Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Apa Jadinya Jika Masker-Masker yang Terjatuh di Jalanan Dibuat Mainan Anak Kecil Lalu Dipakai

Mohamad Jokomono oleh Mohamad Jokomono
1 Juni 2020
A A
virus corona masker sampah kesehatan bekas pakai operasi masker mojok.co

virus corona masker sampah kesehatan bekas pakai operasi masker mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Fakta yang sederhana. Ada sejumlah masker yang tergeletak di jalanan. Ada yang tergolek di pinggir. Ada yang di tepian. Ada pula yang di tengah. Kasus yang boleh dikatakan dominan, kira-kira seimbang antara yang jatuh di pinggir dan tepian jalanan.

Soal riwayat kejatuhan masker itu bisa saja mengisahkan berbagai kemungkinan. Ada yang memang sengaja dibuang karena sudah lama dipakai. Sayangnya tidak dimasukkan ke keranjang sampah.

Ada yang terjatuh tanpa disadari oleh si pemilik. Mungkin bawa dua buah, yang satu dipakai dan satu lagi diselipkan di kantong celana, tetapi tidak terlalu masuk ke dalam. Bisa jadi karena suatu gerakan refleks atau entah karena apa di luar faktor kesengajaan. Lalu terjatuh begitu saja saat mengendarai motor.

Terlalu sederhana untuk ditulis memang. Tidak ada istimewanya menyoroti benda bernama masker yang terjatuh di jalanan. Lagian kasusnya hanya terjadi di titik-titik yang berpencar jauh.

Tidak dalam jumlah besar, apalagi berton-ton. Kalau jumlahnya ton-tonan, nilai beritanya tentu lain. Terlebih jika diiringi mobil boks yang terguling dengan pintu boks terbuka lebar. Dan, sekian ton masker itu memburai dari dalamnya.

Lalu sopirnya terluka parah. Ada tergeletak motor yang bodinya ringsek. Tak jauh dari situ, tampak seorang ibu muda dan anak batitanya pingsan bersimbah darah. Wah, jadi berimajinasi yang bukan-bukan.

Meski demikian, substansi keberadaan masker tak bisa dipandang sebelah mata dalam kehidupan kita. Terutama di masa pandemi Covid-19 dewasa ini. Ia merupakan salah satu alat pelindung diri.

Benda ini merupakan salah satu aktor yang diprediksi akan memainkan peran yang panjang dalam episode The New Normal dalam kehidupan bangsa manusia. Manusia Indonesia tidak terkecuali.

Baca Juga:

4 Rekomendasi Skincare Aman dan Terpercaya di TikTok Shop

7 Produk Mustika Ratu yang Bagus untuk Perawatan Diri di Rumah

Posisi peran masker menjadi salah satu yang sentral. Ia bersama sabun cair atau hand sanitizer turut mengomandoi gerakan jaga jarak secara fisik. Ia akan masih menyatu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kita dalam episode The New Normal.

Karena itu, sikap kita menjaga masker yang telah digunakan menjadi wilayah yang urgen untuk mendapatkan pencermatan. Dengan demikian, kita tidak akan membuang secara sembarangan masker (sekali pakai) setelah habis masa pakainya.

Dengan demikian pula, kita akan menjaga dengan sebaik-baik masker kain (yang bisa digunakan lagi setelah dicuci dan diganti tiap empat jam sekali) hingga tidak mudah hilang.

Kembali ke kisah tentang masker yang jatuh di jalanan tadi. Harus diakui memang, sampah berupa masker bekas pakai–atau masker baru yang terjatuh tanpa sepengetahuan pemiliknya (atau meski pemiliknya tahu tapi malas mengambilnya karena harganya relatif murah, Rp5.000 pun sudah dapat)–tidak lebih dari nol koma nol nol sekian persen dari total sampah yang berada di jalanan.

Akan tetapi, keberadaan sampah masker serta jenis-jenis lain, seperti cup atau botol bekas air mineral, kaleng minuman, dan kemasan produk kudapan pabrikan, menjadi isyarat nyata betapa upaya masyarakat melakukan “taharah lingkungan” agaknya belum menemukan bentuk realisasi maksimal.

Taharah lingkungan agaknya memang masih perlu mendapatkan sentuhan realisasi maksimal di negeri ini. Polusi masker bekas, bisa jadi akan melebar pada efek-efek kemungkinan yang turut menyumbangkan risiko-risiko yang menyentuh aspek kesehatan.

