Si Doel Anak Sekolahan episode 6 adalah puncak dari segala kisah si Doel dan keluarganya sepanjang musim pertama. Di Si Doel Anak Sekolahan episode 5 kemarin tentu kita bertanya-tanya, setelah terbongkarnya perihal skripsi Sarah, apakah Doel bisa memaafkan Sarah dan Hans? Apakah mereka bisa berteman kembali?
Si Doel Anak Sekolahan episode 6 dibuka dengan adegan Sarah yang datang ke rumah Doel untuk meminta maaf tapi ditolak oleh Doel. Doel tidak menolak secara langsung, dia hanya minta tolong pada Mak Nyak untuk menyampaikan bahwa dia sedang tidak ada di rumah bila Sarah datang mencarinya. Mak Nyak yang curiga melihat wajah sedih Sarah, mencoba bertanya ada apa. Sarah hanya bilang bahwa dia ingin minta maaf.
Tak puas dengan jawaban Sarah, Mak Nyak mencoba bertanya pada Doel. Mak Nyak curiga kalau Doel dan Sarah benar-benar sedang bertengkar. Mandra yang juga sedang ada di situ hampir saja keceplosan bicara tentang apa yang terjadi di acara ulang tahun Sarah kemarin malam, tapi dihalangi oleh Doel.
Sarah tak putus asa, dia mencoba datang ke pangkalan opelet walau hanya bertemu dengan Mandra di sana. Mandra lapor pada Doel bahwa Sarah datang ke pangkalan.
“Eh, Doel! Tadi si Sarah ke pangkalan.”
“Ngapain?”
“Ehe, biasa. Tadi dia nangis, Doel. Kayaknya dia demen banget ama lu. Udaaaah, nunggu apa lagi? Sikat aja, Doel!” (Monmaap, Bang Mandra. Emangnya Sarah WC pake disikat.)
“Heh, Doel! Perempuan kalo udah nangis kayak begitu, tinggal nggiring aja. Kalo gue, perempuan kayak begitu udah gue sosor! Dulu juga si Munaroh pernah gue bikin nangis.”
“Kenape?” tanya Doel.
“Lagi maen ayunan gue dorong ampe jatoh.”
Ih, Bang Mandra! Kzl!
Di sisi lain, Hans juga mencoba mendekati Doel lagi dan meminta maaf. Doel yang merasa masih tersinggung dan sakit hati masih belum bisa memaafkan Hans dan Sarah.
Mak Nyak yang berulang kali diminta Doel untuk berbohong kepada Sarah akhirnya mengajak Doel bicara bersama Babe. Babe menyarankan pada Doel untuk memaafkan Sarah.
“Kenapa Babe nggak bilang kalau yang beli tanah kita di Cisalak itu si Sarah?”
“Nah abis elu nggak pernah nanya ama gue.” jawab Babe. “Heh, Doel! Segede-gedenya kesalahan orang, kalo emang die udah minta maaf, kite kudu maafin. Kite jangan memutuskan tali silaturahim. Dosa besar.”
Doel yang masih bingung menentukan sikap akhirnya luluh karena perkataan Atun. Pagi itu memang sepulang dari pasar, Atun sempat bertemu dengan Sarah. Sarah lalu mengajaknya jalan-jalan dan makan. Malamnya Atun bertanya pada Doel apa benar dia sedang ada masalah dengan Sarah. Doel mengelak.
“Kesian lho, Bang, die sekarang. Badannya kurus. Ih, Atun sih nggak tega ngelihatnya. Mana dia nangis lagi sesenggukan. Matanye bengkak. Pasti dia nangis siang-malem. Ngomong aja susah. Hm, Atun mah takut dia jadi gagu.”
“Halah, boong lu!”
“Yeee, Abang nggak pernah percaya sih ama Atun. Tanya sendiri aja deh ama Sarah. Orang dia bilang kok nggak bisa makan, nggak bisa tidur mikirin Abang. Abis Abang kagak mau maapin dia. Dia bilang kalo Abang nggak mau maafin dia, dia nggak mau makan sampe mati!”
Dengdong!
Ucapan Atun membuat Doel mulai baper, saudara-saudara. Dia mulai mengingat lagi momen-momen dia berdua bareng Sarah. Prikitiiiwww!
Akhirnya setelah membulatkan tekad, besoknya Doel datang ke rumah Sarah. Setelah sok cool pakai acara tegas dan ngamuk, Doel bilang bahwa dia mau bantu skripsinya Sarah. Dia mau baca hasil tulisan Sarah tentang keluarganya. Tentu saja Sarah happy dong! Momen di mana mereka membaca skripsi Sarah bersama di ruang belajar Sarah yang penuh dengan foto-foto keluarga Doel adalah momen kedua orang ini berbaikan.
Besoknya saat Doel dan Mandra akan berangkat narik opelet, Sarah datang bersama Hans. Mereka berniat ikut jalan-jalan dengan opelet. Atun yang tak mau kalah akhirnya juga ikutan. Mereka full berjalan-jalan hari itu dengan izin Babe untuk libur narik opelet. Sarah juga bilang bahwa tepat di hari wisuda Doel nanti, Sarah akan sidang skripsi. Dan berjanji akan menyusul datang menghadiri wisuda Doel.
Doel berangkat wisuda dengan diiringi arak-arakan orang sekampung yang ikut merayakan. Di kampus, bahkan setelah acara wisuda berakhir Doel masih belum melihat kehadiran Sarah. Kekhawatiran Doel terbayar saat akhirnya Sarah datang dan bilang kalau sidang skripsinya sukses. Sarah dinyatakan lulus. Mereka berpelukan di depan keluarga Doel.
Awawawawwwwww. (Maap, penulisnya baper.)
Bisa dibilang lima belas menit terakhir di episode ini adalah golden moment. Puncak dari segala puncak. Di mana kesediaan untuk meminta maaf, lapangnya hati untuk memaafkan bahkan untuk memulai lagi sebuah hubungan pertemanan yang solid, semuanya ada. Banyak sekali pelajaran yang bisa didapat. Dan musim pertama Si Doel Anak Sekolahan ini memang tetap bisa ditonton kapan saja, sinetron yang tak mengenal musim itu sendiri.
Nantikan lanjutan cerita Si Doel Anak Sekolahan musim ke-2!
Sumber gambar: Instagram @sidoelanaksekolahan
BACA semua sinopsis sinetron Si Doel Anak Sekolahan musim 1 di sini.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.