belakang orang yang berbeda. Bahkan dari pemulung, tukang cilok, sampai pengusaha real estate ada. FYI, untuk konten yang memang membutuhkan latar belakang expertise seperti bidang psikologi atau kedokteran, tidak perlu khawatir karena pembuat konten di TikTok bukan hanya dari kalangan remaja sekolahan atau kuliah, tapi praktisi bidang kesehatan pun ngonten dengan konsep yang asyik.
#7 Interface yang ramah pengguna
Video-video artsy dan kreatif yang ada di aplikasi ini adalah hasil editing dengan fitur-fitur yang mudah untuk digunakan, bahkan untuk pemula. Tinggal seberapa sering kita berani mengulik fitur tersebut dan bereksperimen. Jangan khawatir, di TikTok banyak berhamburan video tutorial jika kamu ingin membuat video yang unik tapi tidak tahu harus mulai dari mana, creator nggak bakal pelit bagi-bagi ilmu kok. TikTok juga memudahkan penggunanya untuk mengunduh video yang ada. Cukup ditekan agak lama di bagian tengah video yang sedang diputar, lalu akan muncul pilihan untuk mengunduh. Medsos lain? Seperti lagu lama birokrasi pemerintah kita, ribet.
#8 Ultimate reason
Setelah menjabarkan enam alasan di atas, saya yakin pembaca sudah mulai mempertimbangkan untuk mengunduh TikTok setelah ini. Jadi terakhir, izinkan saya memberikan satu alasan pamungkas agar hati pembaca sekalian masuk ke maqam haqqul yaqin untuk bermain TikTok: Amelia Andani.
Untuk yang terakhir ini saya tidak bisa cerita. Terlalu rumit dan hanya TikTok yang bisa menjelaskan. Akhirulkalam, selamat TikTokan!
BACA JUGA Seni Menikmati Hidup yang Woles dan Bodo Amat ala Soleh Solihun dan tulisan Terminal Mojok lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.