Sudah bukan rahasia lagi kalau Wonosobo dikelilingi segudang destinasi wisata. Salah satu yang cukup terkenal adalah Bukit Sikunir yang berlokasi di Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Wisata ini memiliki ketinggian sekitar 2.300 mdpl, sehingga bisa menjadi opsi menarik buat kamu yang ingin menikmati keindahan dari “atas langit” tapi ogah naik gunung.
Meski berstatus orang Wonosobo, sejak kecil hingga besar saya belum pernah menginjakkan kaki di Bukit Sikunir. Tetapi akhirnya bulan Mei 2025 ini saya dan pacar memutuskan pergi ke sana.
Sejujurnya saya merasa waswas mengingat pacar saya memiliki masalah pernapasan dan stamina tubuh. Jadi saya takut kalau nanti dia nggak kuat nanjak. Belum lagi banyak konten di TikTok yang menyatakan kalau trekking Bukit Sikunir cukup menguras tenaga. Namun setelah memantapkan diri, akhirnya kami memberanikan diri.
Pertama kali tiba di Bukit Sikunir Wonosobo
Waktu yang pas untuk ke Bukit Sikunir adalah pagi hari. Maksimal kita harus sudah sampai di parkiran sekitar pukul 5 pagi. Harga tiketnya terjangkau, Rp15 ribu untuk motor dan parkir Rp5.000. Dari parkiran, kita harus berjalan beberapa meter sebelum akhirnya disambut gerbang pendakian dan jalan setapak.
Sekitar 50 meteran dari gerbang, masih banyak pedagang yang menjajakan suvenir, makanan, dan minuman. Kalau lupa bawa bisa beli di sana. Lumayan kan sekalian membantu perekonomian warga sekitar sana yang berjualan.
Jalur pertama ini masih sangat nyaman. Soalnya berupa aspal dan motor sekalipun masih bisa lewat dengan mudah.
Nggak seekstrem yang saya tonton di TikTok
Setelah melewati para pedagang dari pintu gerbang masuk Bukit Sikunir Wonosobo, barulah pengunjung disuguhi track berupa anak tangga. Di kanan kirinya ada pegangan dan di beberapa spot juga tersedia tempat duduk jika kita hendak beristirahat. Saya pikir track Bukit Sikunir ini cukup ramah buat siapa pun. Selama perjalanan naik, saya kerap melihat anak kecil dengan santainya naik turun tanpa dosa.
Hal itu tentu membuat saya lega. Pasalnya kalau melihat konten-konten TikTok saya sedikit takut. Gimana nggak, banyak konten yang menyatakan kalau track Bukit Sikunir terjal, sangat melelahkan, super licin, dan menguras energi. Nggak cuma itu, bahkan beberapa konten bilang kalau kita nggak pernah olahraga, waktu tempuh sampai puncak bisa mencapai 1,5 jam lebih walau kondisinya sepi.
Sejujurnya saya dan pacar sudah menyiapkan diri untuk kemungkinan-kemungkinan tersebut. Tapi ternyata semua yang ada di TikTok nggak terjadi pada kami. Kalau dihitung-hitung dari bawah sampai puncak tertinggi Bukit Sikunir Wonosobo, saya dan pacar hanya butuh waktu 45 menit. Itu sudah sama waktu berhenti dan duduk sebentar karena kelelahan.
Disuguhi pemandangan gunung yang luar biasa indah di puncak Bukit Sikunir Wonosobo
Setelah mendaki, akhirnya kami sampai di puncak pertama Bukit Sikunir Wonosobo. Puncak pertama ini nggak terlalu ramai dan nggak terlalu luas, tapi pemandangannya indah. Dari sana kami bisa melihat Gunung Sindoro yang megah. Bagi saya, puncak pertama ini bagaikan check point yang cocok untuk santai, minum, istirahat, dan menikmati pemandangan selama beberapa menit.
Ketika tenaga sudah terisi, barulah saya melanjutkan perjalanan ke puncak kedua atau puncak tertinggi yang menjadi ikon Bukit Sikunir Wonosobo. Perjalanan ke puncak kedua ini kami tempuh dalam waktu sekitar 20 menit.
Puncak kedua lebih luas daripada yang pertama. Ada area lapang beralaskan tanah dan memiliki satu gazebo kecil. Di sini kita bisa berfoto sambil menikmati pemandangan Gunung Sindoro dan Sumbing. Tapi area ini agak ramai, jadi harus cerdik mencari spot foto.
Melipir sedikit ada area lain yang lebih sepi dan kecil. Di sini ada beberapa batu yang memberi kesan tersendiri. Pemandangan ladang, kebun, dan permukiman terlihat dari sini.
Melipir ke bagian belakang, ada area lain yang lebih tenang dan asri. Di sini kita bisa menemukan rerumputan tinggi dan sabana mini yang eksotis. Suasananya tenang, kicauan burung terdengar jelas, bahkan seakan berada di bukit pribadi. Selain itu, kita juga bisa menikmati pemandangan Telaga Cebong dari sini.
Akhirnya setelah menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam di puncak Bukit Sikunir Wonosobo, saya dan pacar memutuskan turun. Tentunya pengalaman turun sangat berbeda dengan pengalaman naik karena cenderung lebih santai dan nggak membuat jantung berdebar.
Nggak usah sepenuhnya percaya konten TikTok
Sebenarnya, konten-konten di TikTok soal Bukit Sikunir Wonosobo nggak sepenuhnya salah. Hanya saja, saya sedikit dikagetkan dengan realita yang sebenarnya. Jadi, sepertinya lain kali saya nggak akan terlalu percaya dengan konten TikTok. Lebih baik saya bertanya ke teman atau sekalian langsung pergi ke tempat yang hendak dituju.
Akhir kata, Bukit Sikunir Wonosobo merupakan tempat wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Tenang, track-nya nggak seganas konten orang-orang, kok. Yang penting persiapan harus matang dan jangan lupa berdoa supaya diberikan kemudahan.
Penulis: Arzha Ali Rahmat
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Wisata ke Dieng saat Hujan, Niatnya Healing malah Bikin Pusing.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