Saya enggan membayangkan jika masker yang tergeletak di pinggir atau tepian jalanan itu kemudian dibuat mainan oleh anak-anak kecil yang belum memiliki nalar tentang kesehatan yang memadai.

Lalu anak kecil itu kemudian mengenakan masker bekas yang ditemukan di jalanan itu. Padahal, bisa saja masker itu baru saja dipakai oleh orang tanpa gejala (OTG).

Lebih parah lagi, baru saja terjatuh belum sampai dua menitan, dan baru saja dipakai orang dalam pemantauan (ODP). Atau bahkan baru saja dikenakan oleh pasien dalam pemantauan. Dan puncaknya baru saja digunakan oleh orang yang positif terpapar Covid-19.

Saya yakin, kemungkinan ini bukan mustahil bisa terjadi. Karena itu, saya mengimbau kepada mas-mas, mbak-mbak, bapak-bapak, ibu-ibu, dan nuwun sewu juga kepada mbah-mbah kakung putri, mbok yao tidak membuang masker habis pakai di sembarang tempat. Apalagi di jalanan. Tempat kemungkinan banyak orang berlalu-lalang. Termasuk anak-anak.

Atau kalau mau membuangnya, lakukan dengan prosedur yang aman sebagaimana anjuran pemerintah. Bakarlah masker bekas pakai itu. Atau guntinglah hingga beberapa bagian. Dan, masukkan ke keranjang sampah sesuai dengan jenisnya.

Jikapun masker itu masih mau dipakai lagi, sebaiknya langsung dicuci dengan deterjen. Tidak digeletakkan begitu saja di tempat yang anak-anak kecil mudah mengaksesnya. Kalau yang ini, tentu bukan masker kain yang terjatuh di jalanan. Melainkan, yang ada di rumah kita masing-masing.

Pastilah kita tidak akan mengambil risiko kesehatan yang luar biasa negatifnya dengan njumputi masker-masker kain di jalanan. Lalu mencuci bersih dan kemudian mengenakannya. Hiii… nehi, nehi….

Hanya ada tiga kemungkinan orang dewasa yang tega menzalimi diri sendiri seperti itu. Orang yang super duper bakhil bin medit (bahkan dengan dirinya sendiri). Dan, tunawisma yang kesehatan mentalnya terganggu.

Serta satu lagi. Semoga saja ini tidak ada. Yaitu orang yang gemar ngopeni barang-barang bekas, termasuk masker bekas. Lalu mencucinya bersih-bersih. Memberi kemasan yang bagus. Lalu menjualnya.

BACA JUGA Memperbesar Peluang Masuk Surga dengan Menganut Lebih dari Satu Agama dan tulisan Mohamad Jokomono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Juni 2020 oleh

Tags: maskerwabah corona
Mohamad Jokomono

Mohamad Jokomono

Alumnus Magister Ilmu Komunikasi Undip Semarang

ArtikelTerkait

Tanggapan buat Netizen yang Ngeluh Prestasi Bidang Agama Tak Pernah Diliput Media terminal mojok.co

Tak Kuat Hadapi Protes, Sejumlah Kampus Sepakat Penuhi Tuntutan UKT Mahasiswa  

24 Juli 2020
Susahnya Punya Dosen yang Pro Presiden, tapi Selalu Merasa Netral mojok.co/terminal

Darurat Asap itu Bisa Jadi Berkah, Bukan Musibah

19 September 2019
8 Jenis Masker yang Bisa Dipilih sebagai Senjatamu Saat Pandemi terminal mojok.co

8 Jenis Masker yang Bisa Dipilih sebagai Senjatamu Saat Pandemi

24 September 2021
mudik pandemi wabah corona protokol kesehatan di desa abai mojok.co

Mudik di Masa Pandemi: Lebih Horor Ketimbang Menetap di Jakarta

14 September 2020
liga 2 judi bola shin tae-yong konstitusi indonesia Sepakbola: The Indonesian Way of Life amerika serikat Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Merindukan Sepak Bola Indonesia lewat Cerita Lucu Para Pencintanya

20 Juli 2020
siti fadilah supari perppu 1_2020 disclaimer masalah tidak bisa dituntut di ptun mojok

Perppu 1/2020 Bukti Para Elit Telah Belajar dari Kasus Siti Fadilah, Menkes 2004-2009

27 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.