Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Sumo, Beras Pulen yang Tetap Dicari meski Harganya Bikin Gigit Jari

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
10 Mei 2025
A A
Sumo, Beras Pulen yang Tetap Dicari meski Harganya Bikin Gigit Jari

Sumo, Beras Pulen yang Tetap Dicari meski Harganya Bikin Gigit Jari (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Enak, pulen… Beras Sumo ini mirip kayak nasi HokBen.

Belakangan, pencarian merek beras pulen dengan harga terjangkau terbilang cukup sulit. Yang rasanya enak, boleh jadi memang banyak. Dan ketersediannya pun terbilang merata. Tetapi apakah harganya betul-betul bisa menyesuaikan alokasi dana kebanyakan keluarga tiap bulannya?

Pertanyaan tersebut sebetulnya sempat dijawab oleh Sumo, merek beras yang di awal kemunculannya, dijual dengan harga terbilang murah. Jika ingatan saya nggak berkhianat, harga kali pertama membeli beras ini pada masa Covid-19 (sekitar tahun 2020-2021) sekitar Rp60 ribuan. Masih aman dan pas dengan bujet bulanan.

Soal rasa, saya sama sekali nggak meragukan. Dengan harga segitu, Sumo menjadi pilihan terbaik bagi kebanyakan konsumen, sekaligus kompetitor yang menyulitkan bagi merek beras lama yang sudah beredar di pasaran dan jadi andalan banyak kalangan.

Pulen, mirip nasi HokBen

Sederhana saja, gambaran rasa beras Sumo itu: pulen, enak, persis seperti nasi kepunyaan HokBen. Pertanyaan saya sekarang, siapa yang nggak suka dengan nasi ala-ala HokBen?

Meski beras Sumo menawarkan kategori beragam, serta ditandai dengan bungkus plastik berwarna kuning (pulen lezat), hijau (ekonomis), maupun merah (pulen seperti sushi), tapi soal rasa, kualitas, dan pulennya sama saja. Tiada beda.

Jadi, sudah terbayang, kan, bagaimana Sumo menjadi pilihan beras banyak kalangan pada masanya? Ditambah, harganya terbilang terjangkau. Nggak jauh beda dengan harga beras kompetitor.

Harga beras Sumo mulai merangkak naik

Setelah menjadi pusat perhatian sekaligus primadona di dunia perberasan, perlahan tapi pasti, harga Sumo mulai merangkak naik. Dari yang awalnya Rp60 ribuan, menjadi Rp80 ribu sekian.

Baca Juga:

Nggak Masalah Sawah di Jogja Habis dan Berubah Fungsi Jadi Perumahan, wong Warga Jogja Lebih Suka Beras Daerah Lain dan Pemerintah Lebih Suka Impor

3 Mitos Terkait Beras di Tegal yang Tidak Ada di Daerah Lain

Lantaran sudah kadung jatuh hati, sejujurnya saya masih bisa berdamai dengan harga tersebut. Tetap dibeli meski selisih harganya lumayan tinggi.

Pikir saya, mungkin memang strategi marketing. Toh, penggemarnya juga sudah semakin banyak, kan? Jadi wajar saja jika entah dari pihak Sumo, toko, distributor, maupun pedagang, sama-sama menaikan harga di pasaran.

Setelahnya, beras Sumo sempat menghilang dari pasaran. Terbilang sulit dicari di toko, distributor, atau supermarket konvensional. Di toko online pun demikian. Sebetulnya ke mana Sumo pergi?

Pertanyaan tersebut sempat ramai di media sosial. Bukan hanya saya, banyak konsumen yang merasa kehilangan beras pulen yang enak seperti HokBen tersebut.

Ya, siapa tahu dengan saling mempertanyakan eksistensi Sumo di media sosial, bisa mendapat jawaban, setidaknya sedikit pencerahan di mana beras Sumo bisa didapat. Namun hasilnya nihil. Untuk sementara waktu Sumo sempat hilang dari peredaran.

Saya sempat bertanya ke beberapa supermarket dan distributor, tapi, jawaban mereka sama. Sama-sama tidak tahu dan tidak mendapat kabar sedikit pun. Apakah berhenti produksi, ada kendala produksi, atau kendala lainnya.

Kembali setelah sekian lama hilang di peredaran

Setelah sekian lama hilang di peredaran, akhirnya beras Sumo muncul kembali. Sialnya, harga melonjak semakin tinggi. Bahkan, kini menyentuh di angka Rp100 ribuan. Nyaris 50% dari harga awal. Meski kini stok dan eksistensi beras Sumo terbilang stabil, tapi harganya mahal.

Berbeda dengan yang sudah-sudah, lonjakan harga terbaru membikin saya membatin berulang kali, “Ini baiknya dipaksakan tetap membeli atau cari opsi lain, ya?”

Mau dilepas, tapi enak. Mau cari yang lain, tapi sudah kadung cocok dengan Sumo. Saya yakin, keresahan ini dialami juga oleh konsumen lain yang sudah menjadi penggemar beras Sumo. Sebab, kapan lagi bisa menikmati beras cita rasa premium dengan harga yang sangat terjangkau pada awal mulanya.

Pada akhirnya, sambil mencari merek lain dengan harga yang lebih sesuai alokasi bujet, saya tetap membeli beras Sumo, meski hanya sesekali dan menjadi opsi alias bukan pilihan utama lagi. Bukan soal kualitas yang menurun atau berbeda rasa. Melainkan karena saya mesti menyesuaikan alokasi dana tiap bulannya.

Ya, gimana, ya. In this economy, bagi kelas pekerja seperti saya dan lainnya, harus jeli dan dituntut lebih pintar dalam mengalokasikan dana setiap bulannya. Biar nggak boncos, minus, defisit, apa pun istilahnya.

Tenang saja, beras Sumo. Namamu tetap di hati, meski hargamu kini mengiris sisa gaji. Sejujurnya, saya sih akan tetap membeli, hanya saja, perlu memperhitungkan kembali berapa biaya yang harus disiapkan untuk menikmati beras pulen satu ini. Ya, kecuali ada penyesuaian harga kembali, sih.

Penulis: Seto Wicaksono
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kesan Saya Nyobain Beras Bulog untuk Pertama Kali.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Mei 2025 oleh

Tags: Berasberas sumo
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Nasib Sepetak Sawah di Tengah Kota Jogja yang Sudah di Ujung Tanduk, Tinggal Menunggu Waktu untuk Berubah Jadi Bangunan

Nggak Masalah Sawah di Jogja Habis dan Berubah Fungsi Jadi Perumahan, wong Warga Jogja Lebih Suka Beras Daerah Lain dan Pemerintah Lebih Suka Impor

15 November 2024
4 Khasiat Super Beras yang Ada Fotonya Puan Maharani

4 Khasiat Super Beras yang Ada Fotonya Puan Maharani

29 Desember 2021
Duka Pengidap Fobia Nasi yang Hidup di Indonesia

Duka Pengidap Fobia Nasi yang Hidup di Indonesia

17 April 2022
ngasak beras nasi liwet tradisi ngaliwet sunda mojok

Ngasak, Kegiatan yang Paling Ditunggu-tunggu Ibu-ibu di Banyuwangi

31 Agustus 2021
Tingkat Kematangan Nasi yang Dipermasalahkan dan Menyesuaikan Selera

Tingkat Kematangan Nasi yang Dipermasalahkan dan Menyesuaikan Selera

13 November 2019
5 Rekomendasi Beras 60 Ribuan Terbaik di Marketplace Terminal Mojok

5 Rekomendasi Beras 60 Ribuan Terbaik di Marketplace

23 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.