Sudah menjadi rahasia umum kalau tingkat kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) itu tinggi. Baik portal berita online, unggahan media massa, hingga pewara di radio sering mengumumkan laporan kehilangan.
Pada September 2024 lalu, tercatat 136 motor hilang. Kecamatan Gubeng menduduki peringkat pertama sebagai area rawan curanmor, diikuti Wonocolo dan Tambaksari.
Di Surabaya, Honda Beat menjadi tipe sepeda motor yang paling banyak diminati maling. Memang sebenar-benarnya “motor sejuta umat”. Umat maling saja suka sama Honda Beat.
Setelah menjadi pendatang di Surabaya selama 3 tahun, saya menyadari bahwa modus curanmor ini sangat beragam. Beberapa pekan terakhir, saya kembali bersua dengan metode curanmor lain yang berhasil bikin saya geleng-geleng kepala.
Daftar Isi
Menyamar sebagai teman anak kosan
Awalnya, saya cukup terkejut dan ada sedikit rasa tidak terima, ketika salah satu kandidat kos saya di Surabaya, memiliki aturan yang menyebalkan. Katanya, di kosan ini nggak boleh bawa teman. Sudah begitu, di sana ada CCTV yang setia mengawasi.
jelas saya terheran-heran. Aturan nggak masuk akal. Setelah ngobrol agak panjang dengan ibu kos, saya jadi paham penyebabnya.
Pasalnya, salah satu anak kos kehilangan sepeda motor dengan modus yang membuat ibu kos merasa kecolongan. Wanita muda, terlihat masih belia, mengaku sebagai kawan dari salah seorang penghuni kos. Dia menyampaikan bahwa dimintai tolong temannya untuk mengambil motor ke kampus.
Tentu saja ibu kos mengiyakan. Nyatanya, izin tersebut menjadi malapetaka karena beberapa jam kemudian, sang pemilik motor pulang. Dia bilang kalau nggak meminta tolong teman untuk mengambil motor di kosan. Modus seperti ini lumayan sering terjadi di Surabaya.
Mencuri kesempatan ketika Surabaya diguyur hujan
Yang satu ini masih begitu hangat. Pekan ini, di kantor tempat saya praktik kerja, sepeda motor milik salah seorang siswa magang raib.
Di tengah guyuran hujan pukul 4 sore, diperkirakan maling motor melancarkan aksinya. Sebab, seorang pegawai keluar pukul 3 sore dan melihat bahwa motor tersebut masih terparkir rapi.
Lebih lagi, kejadian ini terungkap ketika CCTV memang sedang tidak merekam kejadian nahas tersebut. Hanya ada rekaman live view yang dapat ditonton. Janggal, memang.
Bisa-bisanya sepeda motor itu raib dari peredaran ketika semua pintu lantai bawah kantor ini berbentuk kaca. Siswa magang tersebut baru menyadari bahwa motornya hilang satu jam setelahnya.
Maling motor di parkiran universitas
Ini lumayan sering terjadi di Surabaya. Parkiran kampus menjadi salah satu ladang paling subur bagi pelaku curanmor. Namun, tetap saja, saya kadang heran. Kok maling itu berani sekali.
Di parkiran kampus itu banyak mahasiswa beraktivitas, keadaan jadi ramai. Namun, mereka bisa dengan mudah menggasak motor di sana.
Kendati cukup menyebalkan ketika menjadi antrean super panjang, pengecekan STNK di parkiran kampus bisa menjadi pencegahan curanmor. Mahasiswa cuma kudu sabar aja. Tapi ya nggak masalah sebetulnya. Ketimbang motornya jadi korban curanmor, kan.
Nah, melihat fenomena ini, saya merasa Pemerintah Surabaya seharusnya lebih aktif. Memang, harus ada kolaborasi antara pemerintah dan warga. Namun, akan jauh lebih efektif kalau pemerintah juga ikut mengawali. Ingat, ini statusnya sudah “darurat curanmor”. Entar menyesal, lho.
Penulis: Chusnul Awalia Rahmah
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA 15 Alasan yang Menegaskan Bahwa Surabaya Bukan Lagi Tempat Tinggal Terbaik Bagimu
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.