Saya sering tersenyum sendiri melihat semakin banyak orang antusias berlibur ke Pulau Madura. Sebagai orang asli Madura, sebenarnya saya senang-senang saja kampung halaman ini kian populer. Hanya saja, kalau boleh jujur, ada sedikit rasa khawatir di dalam hari ini. Â
Bagaimana tidak khawatir, beberapa kali saya bertemu wisatawan yang kecewa telah berlibur ke pulau ini. Mereka mengeluhkan banyak hal mulai dari kepanasan hingga kesasar. Saya khawatir pengalaman itu memengaruhi citra pulau Madura ke depan. Padahal, tidak semua kekecewaan itu sebenarnya berasal dari fasilitas wisata Madura yang memang belum sempurna. Beberapa disebabkan wisatawan yang kurang riset dan persiapan.Â
#1 Jangan anggap enteng panasnya Madura
Panasnya Madura tidak bisa diganggu gugat. Mau diakali bagaimanapun, Pulau Garam ini akan tetap panas. Saking panasnya, warga lokal ogah ke luar rumah antara jam 11 siang hingga 3 sore, apalagi pas bulan Juli-Agustus. Itu waktu di mana kamu cuma butuh 3 langkah buat keringetan seperti habis lari ribuan kilometer.
Itu mengapa kalian sebaiknya persiapkan diri baik-baik untuk menghadapi panasnya Madura. Misal, mengoleskan sunblock, memakai topi lebar, kacamata, dan mengenakan pakaian yang menyerap keringat. Jangan lupa untuk selalu sedia air putih, kalau perlu air minum isotonik. Â
Dan, kalau bisa, hindari jalan-jalan di siang bolong. Mending saat-saat itu digunakan untuk berteduh di warung atau tidur siang bentar di penginapan. Jalan-jalan di Madura sebaiknya dilakukan di pagi atau sore hari ketika panas matahari agak kalem.Â
#2 Jangan mudah tersinggung
Bagi orang luar Madura bahasa dan logat orang Pulau Garam mungkin terdengar kasar. Bagi yang belum terbiasa, orang Madura seperti terlihat selalu marah-marah saat ngobrol. Padahal aslinya tidak seperti itu.Â
Saya kasih tahu ya, orang Madura itu banyak yang ramah. Apalagi kalau kalian berhasil mengambil hati mereka. Gampang kok agar disukai orang Madura, tunjukkan secara tulus kalau kalian menghargai mereka, bisa dengan menjaga sopan santun, memberi salam, hingga menyapa dengan hangat.Â
Selain itu, hormati juga tradisi lokal dengan tidak sembarangan melakukan sesuatu. Apalagi saat acara adat dan tempat sakral semacam rokat tase’ (ritual laut), manten sapi, atau posisi selametan kampung
#3 Pertimbangkan soal waktu plesir
Kalian berniat bermain di pantai-pantai Madura yang indah itu? Saran saya jangan datang saat musim hujan, pasti kecewa. Pertama, akses ke pantai akan sulit, apalagi pantai-pantai yang perlu naik kapal dahulu. Selain itu, jalanan yang belum apik bisa jadi becek dan berbatu. Benar-benar berbahaya. Kedua, keindahan pantai tidak akan keluar saat musim hujan karena airnya yang keruh. Ketiga, hujan di Madura biasanya disertai dengan angin kencang yang membahayakan.Â
Saat yang tepat untuk mengunjungi pantai-pantai di Pulau Garam adalah Mei hingga awal Juli. Di rentang waktu itu memang panas, tapi belum terlalu ganas. Angin juga masih suka mampir dikit-dikit.Â
Kondisi seperti ini cocok buat kalian yang ingin bermain ke pantai dan kegiatan aktivitas luar ruangan lain. Beberapa tempat wisata yang bisa kalian kunjungi seperti Slopeng, Camplong, sampai Gili Labak. Selain cuaca yang mendukung, lalu lintas bulan Mei hingga Juli juga relatif lengang karena anak sekolah belum memasuki musim liburan.Â
Di atas beberapa hal yang patut dipertimbangkan dan dipersiapkan sebelum berwisata ke Madura. Jangan sampai kalian sampai ke lokasi dan kecewa karena persiapan yang kurang matang.Â
Penulis: Khairil Anam
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 5 Camilan yang Membuat Warung Madura Lebih Unggul daripada Indomaret dan Alfamart
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















