Di suatu pesisir selatan Jawa Timur, terdapat dua wilayah yang bertetangga dan bisa dibilang sebagai saudara se-karesidenan, yaitu Trenggalek dan Tulungagung. Selain namanya yang sama-sama berawalan huruf T, keduanya sama-sama memiliki daerah pesisir yang menjadi pariwisata unggulan hingga kuliner jajanan yang lezat.
Sebagai seorang warga yang lahir di perbatasan Trenggalek, saya justru tumbuh besar di wilayah Tulungagung. Hal ini menyebabkan adanya kesan yang berbeda terhadap dua kabupaten tersebut, setidaknya dalam pengalaman hidup saya. Bisa dibilang, kedua kabupaten tersebut memiliki nasib yang cukup berbeda, tetapi saling melengkapi. Sebagai catatan, penilaian ini mungkin juga dipengaruhi oleh jarak yang lebih dekat ke pusat kota Tulungagung daripada ke Trenggalek, meskipun rumah saya masih masuk ke wilayah Trenggalek.
Daftar Isi
Kondisi jalanan di Trenggalek dan Tulungagung
Baik Trenggalek maupun Tulungagung sama-sama memiliki ciri-ciri kabupaten yang nanggung dari segi kondisi jalan. Kondisi jalan mulus di pusat pemerintahan dan lebih rusak di pinggiran kabupaten, apalagi di daerah pesisir dan terpencil. Untuk mencapai daerah pesisir di kedua kabupaten tersebut dari pusat kota, jalanan yang dilalui akan cukup menanjak dan menukik.
Akan tetapi kondisi jalan di pinggiran Kabupaten Tulungagung lebih mudah dilalui, terutama di perbatasan yang berbatasan langsung dengan kecamatan lokasi tempat tinggal saya di Trenggalek. Itulah sebabnya masyarakat di Trenggalek (terutama di wilayah kecamatan tersebut) lebih senang berpergian ke kabupaten di sebelahnya.
Fasilitas hiburan dan kesehatan
Pada masanya, Tulungagung lebih maju dalam fasilitas hiburan dengan adanya bioskop. Di sisi lain, Trenggalek belum memiliki bioskop. Itulah sebabnya pengalaman pertama kali bagi saya untuk menonton film justru berada di Tulungagung, yaitu di Golden Theater. Meskipun demikian, bioskop di sana bukan seperti di kota-kota besar, melainkan dikelola dalam satu kawasan dengan pusat perbelanjaan lokal.
Saat ini, Trenggalek juga sudah memiliki bioskop, tetapi kesan pertama saya menonton film, bahkan orang tua saya, tetap berada di Tulungagung. Selain itu, beberapa pusat perbelanjaan besar di Tulungagung lebih terkenal, misalnya Apollo.
Kabupaten ini juga memiliki beberapa fasilitas kesehatan seperti rumah sakit swasta yang menjadi tujuan berobat pertama, bahkan bagi masyarakat Trenggalek. Beberapa rumah sakit seperti klinik Romo Wijoyo hingga RS Muhammadiyah sering menjadi acuan bagi masyarakat di kedua kabupaten tersebut untuk berobat.
Akses transportasi umum
Jika berminat untuk mengunjungi kedua kabupaten tersebut, Anda dapat menggunakan transportasi umum yang berbeda, seperti kereta api dan bus AKAP. Untuk moda transportasi bus, terdapat variasi jenis bus yang cukup beragam, misalnya PO Harapan Jaya yang terkenal sampai bus Bagong yang mampu memacu adrenalin penumpangnya. Di Tulungagung, Anda dapat turun di Terminal Gayatri, sementara di Trenggalek Anda dapat turun di Terminal Surodakan. Selain sama-sama bertipe terminal A, keduanya juga sama-sama terletak di daerah pusat kabupaten masing-masing.
Selain bus, akses ke Tulungagung dirasa lebih mudah karena dilintasi oleh jalur kereta api hingga memiliki dua stasiun, yaitu Stasiun Tulungagung di pusat kota dan Stasiun Ngunut di Kecamatan Ngunut. Tidak seperti tetangganya, Trenggalek tidak memiliki jalur kereta api. Itulah sebabnya masyarakat Trenggalek perlu pergi ke Tulungagung untuk berpergian dengan menggunakan moda kereta api.
Sewaktu bersekolah di di salah satu SMA di Tulungagung, saya sempat diejek karena berasal dari kabupaten yang tidak memiliki stasiun kereta api. Namun, hal tersebut tentu tidak menyurutkan niat saya untuk sekolah. Toh, tetap saja saya ke sekolah naik motor Supra butut kesayangan.
Dengan berbagai perbedaan dan persamaan di atas, kedua kabupaten tersebut justru saling melengkapi. Trenggalek dengan ketenangannya, sementara Tulungagung dengan kemajuannya. Trenggalek dengan alen-alen dan turonggo yaksonya, sementara Tulungagung dengan kerupuk rambak dan jaranan sentherewenya.
Jika sempat, silakan mampir ke kedua kabupaten tersebut. Barangkali, kesan yang diterima setelah berkunjung justru akan berbeda.
Penulis: Ahmad Sulton Ghozali
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Hal yang Sering Disalahpahami dari Kabupaten Trenggalek.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.